Ilustrasi |
Tim peneliti dari University of Sheffield Medical School tersebut telah menganalisis 452 anak berusia 9-11 tahun dari 12 sekolah di daerah Sheffield. Penelitian ini pun dianggap sebagai yang pertama kalinya dilakukan di Inggris.
Hasilnya, ada 60 persen anak-anak di Inggris masuk kategori "tidak cukup terhidrasi" atau satu fase di bawah "dehidrasi klinis".
Untuk mendapatkan angka tersebut, peneliti mengamati apa yang dimakan dan diminum anak-anak sebelum berangkat ke sekolah. Peneliti juga mengukur osmolalitas urin, konsentrasi urin anak-anak yang merupakan indikator kunci kadar dehidrasi yang dialami seseorang.
Profesor Gerard Friedlander dari Descartes University Medical School di Paris yang mengawasi penelitian ini berkata, "Kami khawatir dengan temuan studi ini yang menunjukkan bahwa anak-anak tidaklah mengonsumsi cairan yang cukup di pagi hari untuk bisa mempertahankan hidrasi yang memadai.
"Padahal anak-anak lebih rentan terkena dehidrasi daripada orang dewasa karena tingginya rasio berat badannya. Anak-anak juga tak selalu memperhatikan rasa haus atau keinginan untuk minum sehingga mungkin tak secara alami ingin minum.
"Oleh karena itu sekarang kami akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hidrasi pada anak-anak dan mendorong para orang tua dan wali untuk memastikan anak-anak cukup minum pada saat sarapan sehingga anak-anak dapat mempertahankan hidrasinya, seandainya tak minum lagi sampai makan siang," ujar Profesor Friedlander seperti dilansir dari Independent, Jumat (4/5/2012)
Studi di Inggris ini menunjukkan angka dehidrasi lebih tinggi untuk anak laki-laki atau sebesar 68,4 persen dibandingkan dengan anak perempuan yang hanya sebesar 53,3 persen.
European Food Safety Authority pun menyarankan agar anak laki-laki berusia 9-13 tahun untuk minum 2,1 liter cairan perhari dan anak perempuan harus mengonsumsi 1,9 liter.
Badan itu pun merekomendasikan anak-anak pada usia tersebut minum air sedikitnya 8 kali dengan gelas berukuran 150 ml perhari, sedikit lebih kecil daripada gelas ukuran yang direkomendasikan untuk orang dewasa.
Prof Friedlander menambahkan bahwa anak-anak yang tidak terhidrasi secara memadai saat sarapan berisiko terkena dehidrasi, kemungkinan pada saat jam makan siang.
Seperti kita ketahui, efek kurangnya hidrasi pada anak-anak dapat mempengaruhi performa mental seperti konsentrasi, memori jangka pendek dan pemberian perhatian. Bahkan kata profesor, dehidrasi ringan sekalipun dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, mulut kering dan penurunan jumlah urin, bahkan menghentikan air mata saat menangis.
Orang tua dan wali pun perlu menyadari bahwa anak-anak tak selalu memperhatikan rasa haus atau keinginan untuk minum seperti layaknya orang dewasa. Padahal penting bagi anak-anak untuk mengembangkan praktik-praktik hidrasi yang bagus sejak dini untuk menghindari isu-isu kesehatan pada saat dewasa seperti masalah ginjal.
Psikolog anak-anak Pat Spungin berkata, "Meski terkadang sulit mendorong anak-anak untuk minum air, terutama air putih, kuncinya adalah mendorong minum air sedikit-sedikit namun sering. Pastikan juga anak-anak minum segelar air sebelum berangkat ke sekolah atau mungkin mengepak sebotol air di tas sekolahnya sehingga bisa diminum secara rutin selama di sekolah." - Waspadai Kurang Minum Pada Anak
No comments:
Post a Comment