Jika anda sering mendengkur dan merasakan kantuk di siang hari, anda mungkin mengalami kondisi yang disebut dengan gangguan mendengkur atau “apnea tidur”. Walaupun ini mungkin juga efek samping dari suatu penyakit asma dan diabetes, apnea tidur seringkali tidak terdiagnosa sebagai “suatu epidemik tersembunyi”.
Apa Sebenarnya Gangguan Mendengkur atau Apnea Tidur (OSA/Obstructive Sleep Apnea)?
Umumnya, otot-otot yang mengendalikan lidah dan jaringan lunak langit-langit mulut akan menjaga saluran napas tetap terbuka selama tidur. Jika otot-otot itu terlalu rileks, saluran pernapasan jadi menyempit dan ini mengakibatkan orang tidur mendengkur. Jika saluran pernapasan tersebut semakin menyempit, akan mengakibatkan kesulitan dalam bernapas. Kadang-kadang, saluran pernapasan jadi tertutup sama sekali sehingga orang tersebut menjadi berhenti bernafas atau mengalami apa yang disebut dengan “gangguan apnea tidur”. Ini dapat berlangsung selama sepuluh detik atau lebih. Hal ini dapat terjadi berulang-ulang kali bahkan bisa ratusan kali selama tidur.
Jika sering mengalami apnea tidur, maka kita akan berusaha untuk dapat bernapas, menjadikan otak dan jantung bekerja lebih keras. Jika dari malam ke malam tidur terganggu seperti ini, maka tubuh akan mengalami semacam kelelahan yang mempengaruhi kualitas hidup, pekerjaan dan juga hubungan pertemanan. Pasangan kita mungkin juga sering memperhatikan saat tidur dan melihat gejala-gejala apnea tidur pada diri kita, dimana tidur mendengkur kemudian sempat diam sesaat, lalu mungkin mendengkur kembali dengan suara dengkur yang sangat keras dan diikuti tarikan napas panjang dan dalam, dan menarik napas kembali.
Bagaimana Mengenali Gangguan Mendengkur atau Apneu Tidur (OSA / Obstructive Sleep Apnea)?
Gejala-gejala yang dapat dikenali untuk gangguan mendengkur atau Apnea tidur (OSA / Obstructive Sleep Apnea) ini sebagai berikut:
- Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari – Kebanyakan orang yang mengidap gangguan mendengkur atau apnea tidur merasa sangat lelah pada siang hari. Mereka bahkan dapat tertidur ketika sedang bekerja, berkendara, sedang berdiskusi, sedang membaca atau menonton TV.
- Dengkuran yang keras – Kebanyakan orang yang mengidap gangguan mendengkur atau apnea tidur mendengkur dengan keras. Sering sekali diselingi dengan tarikan napas panjang yang spontan dan cepat.
- Mudah tersinggung – diakibatkan kurang tidur dan stres untuk menjalani hidup normal, penderita gangguan mendengkur atau apnea tidur seringkali menjadi mudah tersinggung. Konsekuensi yang lebih serius berkaitan dengan OSA termasuk depresi, tekanan darah tinggi, gangguan jantung yang serius, masalah seksual, kehilangan daya ingat, kemerosotan intelektual dan sakit kepala di pagi hari.
Siapa Saja yang Beresiko Mengidap Gangguan Mendengkur atau Apnea Tidur?
Penderita gangguan mendengkur atau apnea tidur mencapai 10% populasi orang dewasa. Dapat juga ditemukan pada berbagai usia mulai dari bayi yang baru lahir sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita.
Resiko Serius Bagi Kesehatan Anda?
Riset terakhir menunjukkan bahwa gangguan mendengkur dan apnea tidur berkaitan erat dengan penyakit-penyakit serius. Perawatan yang diabaikan bisa menimbulkan resiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, diabetes dan depresi.
- Lebih dari 35% orang-orang yang mengalami gangguan mendengkur atau apnea tidur menderita tekanan darah tinggi, yang meningkatkan resiko penyakit jantung. (1)
- Secara signifikan, 83% pasien menderita tekanan darah tinggi berkelanjutan meskipun mereka meminum tiga jenis atau lebih obat-obatan, juga mengidap gangguan mendengkur atau apnea tidur (2)
- Hampir 70% orang-orang yang pernah terkena stroke, menderita gangguan mendengkur atau apnea tidur (3)
- Seseorang yang menderita gangguan mendengkur atau apnea tidur memiliki rasio kecelakaan berkendaraan tujuh kali lebih tinggi (4) dibandingkan yang tidak memiliki gangguan tersebut.
- OSA atau apnea tidur berhubungan dengan hampir lima kali lipat peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler terlepas dari tingkat usia, indeks masa tubuh, tekanan darah sistolik & diastolik, dan kebiasaan merokok pada saat ini. (5)
Dapatkah Kondisi Ini Diobati?
Terapi yang paling umum untuk pengobatan gangguan mendengkur atau apnea tidur adalah penggunaan nasal Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), dimana terapi ini tidak membutuhkan pemberian obat atau pembedahan. Alat CPAP mengalirkan udara dalam tekanan tertentu melalui sebuah masker hidung yang ukurannya dapat disesuaikan sehingga menjamin kenyamanan terapi. Tekanan udara yang dialirkan seperti “balutan udara” yang berfungsi untuk menjaga saluran udara tetap terbuka dan mencegah penyumbatan jalan napas.
Jika Anda atau keluarga Anda merasakan salah satu gejala gangguan mendengkur atau apnea tidur ini, mintalah dokter Anda untuk merujuk atau mereferensikan Anda ke klinik pemeriksaan tidur atau rumah sakit yang mempunyai fasilitas untuk memastikan apakah Anda mengidap gangguan mendengkur atau apnea tidur tersebut.
Rujukan
- Worsnop dkk.Am J Respir Crit Care Med.1998
- Logan dkk.J Hypertension.2001
- Bassetti dkk.Sleep.1999
- Young T,Blustein J,dkk.Sleep.1997
- Peker dkk.Am J Respir Crit Care Med 2000
Tentang dr. Dyta Harlita
dr. Dyta Harlita merupakan dokter umum kelahiran Bandung yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro tahun 2005 & saat ini bermukim di Denpasar, Bali serta mengelola sebuah klinik swasta di sana.
No comments:
Post a Comment