Yth Bpk/Ibu Dokter
Anak kami, perempuan 4.5 tahun, sejak lahir sudah mempunyai ciri berkeringat
cukup banyak apabila beraktifitas namun yang cukup banyak muncul di telapak
kaki dan tangan.
Dahulu waktu masih kecil pernah saya periksakan ke dokter namun jawabannya
adalah "tidak apa-apa dan tidak ada masalah".
Setelah dia semakin besar, saya melihat ciri khusus kalau dia dalam keadaan
stress seperti : menunggu di periksa dokter, maju ke depan kelas, maju di
depan publik, tajut akan sesuatu, ditakut takuti maka keringat yang keluar
dari tangan dan kakinya sangat banyak sekali.
Mohon advise, apa yang mesti saya lakukan.
Terima kasih
Rudy Firmanto
Tuesday, November 29, 2005
Monday, November 28, 2005
benjolan di penis anak
dokter,
saya mau nanya, anak saya 3 th 2 bl, kalo pipis (maaf) di batang pelirnya muncul benjolan sebesar biji merica. Kalo ditanya sih dia bilang tidak sakit.
Tapi saya serem ngeliatnya.
saya pernah bawa ke dokter specialis anak, tp karena kondisinya waktu itu tidak lagi pipis , jadi saya agak kesulitan menjelaskannya Kta dokternya sih kemungkinan itu karena dia belum sunat sehingga ada kalo pipis jadi tersumbat. Dan akan hilang kalo anak uda sunat.
Mohon second opinion dok. Saya khawatir, takutnya itu berbahaya. Terima Kasih.
Mama Kent.
dr Retha <nuretha@gmail.com> wrote:
Dear Pak Rudi,
atrofi testis
Langsung saya coba jawab pertanyaannya yaa...
1) Hidrokel yang dibiarkan, jika ia cukup besar mudah mengalami trauma, selain juga bisa menekan pembuluh darah yang menuju testis dengan akibat terjadi atrofi testis (pengecilan testis).
2) Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga 1 tahun dengan harapan lubang / defek yang ada menutup sendiri, tetapi bila lebih dari 1 th tetap ada / bertambah besar sebaiknya dilakukan koreksi. Jadi bila dilihat dari segi usia saja, maka sebaiknya koreksi tersebut sebaiknya dilakukan.
3) Selain operasi, ada yang disebut dengan aspirasi (penyedotan cairan), tetapi aspirasi cairan testis ini tidak dianjurkan karena angka kekambuhannya tinggi dan mudah terjadi infeksi.
4) untuk pertanyaan ini mungkin ada sejawat lain yang bisa membantu?
untuk pertanyaan 5&6) resiko pasca op maupun rekurensi (kekambuhan/munculnya benjolan kembali) tentu tergantung dari proses op-nya.
Semoga penjelasan ini bisa sedikit membantu...
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: Rudi karyanto
Sent: Tuesday, November 22, 2005 9:07 AM
Subject: [DIKA-OT] Hydrocele
hidrosel
Dear para Dokter
Anak saya berusia 2 thn 4 bulan, dari bayi mengalami pembengkakan pada (maaf) bijinya.saya sudah bawa ke dokter dan ternyata penyakit itu bernama hydrocele.awalnya saya pikir itu hernia tetapi bukan. Dan dokter bilang ini
harus dioperasi walaupun bisa kapan saja. Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. apakah akibat yang ada nantinya jika tidak dioperasi?
2. sampai umur berapakah batas aman untuk dioperasi ?
3. selain operasi adakah cara lain ?
4. apabila harus dioperasi, dimanakah rumah sakit dan doktyer bedah yg bagus
track recordnya untuk melakukan operasi ?
5.sebesar apakah resiko yang dihadapi si anak pasca operasi baik dalam
jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang nantinya ?
6.setelah operasi apakah akan timbul lagi pembengkakan pada bijinya itu ?
Saya mohon pencerahannya, dan sebelumnya terima kasih banyak.
regards
Rudi
saya mau nanya, anak saya 3 th 2 bl, kalo pipis (maaf) di batang pelirnya muncul benjolan sebesar biji merica. Kalo ditanya sih dia bilang tidak sakit.
Tapi saya serem ngeliatnya.
saya pernah bawa ke dokter specialis anak, tp karena kondisinya waktu itu tidak lagi pipis , jadi saya agak kesulitan menjelaskannya Kta dokternya sih kemungkinan itu karena dia belum sunat sehingga ada kalo pipis jadi tersumbat. Dan akan hilang kalo anak uda sunat.
Mohon second opinion dok. Saya khawatir, takutnya itu berbahaya. Terima Kasih.
Mama Kent.
dr Retha <nuretha@gmail.com> wrote:
Dear Pak Rudi,
atrofi testis
Langsung saya coba jawab pertanyaannya yaa...
1) Hidrokel yang dibiarkan, jika ia cukup besar mudah mengalami trauma, selain juga bisa menekan pembuluh darah yang menuju testis dengan akibat terjadi atrofi testis (pengecilan testis).
2) Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga 1 tahun dengan harapan lubang / defek yang ada menutup sendiri, tetapi bila lebih dari 1 th tetap ada / bertambah besar sebaiknya dilakukan koreksi. Jadi bila dilihat dari segi usia saja, maka sebaiknya koreksi tersebut sebaiknya dilakukan.
3) Selain operasi, ada yang disebut dengan aspirasi (penyedotan cairan), tetapi aspirasi cairan testis ini tidak dianjurkan karena angka kekambuhannya tinggi dan mudah terjadi infeksi.
4) untuk pertanyaan ini mungkin ada sejawat lain yang bisa membantu?
untuk pertanyaan 5&6) resiko pasca op maupun rekurensi (kekambuhan/munculnya benjolan kembali) tentu tergantung dari proses op-nya.
Semoga penjelasan ini bisa sedikit membantu...
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: Rudi karyanto
Sent: Tuesday, November 22, 2005 9:07 AM
Subject: [DIKA-OT] Hydrocele
hidrosel
Dear para Dokter
Anak saya berusia 2 thn 4 bulan, dari bayi mengalami pembengkakan pada (maaf) bijinya.saya sudah bawa ke dokter dan ternyata penyakit itu bernama hydrocele.awalnya saya pikir itu hernia tetapi bukan. Dan dokter bilang ini
harus dioperasi walaupun bisa kapan saja. Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. apakah akibat yang ada nantinya jika tidak dioperasi?
2. sampai umur berapakah batas aman untuk dioperasi ?
3. selain operasi adakah cara lain ?
4. apabila harus dioperasi, dimanakah rumah sakit dan doktyer bedah yg bagus
track recordnya untuk melakukan operasi ?
5.sebesar apakah resiko yang dihadapi si anak pasca operasi baik dalam
jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang nantinya ?
6.setelah operasi apakah akan timbul lagi pembengkakan pada bijinya itu ?
Saya mohon pencerahannya, dan sebelumnya terima kasih banyak.
regards
Rudi
UMUR BERJALAN ANAK & MULAI BICARA
Ibu Fitri, sekedar sharing...
Anak saya dulu juga baru bisa jalan pada waktu umur 16 bulan lebih. Tetapi
kemampuan bicaranya memang muncul lebih dulu. Di usia elum genap 1 tahun
dia sudah bisa diajak komunikasi 2 arah dengan lancar dan sudah tidak
cadel. (sekarang anak saya sudah 3 tahun lebih). Jadi anggapan bahwa di usa
satu tahun anak seharusnya sudah bisa berjalan tidak bisa dijadikan
patokan. Yang saya tahu, perkembangan motorik kasar (berjalan, dsb) dan
halus (berbicara, menulis, menyanyi) lebih sering tidak bersamaan (CMIIW).
Yang pasti, --betul kata dokter Irawan-- jangan berhenti menstimulasi anak...
Sukses ya Bu...
Ayah Lintang
At 07:30 AM 11/24/2005, you wrote:
>selamat pagi all of u,
>
>dokter,anak saya umur 1 thn 1 bln belum bisa jalan,itu kenapa ya?
>padahal mbaknya anak saya tiap pagi suka di bawa ke rumput,walaupun
>intens nya ga sering,tp ada lah...dan kalo di rumah juga dia suka
>sekali ngerambat ke tembok,kursi,meja,dll tapi yg saya bingung dia
>belon bisa jalan,atau dia tidak berani? kalopun di tatah,mau..tp harus
>dua tangan...satu tangan tidak mau....itu knapa?
>
>yg kedua,anak saya baru bisa ngomong yah,apa,dah..tp utk bahasa yg
>lain blom,itu kenapa,atau emang butuh tahap? soalnya temen saya
>anaknya dah 1 thn dah bisa panggil ayah ibunya..padahal anak saya
>sering sekali di latih utk bicara...maaf utk anda ketahui kami sebagai
>orang tua bekerja...jadi waktu utk anak kami hanya malam saja...dan
>dia biasa di titipin ma kakek neneknya dan mbak nya,tapi mereka sering
>sekali ajak maen dan ngobrol...atau tipe anak saya pendiam?
>
>terima kasih banyak sebelum dan sesudahnya.
>tolong bantuan dari dokter dan teman2...saya butuh pencerahan dan
>solusinya...
Saturday, November 26, 2005
Hydrocele
Dear Pak Rudi,
Langsung saya coba jawab pertanyaannya yaa...
1) Hidrokel yang dibiarkan, jika ia cukup besar mudah mengalami trauma, selain juga bisa menekan pembuluh darah yang menuju testis dengan akibat terjadi atrofi testis (pengecilan testis).
2) Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga 1 tahun dengan harapan lubang / defek yang ada menutup sendiri, tetapi bila lebih dari 1 th tetap ada / bertambah besar sebaiknya dilakukan koreksi. Jadi bila dilihat dari segi usia saja, maka sebaiknya koreksi tersebut sebaiknya dilakukan.
3) Selain operasi, ada yang disebut dengan aspirasi (penyedotan cairan), tetapi aspirasi cairan testis ini tidak dianjurkan karena angka kekambuhannya tinggi dan mudah terjadi infeksi.
4) untuk pertanyaan ini mungkin ada sejawat lain yang bisa membantu?
untuk pertanyaan 5&6) resiko pasca op maupun rekurensi (kekambuhan/munculnya benjolan kembali) tentu tergantung dari proses op-nya.
Semoga penjelasan ini bisa sedikit membantu...
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: Rudi karyanto
To: dika-ot@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 22, 2005 9:07 AM
Subject: [DIKA-OT] Hydrocele
Dear para Dokter
Anak saya berusia 2 thn 4 bulan, dari bayi mengalami pembengkakan pada
(maaf) bijinya.saya sudah bawa ke dokter dan ternyata penyakit itu bernama
hydrocele.awalnya saya pikir itu hernia tetapi bukan. Dan dokter bilang ini
harus dioperasi walaupun bisa kapan saja. Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. apakah akibat yang ada nantinya jika tidak dioperasi?
2. sampai umur berapakah batas aman untuk dioperasi ?
3. selain operasi adakah cara lain ?
4. apabila harus dioperasi, dimanakah rumah sakit dan doktyer bedah yg bagus
track recordnya untuk melakukan operasi ?
5.sebesar apakah resiko yang dihadapi si anak pasca operasi baik dalam
jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang nantinya ?
6.setelah operasi apakah akan timbul lagi pembengkakan pada bijinya itu ?
Saya mohon pencerahannya, dan sebelumnya terima kasih banyak.
regards
Rudi
Langsung saya coba jawab pertanyaannya yaa...
1) Hidrokel yang dibiarkan, jika ia cukup besar mudah mengalami trauma, selain juga bisa menekan pembuluh darah yang menuju testis dengan akibat terjadi atrofi testis (pengecilan testis).
2) Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga 1 tahun dengan harapan lubang / defek yang ada menutup sendiri, tetapi bila lebih dari 1 th tetap ada / bertambah besar sebaiknya dilakukan koreksi. Jadi bila dilihat dari segi usia saja, maka sebaiknya koreksi tersebut sebaiknya dilakukan.
3) Selain operasi, ada yang disebut dengan aspirasi (penyedotan cairan), tetapi aspirasi cairan testis ini tidak dianjurkan karena angka kekambuhannya tinggi dan mudah terjadi infeksi.
4) untuk pertanyaan ini mungkin ada sejawat lain yang bisa membantu?
untuk pertanyaan 5&6) resiko pasca op maupun rekurensi (kekambuhan/munculnya benjolan kembali) tentu tergantung dari proses op-nya.
Semoga penjelasan ini bisa sedikit membantu...
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: Rudi karyanto
To: dika-ot@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 22, 2005 9:07 AM
Subject: [DIKA-OT] Hydrocele
Dear para Dokter
Anak saya berusia 2 thn 4 bulan, dari bayi mengalami pembengkakan pada
(maaf) bijinya.saya sudah bawa ke dokter dan ternyata penyakit itu bernama
hydrocele.awalnya saya pikir itu hernia tetapi bukan. Dan dokter bilang ini
harus dioperasi walaupun bisa kapan saja. Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. apakah akibat yang ada nantinya jika tidak dioperasi?
2. sampai umur berapakah batas aman untuk dioperasi ?
3. selain operasi adakah cara lain ?
4. apabila harus dioperasi, dimanakah rumah sakit dan doktyer bedah yg bagus
track recordnya untuk melakukan operasi ?
5.sebesar apakah resiko yang dihadapi si anak pasca operasi baik dalam
jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang nantinya ?
6.setelah operasi apakah akan timbul lagi pembengkakan pada bijinya itu ?
Saya mohon pencerahannya, dan sebelumnya terima kasih banyak.
regards
Rudi
UMUR BERJALAN ANAK & MULAI BICARA
> Yth Ibu di rumah,
Seorang anak dikatakan terlambat berjalan apabila sampai usia 18 belum
dapat berjalan. Jadi anak anda masih dalam batas normal. Bagaimana
perkembangan sebelumnya apakah normal, sudah dapat berdiri sendiri. Coba
perhatikan posisi kaki anak anda, apakah terlihat datar ke 2nya, bila
demikian tanyakan ke dokter anak anda apakah kaki anak anda tidak telapak
kaki datar (flat foot). Stimulasi yang anda berikan sudah benar, teruskan,
Hindari pemakaian baby walker. Mengenai bicara bila anak anda dipanggil
langsung menengok, rasanya anda tidak perlu khawatir, rangsang terus
dengan bicara dengannya. Jangan biarkan anak anda nonton TV tanpa
ditemani. karena akan menyebabkan anak dipanggil tidak langsung menoleh.
Semoga bermanfaat, jangan berhenti menstimulasi anak
Dr Irawan Mangunatmadja, -
Divisi Neurologi - Dept IKA-FKUI/RSCM
selamat pagi all of u,
>
> dokter,anak saya umur 1 thn 1 bln belum bisa jalan,itu kenapa ya?
> padahal mbaknya anak saya tiap pagi suka di bawa ke rumput,walaupun
> intens nya ga sering,tp ada lah...dan kalo di rumah juga dia suka
> sekali ngerambat ke tembok,kursi,meja,dll tapi yg saya bingung dia
> belon bisa jalan,atau dia tidak berani? kalopun di tatah,mau..tp harus
> dua tangan...satu tangan tidak mau....itu knapa?
>
> yg kedua,anak saya baru bisa ngomong yah,apa,dah..tp utk bahasa yg
> lain blom,itu kenapa,atau emang butuh tahap? soalnya temen saya
> anaknya dah 1 thn dah bisa panggil ayah ibunya..padahal anak saya
> sering sekali di latih utk bicara...maaf utk anda ketahui kami sebagai
> orang tua bekerja...jadi waktu utk anak kami hanya malam saja...dan
> dia biasa di titipin ma kakek neneknya dan mbak nya,tapi mereka sering
> sekali ajak maen dan ngobrol...atau tipe anak saya pendiam?
>
> terima kasih banyak sebelum dan sesudahnya.
> tolong bantuan dari dokter dan teman2...saya butuh pencerahan dan
> solusinya...
>
>
> wasalam
Seorang anak dikatakan terlambat berjalan apabila sampai usia 18 belum
dapat berjalan. Jadi anak anda masih dalam batas normal. Bagaimana
perkembangan sebelumnya apakah normal, sudah dapat berdiri sendiri. Coba
perhatikan posisi kaki anak anda, apakah terlihat datar ke 2nya, bila
demikian tanyakan ke dokter anak anda apakah kaki anak anda tidak telapak
kaki datar (flat foot). Stimulasi yang anda berikan sudah benar, teruskan,
Hindari pemakaian baby walker. Mengenai bicara bila anak anda dipanggil
langsung menengok, rasanya anda tidak perlu khawatir, rangsang terus
dengan bicara dengannya. Jangan biarkan anak anda nonton TV tanpa
ditemani. karena akan menyebabkan anak dipanggil tidak langsung menoleh.
Semoga bermanfaat, jangan berhenti menstimulasi anak
Dr Irawan Mangunatmadja, -
Divisi Neurologi - Dept IKA-FKUI/RSCM
selamat pagi all of u,
>
> dokter,anak saya umur 1 thn 1 bln belum bisa jalan,itu kenapa ya?
> padahal mbaknya anak saya tiap pagi suka di bawa ke rumput,walaupun
> intens nya ga sering,tp ada lah...dan kalo di rumah juga dia suka
> sekali ngerambat ke tembok,kursi,meja,dll tapi yg saya bingung dia
> belon bisa jalan,atau dia tidak berani? kalopun di tatah,mau..tp harus
> dua tangan...satu tangan tidak mau....itu knapa?
>
> yg kedua,anak saya baru bisa ngomong yah,apa,dah..tp utk bahasa yg
> lain blom,itu kenapa,atau emang butuh tahap? soalnya temen saya
> anaknya dah 1 thn dah bisa panggil ayah ibunya..padahal anak saya
> sering sekali di latih utk bicara...maaf utk anda ketahui kami sebagai
> orang tua bekerja...jadi waktu utk anak kami hanya malam saja...dan
> dia biasa di titipin ma kakek neneknya dan mbak nya,tapi mereka sering
> sekali ajak maen dan ngobrol...atau tipe anak saya pendiam?
>
> terima kasih banyak sebelum dan sesudahnya.
> tolong bantuan dari dokter dan teman2...saya butuh pencerahan dan
> solusinya...
>
>
> wasalam
Susah konsentrasi dan belum bisa bicara,apakah normal ?
Yth Papanya Jojo,
Maaf berdasarkan cerita anda, pendapat saya sedikit berbeda dengan Team
Di RS Sanglah. Menurut saya anak anda masih termasuk spektrum anak autisme
yang tidak dapat diklasifikasi (PDDNOS), walaupun kadarnya lebih ringan.
Autisme mempunyai gejala: terlambat bicara, kontak sosial terganggu
(dipanggil orangtua tidak menengok langsung, jarang bermain dengan anak
seusianya) dan adanya perilaku aneh yang sering diulang-ulang (putar-putar
roda, cium-cium benda, loncat-loncat sendiri, memukul kepala). Tampaknya
anak anda mempunyai 2 tipe gejala di atas, tanpa gejala perilaku yang
diulang-ulang. Terapi yang perlu di berikan adalah Terapi Sensori
Integrasi berupa terapi bermain, terapi bicara belum dapat diberikan bila
konsentrasi anak dan kontak sosialnya sangat terganggu. Obat-obatan
biasanya diberikan bila anak sering menyakiti dirinya, memukul orang,
merusak barang, atau kontak sosialnya buruk sekali dan anak terlalu
hiperaktif.
Semoga bermanfaat,
dr Irawan Mangunatmadja, SpA(K)
Divisi Neurologi - Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM
Dear Dokter,
> Anakku Jojo hampir 3 th. Pagi ini kami membawanya ke klinik tumbuh kembang
> anak (RSU Sanglah-Denpasar)untuk di-diagnosa, karena Jojo susah
> konsentrasi dan belum bisa bicara. Hanya bisa mengekor dan mengulang per
> kata saja, belum bisa merangkai 2 kata.
> Kesimpulan team dokter, Jojo sehat, tidak autis, tidak ADHD.
> Jojo hanya memerlukan terapi bicara dan konsentrasi. Jojo juga diberikan
> vitamin otak untuk membantu konsentrasinya (Merzitrophil Syrup 1 X 1/2
> sendok dan Aktoral Syrup 1x1 sendok)
>
> Apakah memang dibutuhkan bantuan obat2an untuk membantu konsentrasinya?
> Adakah efek samping obat2 tersebut?
> Saya takut menimbulkan akan menimbulkan ketergantungan.
> Mohon second opinion-nya, Dok.
>
> Terima kasih sebelumnya,
>
> Papanya Jojo
Maaf berdasarkan cerita anda, pendapat saya sedikit berbeda dengan Team
Di RS Sanglah. Menurut saya anak anda masih termasuk spektrum anak autisme
yang tidak dapat diklasifikasi (PDDNOS), walaupun kadarnya lebih ringan.
Autisme mempunyai gejala: terlambat bicara, kontak sosial terganggu
(dipanggil orangtua tidak menengok langsung, jarang bermain dengan anak
seusianya) dan adanya perilaku aneh yang sering diulang-ulang (putar-putar
roda, cium-cium benda, loncat-loncat sendiri, memukul kepala). Tampaknya
anak anda mempunyai 2 tipe gejala di atas, tanpa gejala perilaku yang
diulang-ulang. Terapi yang perlu di berikan adalah Terapi Sensori
Integrasi berupa terapi bermain, terapi bicara belum dapat diberikan bila
konsentrasi anak dan kontak sosialnya sangat terganggu. Obat-obatan
biasanya diberikan bila anak sering menyakiti dirinya, memukul orang,
merusak barang, atau kontak sosialnya buruk sekali dan anak terlalu
hiperaktif.
Semoga bermanfaat,
dr Irawan Mangunatmadja, SpA(K)
Divisi Neurologi - Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM
Dear Dokter,
> Anakku Jojo hampir 3 th. Pagi ini kami membawanya ke klinik tumbuh kembang
> anak (RSU Sanglah-Denpasar)untuk di-diagnosa, karena Jojo susah
> konsentrasi dan belum bisa bicara. Hanya bisa mengekor dan mengulang per
> kata saja, belum bisa merangkai 2 kata.
> Kesimpulan team dokter, Jojo sehat, tidak autis, tidak ADHD.
> Jojo hanya memerlukan terapi bicara dan konsentrasi. Jojo juga diberikan
> vitamin otak untuk membantu konsentrasinya (Merzitrophil Syrup 1 X 1/2
> sendok dan Aktoral Syrup 1x1 sendok)
>
> Apakah memang dibutuhkan bantuan obat2an untuk membantu konsentrasinya?
> Adakah efek samping obat2 tersebut?
> Saya takut menimbulkan akan menimbulkan ketergantungan.
> Mohon second opinion-nya, Dok.
>
> Terima kasih sebelumnya,
>
> Papanya Jojo
Friday, November 25, 2005
Tanya : Inflamatory Bowel Disease
Ass. wr. wb,
Terima kasih khususnya pada dr. Retha dan mbak Rousalia Hadi atas bantuan informasinya yang berharga.
Wassalam,
ida
----- Original Message -----
From: "dr Retha" <nuretha@gmail.com>
To: dika-ot@yahoogroups.com
Subject: Fw: [DIKA-OT] Tanya : Inflamatory Bowel Disease
Date: Tue, 22 Nov 2005 00:43:12 +0700
>
> Mbak Ida,
>
> Ini nyusul untuk jawaban pertanyaan e)
> Dari penelitian yang ada di website ini :
> http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1151832
> Disebutkan : As Lactobacillus casei DN-114 001 strongly inhibits
> interaction of adherent-invasive E. coli with intestinal epithelial
> cells, this finding suggests that the probiotic strain could be of
> therapeutic value in Crohn's disease.
> Kesimpulannya L. Casei (strain probiotik) bisa dijadikan terapi
> untuk Crohn's disease.
>
>
> salam,
> -drRetha-
>
>
> ----- Original Message -----
> From: dr Retha
> To: dika-ot@yahoogroups.com
> Cc: Piyata piyat ; mahrizal ; Indra Syafri ; putra
> Sent: Monday, November 21, 2005 11:13 PM
> Subject: Re: [DIKA-OT] Tanya : Inflamatory Bowel Disease
>
>
> Mbak Ida,
>
> Terlebih dahulu saya coba cuplikkan dari buku Ilmu Penyakit Dalam
> FKUI jilid 2 (hal 135) + Harrison Principles of internal medicine
> edisi 14 (bab 140) tentang penyakit ini yaa :
>
> CROHN disease
>
> Epidemiologi : Banyak di negeri Barat, di Indo frekuensinya sangat
> kecil. Biasanya pada usia 20 - 60 th
> Penyakit ini mengenai bisa mengenai seluruh bagian dari saluran
> pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, tetapi yang terbanyak
> pada bagian perbatasan usus halus dan usus besar (Ileocaecal).
> Mula** timbul luka** pada dinding** usus yang kemudian memborok
> (ulserasi). Bisa terjadi penebalan dinding usus juga.
> Penyebabnya hingga kini (buku tsb dicetak ulang 1998) belum
> diketahui. Ada faktor autoimun yang berperan. Tetapi mungkin juga
> infeksi virus. Belum jelas apakah ada peranan faktor genetik atau
> tidak. ==> {saya akan coba browse dulu untuk mendapat info
> terbaru... ditunggu yaaa ;-) atau mungkin ada sejawat yang
> bisa nambahi?}
> Gejala klinisnya : Demam, nyeri perut, diare (sering disertai
> darah), lemah, penurunan berat badan, gangguan pertumbuhan pada
> anak**.
> Pada kasus yang berlokasi di ujung usus halus (ileus) seringkali
> gejalanya menyerupai radang usus buntu.
> Komplikasi yang mungkin timbul bisa berupa sumbatan usus ; fistula
> antara usus dengan organ lain di sekitarnya seperti kandung kemih,
> ataupun vagina pada wanita (fistula adalah saluran patologis yang
> terbentuk dan menghubungkan 2 rongga) ; bahkan bisa pula menjadi
> keganasan usus.
>
> Kemudian untuk pertanyaan :
> a) sudah terjawab kan?
> b) gejala klinis seperti diatas, bukan penyakit ganas tetapi dalam
> keadaan kronis bisa menjadi satu keganasan
> c) faktor pemicu masih belum diketahui secara pasti
> d) Dari buku tersebut diatas belum ada angka kasus dari Indo. Yang
> jelas frekuensinya kecil.
> e) terapi penyakit ini lebih bersifat medis konservatif, yaitu
> dengan pengaturan jenis diet dan obat**an seperti kortikosteroid
> maupun antibiotik.
> Tentang hubungan probiotik L.casei dengan penyakit saya belum
> ketahui. Mungkin sejawat yang lain ada yang tau?
> f) .... ??
>
> Mungkin itu dulu, semoga bermanfaat...
>
>
> salam,
> -drRetha-
>
> ----- Original Message -----
> From: ida susanti
> To: dika-ot@yahoogroups.com
> Sent: Friday, November 18, 2005 1:46 PM
> Subject: [DIKA-OT] Tanya : Inflamatory Bowel Disease
>
>
> Dear netters,
>
> Adakah diantara anda (dokter/bapak/ibu/ netter lainnya) yang mengetahui
> informasi mengenai Inflamatory Bowel Disease/Chrone's Disease :
> a) Seperti apakah penyakit itu, apakah semacam penyakit diare atau apa?
> b) Bagaimana gejala klinisnya ? Apa termasuk penyakit ganas ?
> c) Apa faktor pemicunya (apakah bersifat genetis?)?
> d) Berapa tingkat prevalensinya di Indonesia ? Apakah umum
> ditemukan disini? Negara mana saja yang punya prevalesi tinggi?
> e) Apakah sudah ada obatnya ? Apakah betul bakteri asam laktat (probiotik)
> tertentu (L. casei) dapat mengatasi penyakit ini ?
> f) Di Indonesia apakah sudah ada yang melakukan riset di bidang ini?
>
> Saya memerlukan info di atas. Saya sudah search di internet tapi
> sampai saat ini belum mendapat jawaban yang memuaskan. Demikian
> pertanyaan saya, mohon masukannya. Terima kasih sebelumnya.
>
> wassalam,
> ida
Tuesday, November 22, 2005
Tanya : Inflamatory Bowel Disease
Mbak Ida,
Ini nyusul untuk jawaban pertanyaan e)
Dari penelitian yang ada di website ini : http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1151832
Disebutkan : As Lactobacillus casei DN-114 001 strongly inhibits interaction of adherent-invasive E. coli with intestinal epithelial cells, this finding suggests that the probiotic strain could be of therapeutic value in Crohn's disease.
Kesimpulannya L. Casei (strain probiotik) bisa dijadikan terapi untuk Crohn's disease.
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: dr Retha
To: dika-ot@yahoogroups.com
Cc: Piyata piyat ; mahrizal ; Indra Syafri ; putra
Sent: Monday, November 21, 2005 11:13 PM
Subject: Re: [DIKA-OT] Tanya : Inflamatory Bowel Disease
Mbak Ida,
Terlebih dahulu saya coba cuplikkan dari buku Ilmu Penyakit Dalam FKUI jilid 2 (hal 135) + Harrison Principles of internal medicine edisi 14 (bab 140) tentang penyakit ini yaa :
CROHN disease
Epidemiologi : Banyak di negeri Barat, di Indo frekuensinya sangat kecil. Biasanya pada usia 20 - 60 th
Penyakit ini mengenai bisa mengenai seluruh bagian dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, tetapi yang terbanyak pada bagian perbatasan usus halus dan usus besar (Ileocaecal). Mula** timbul luka** pada dinding** usus yang kemudian memborok (ulserasi). Bisa terjadi penebalan dinding usus juga.
Penyebabnya hingga kini (buku tsb dicetak ulang 1998) belum diketahui. Ada faktor autoimun yang berperan. Tetapi mungkin juga infeksi virus. Belum jelas apakah ada peranan faktor genetik atau tidak. ==> {saya akan coba browse dulu untuk mendapat info terbaru... ditunggu yaaa ;-) atau mungkin ada sejawat yang bisa nambahi?}
Gejala klinisnya : Demam, nyeri perut, diare (sering disertai darah), lemah, penurunan berat badan, gangguan pertumbuhan pada anak**.
Pada kasus yang berlokasi di ujung usus halus (ileus) seringkali gejalanya menyerupai radang usus buntu.
Komplikasi yang mungkin timbul bisa berupa sumbatan usus ; fistula antara usus dengan organ lain di sekitarnya seperti kandung kemih, ataupun vagina pada wanita (fistula adalah saluran patologis yang terbentuk dan menghubungkan 2 rongga) ; bahkan bisa pula menjadi keganasan usus.
Kemudian untuk pertanyaan :
a) sudah terjawab kan?
b) gejala klinis seperti diatas, bukan penyakit ganas tetapi dalam keadaan kronis bisa menjadi satu keganasan
c) faktor pemicu masih belum diketahui secara pasti
d) Dari buku tersebut diatas belum ada angka kasus dari Indo. Yang jelas frekuensinya kecil.
e) terapi penyakit ini lebih bersifat medis konservatif, yaitu dengan pengaturan jenis diet dan obat**an seperti kortikosteroid maupun antibiotik.
Tentang hubungan probiotik L.casei dengan penyakit saya belum ketahui. Mungkin sejawat yang lain ada yang tau?
f) .... ??
Mungkin itu dulu, semoga bermanfaat...
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: ida susanti
To: dika-ot@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 18, 2005 1:46 PM
Subject: [DIKA-OT] Tanya : Inflamatory Bowel Disease
Dear netters,
Adakah diantara anda (dokter/bapak/ibu/ netter lainnya) yang mengetahui
informasi mengenai Inflamatory Bowel Disease/Chrone's Disease :
a) Seperti apakah penyakit itu, apakah semacam penyakit diare atau apa?
b) Bagaimana gejala klinisnya ? Apa termasuk penyakit ganas ?
c) Apa faktor pemicunya (apakah bersifat genetis?)?
d) Berapa tingkat prevalensinya di Indonesia ? Apakah umum ditemukan disini? Negara mana saja yang punya prevalesi tinggi?
e) Apakah sudah ada obatnya ? Apakah betul bakteri asam laktat (probiotik)
tertentu (L. casei) dapat mengatasi penyakit ini ?
f) Di Indonesia apakah sudah ada yang melakukan riset di bidang ini?
Saya memerlukan info di atas. Saya sudah search di internet tapi sampai saat ini belum mendapat jawaban yang memuaskan. Demikian pertanyaan saya, mohon masukannya. Terima kasih sebelumnya.
wassalam,
ida
Ini nyusul untuk jawaban pertanyaan e)
Dari penelitian yang ada di website ini : http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1151832
Disebutkan : As Lactobacillus casei DN-114 001 strongly inhibits interaction of adherent-invasive E. coli with intestinal epithelial cells, this finding suggests that the probiotic strain could be of therapeutic value in Crohn's disease.
Kesimpulannya L. Casei (strain probiotik) bisa dijadikan terapi untuk Crohn's disease.
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: dr Retha
To: dika-ot@yahoogroups.com
Cc: Piyata piyat ; mahrizal ; Indra Syafri ; putra
Sent: Monday, November 21, 2005 11:13 PM
Subject: Re: [DIKA-OT] Tanya : Inflamatory Bowel Disease
Mbak Ida,
Terlebih dahulu saya coba cuplikkan dari buku Ilmu Penyakit Dalam FKUI jilid 2 (hal 135) + Harrison Principles of internal medicine edisi 14 (bab 140) tentang penyakit ini yaa :
CROHN disease
Epidemiologi : Banyak di negeri Barat, di Indo frekuensinya sangat kecil. Biasanya pada usia 20 - 60 th
Penyakit ini mengenai bisa mengenai seluruh bagian dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, tetapi yang terbanyak pada bagian perbatasan usus halus dan usus besar (Ileocaecal). Mula** timbul luka** pada dinding** usus yang kemudian memborok (ulserasi). Bisa terjadi penebalan dinding usus juga.
Penyebabnya hingga kini (buku tsb dicetak ulang 1998) belum diketahui. Ada faktor autoimun yang berperan. Tetapi mungkin juga infeksi virus. Belum jelas apakah ada peranan faktor genetik atau tidak. ==> {saya akan coba browse dulu untuk mendapat info terbaru... ditunggu yaaa ;-) atau mungkin ada sejawat yang bisa nambahi?}
Gejala klinisnya : Demam, nyeri perut, diare (sering disertai darah), lemah, penurunan berat badan, gangguan pertumbuhan pada anak**.
Pada kasus yang berlokasi di ujung usus halus (ileus) seringkali gejalanya menyerupai radang usus buntu.
Komplikasi yang mungkin timbul bisa berupa sumbatan usus ; fistula antara usus dengan organ lain di sekitarnya seperti kandung kemih, ataupun vagina pada wanita (fistula adalah saluran patologis yang terbentuk dan menghubungkan 2 rongga) ; bahkan bisa pula menjadi keganasan usus.
Kemudian untuk pertanyaan :
a) sudah terjawab kan?
b) gejala klinis seperti diatas, bukan penyakit ganas tetapi dalam keadaan kronis bisa menjadi satu keganasan
c) faktor pemicu masih belum diketahui secara pasti
d) Dari buku tersebut diatas belum ada angka kasus dari Indo. Yang jelas frekuensinya kecil.
e) terapi penyakit ini lebih bersifat medis konservatif, yaitu dengan pengaturan jenis diet dan obat**an seperti kortikosteroid maupun antibiotik.
Tentang hubungan probiotik L.casei dengan penyakit saya belum ketahui. Mungkin sejawat yang lain ada yang tau?
f) .... ??
Mungkin itu dulu, semoga bermanfaat...
salam,
-drRetha-
----- Original Message -----
From: ida susanti
To: dika-ot@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 18, 2005 1:46 PM
Subject: [DIKA-OT] Tanya : Inflamatory Bowel Disease
Dear netters,
Adakah diantara anda (dokter/bapak/ibu/ netter lainnya) yang mengetahui
informasi mengenai Inflamatory Bowel Disease/Chrone's Disease :
a) Seperti apakah penyakit itu, apakah semacam penyakit diare atau apa?
b) Bagaimana gejala klinisnya ? Apa termasuk penyakit ganas ?
c) Apa faktor pemicunya (apakah bersifat genetis?)?
d) Berapa tingkat prevalensinya di Indonesia ? Apakah umum ditemukan disini? Negara mana saja yang punya prevalesi tinggi?
e) Apakah sudah ada obatnya ? Apakah betul bakteri asam laktat (probiotik)
tertentu (L. casei) dapat mengatasi penyakit ini ?
f) Di Indonesia apakah sudah ada yang melakukan riset di bidang ini?
Saya memerlukan info di atas. Saya sudah search di internet tapi sampai saat ini belum mendapat jawaban yang memuaskan. Demikian pertanyaan saya, mohon masukannya. Terima kasih sebelumnya.
wassalam,
ida
Subscribe to:
Posts (Atom)