Sebentar lagi lebaran akan tiba, jaga kesehatan tetap harus dijaga ketika lebaran, sebelum dan sesudahnya. Seperti biasanya ketika hari raya Idul Fitri, umat Islam saling mengunjungi bersilaturrahmi, berbagai hidangan pun tersedia, dari minuman dan aneka kue yang menawan di mata yang serba manis hingga gulai atau opor yang sedap dan gurih. Hati siapa sich yang tidak tergoda untuk makan seperti itu? apalagi bagi yang balik kampung dan sudah merindukan makanan di kampung yang berbeda rasa dengan di tempat perantauan?
Tetapi hati-hatilah, khususnya bagi Anda yang mengidap gangguan kesehatan atau gejala gangguan kesehatan tertentu, misalnya saja hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes mellitus (kencing manis) atau asam urat. Karena terlalu banyak mengonsumsi makanan-makanan tersebut menimbulkan berbagai masalah. Dan akhirnya lebaran yang mestinya indah, malah menjadi susah. Jangan sampai terjadi “penyakit ketika lebaran”
Pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi, sebaiknya Anda tidak memaksakan atau ‘balas dendam’ dengan melahap sepuasnya semua hidangan yang tersaji di hadapan di meja makan. Selagi tidak lagi berpuasa atau ‘hanya sekali setahun koq’ hal tersebut sama sekali tidak menguntungkan.
Bagaimana kita sebaiknya mejaga kesehatan selama berlebaran ini? Makanlah secukupnya, tidak berlebihan, hal ini juga sudah diajarkan dalam agama Islam. ‘Untuk para penderita diabetes misalnya, lebih baik mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan. Asupan karbohidrat dan protein harus sesuai dengan takaran” saran dokter Cindiawati Pudjiadi MARS SpGK saran spesialis gizi klinik Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta ini.
Penderita diabetes disarankan agar mengurangi makanan yang manis-manis, seperti puding atau sirup yang banyak mengandung gula. Nasi boleh tetapi jangan berlebih. Masakan dari daging yang berlemak serta goreng-gorengan juga harus dibatasi jangan berlebihan.
Hal senada juga dikemukakan oleh dokter Anas Subarnas MSc, ketua Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Bandung. Dia mengingatkan bahwa penderita diabetes sebaiknya menghindari kue-kue yang memiliki tingkat kadar gula tinggi. Seperti halnya Cindiawati, Anas pun tidak melarang pengidap diabetes mengonsumsi nasi, hanya saja, jumlahnya yang harus dibatasi. ‘Jangan lupa untuk mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan segar.’
Diabetes merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan tingkat kadar gula darah melebihi normal (hiperglikemia). Keadaan ini timbul terutama disebabkan oleh adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat (gula) di dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut antara lain dapat disebabkan oleh adanya gangguan fungsi hormon insulin di dalam tubuh penderita. Jika kadar gula yang tinggi tersebut tidak terkontrol didalam waktu yang lama, dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti gangguan pada ginjal, mata, syaraf, dan pembuluh darah.
Seperti penderita diabetes, penderita hipertensi sebaiknya juga berhati-hati didalam mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi. ‘Sebisa mungkin untuk menghindari makanan yang asin-asin’ saran Anas.
Penyakit hipertensi terjadi karena adanya tekanan darah yang berlebihan terhadap dinding arteri. Jika kondisi ini berlangsung didalam waktu yang lama dapat mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke jaringan tubuh. Keadaan yang seperti ini dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan otak, jantung, mata, dan ginjal. Penderita hipertensi memiliki risiko yang lebih tinggi dalam mengalami stroke akibat pecahnya arteri kecil di dalam otak. Penyakit hipertensi kira-kira menyerang satu dari 10 orang dewasa didalam hidupnya.
Beberapa faktor risiko sebagai pemicu penyakit hipertensi menjadi lebih berat antara lain, diet tinggi lemak jenuh, kolesterol tinggi, rokok, kopi, garam berlebihan, makanan yang diawetkan, makanan yang bersifat ‘panas’ seperti daging kambing, obesitas (kegemukan), makanan yang diasinkan, kurangnya akifitas fisik, usia, dan riwayat hipertensi dalam keluarga.
Biasanya ketika Lebaran, makanan-makanan yang ‘berbahaya’ tersebut banyak dihidangkan. Sehingga bagi para penderita hipertensi harus dapat menahan diri terhadap ‘godaan’ agar penyakit yang dideritanya tidak kambuh bahkan bertambah berat. Tidak hanya bagi penderita diabetes dan hipertensi, penderita asam urat juga perlu untuk menahan diri terhadap makanan-makanan tertentu yang mungkin dihidangkan ketika Lebaran. Bagi penderita gangguan asam urat untuk dapat menghindari berbagai aneka masakan yang terbuat dari bahan jeroan seperti limpa, hati, paru, jantung, usus, dan otak, serta kacang-kacangan.
Kacang-kacangan dan jeroan, menurut Anas, dapat bereaksi cepat bagi penderita gangguan asam urat. ‘Memakan sedikit saja akan terasa langsung. Jalan yang terbaik adalah hindari’ ujar Anas. Dan sebaliknya para penderita penyakit ini dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih karena air dapat membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.
Selain ketika gangguan penyakit tersebut, diabetes, hipertensi, dan asam urat, perlu diwaspadai adalah penyakit diare dan pernafasan atas. Penyakit ini timbul akibat mudik yang melelahkan. Didalam perjalanan mudik lebaran khususnya yang mengunakan bus, kereta api atau naik ferry yang merupakan sesuatu yang melelahkan. Kondisi berdesak-desakan, kurangnya istirahat selama perjalanan serta barang bawaan yang berlebihan merupakan kondisi umumnya dialami oleh para pemudik.
Selain itu karena konsumsi makanan dan minuman selama perjalanan yang kurang memadai dapat memungkinkan seorang pemudik mengalami keadaan penurunan daya tahan tubuh serta mudah sakit khususnya infeksi saluran pernafasan atas dan infeksi saluran pencernaan seperti diare dan demam tifus. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya angka kunjungan pasien dengan keluhan infeksi saluran nafas atas dan infeksi saluran pencernaan pada minggu-minggu pertama lebaran.
Para pemudik sesampainya di kampung, biasanya lebih mengutamakan silahturahmi bertemu dengan sanak famili dari pada istirahat setelah perjalanan mudik yang membutuhkan banyak energi, yang melelahkan dan hal ini tentunya dapat memperburuk keadaan kesehatan para mudik tersebut.
Jaga kesehatan selalu, sebelum, saat dan sesudah lebaran.
Sumber : www.f-buzz.com
No comments:
Post a Comment