Hampir tiap orang pernah merasakan sakit kepala (chepalgia). Keluhan tersebut ditandai dengan munculnya nyeri berdenyut pada kepala. Meski sensasi nyeri yang dirasakan seolah sama, sejatinya keluhan itu bermacam-macam. Ada nyeri kepala tipe tegang (NKTT), migrain, atau nyeri kepala Cluster.
“Tiga keluhan itu masuk kategori chepalgia primer,” Prof.Dr.dr. Mohammad Hasan Machfoed, MS.SpS(K), spesialis syaraf RSU. Dr. Soetomo.
Chepalgia primer merupakan keluhan nyeri kepala tanpa penyakit penyerta. Nyeri itu muncul akibat aktifitas yang mempengaruhi syaraf sehingga akhirnya muncul keluhan nyeri tersebut. Ada juga yang termasuk chepalgia sekunder. Ini nyeri kepala yang timbul sebagai salah satu gejala penyakit lain. Kanker otak misalnya.
Tiga jenis nyeri kepala yang termasuk kategori chepalgiaI primer (NKTT, migrain, dan cluster) muncul karena pemicu berberda. NKTT terjadi akibat ketegangan, baik karena tegang otot maupun tegang psikis. Tegang otot muncul lantaran aktifias fisik yang berat. Sedangkan ketegangan psikis akibat rasa cemas atau beban pikiran belebihan (stres atau depresi). Dua hal itu membuat otot kepala menjadi kaku dan kencang sehingga menekan saraf-saraf di kepala dan menyulut rasa nyeri.
NKTT berlangsung menyeluruh di semua bagian kepala (bilateral). Sensasi nyeri terasa menekan-nekan dengan intensitas ringan hingga berat. Namu, untuk menyembuhkannya bisa jadi tidak diperlukan obat. Cukup hilangkan ketegangnnya nyeri akan hilang dengan sendirinya. “Ketegangan fisik bisa dihilangkan dengan cukup istirahat”, saran Hasan.
Ketegangan psikis di sisi lain bisa diatasi dengan berpikir positif dan bersikap santai. NKTT merupakan nyeri kepala primer yang paling banyak diidap orang. Menurut Hasan, 90 persen serangan sakit kepala adalah NKTT.
Pada migrain, nyeri kepala terjadi hanya di satu sisi. Biasanya, rasa nyeri satu sisi ini berlangsung hebat. Terasa menekan-nekan, berdentang-dentang seolah dipukul genta. Begitu nyerinya, pengidap migarin kadang bisa nekat memukul-mukulkan kepala ke tembok.
Kualitas nyeri akan bertambah parah seieing dengan beratnya aktifitas fisik. Itu bisa berlangsung selama 30 menit hingga 7 hari. Selain nyeri migarin juga diserta dengan gejala lain. Misalnya fotofobia (fobia cahaya), dan fonofobia (fobia suara). Berbeda dengan NKTT, migrain tidak serta merta sembuh hanya dengan istirahat. “Rasa nyeri baru hilang setelah mengonsumsi obat,” imbuh Hasan.
Chepalgia Cluster nyaris mirip dengan migrain, terjadi di satu sisi terutama di seputar mata. Serangan nyeri ini diikuti dengan aktivitas saraf simptomatis. Karena itu ketika nyeri berlangsung, mata menjadi berair.(Jawa Pos, 21 September 2008)
No comments:
Post a Comment