Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda dalam pembangunan kesehatan, karena meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging diseases), sementara penyakit tidak menular dan penyakit degeneratif mulai meningkat. Di samping itu telah timbul pula berbagai penyakit baru (new-emerging diseases), seperti SARS, Avian Influenza dll. Salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian adalah perkembangan Chikungunya yang jumlah kasusnya cenderung meningkat serta penyebarannya semakin luas.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan pada tahun 1973 di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dan di Jakarta. Sejak tahun 1985 seluruh provinsi di Indonesia pernah melaporkan adanya KLB Chikungunya. Dari tahun 2000-2007 di Indonesia terjadi KLB Chikungunya pada hampir semua provinsi dengan 18.169 kasus tanpa kematian. KLB sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan dan penyakit ini lebih sering terjadi di daerah sub urban. Pada tahun 2009, terjadi 71.318 kasus demam Chikungunya yang tersebar di 17 propinsi di Indonesia. Kasus tertinggi terjadi di Propinsi Babel dengan 24.291 kasus. (www.penyakitmenular.info)
Penyakit Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus seperti halnya vektor penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Banyaknya tempat perindukan nyamuk sering berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit Chikungunya. Sebagaimana halnya dengan cara penanggulangan terhadap vektor penyakit Demam Berdarah Dengue yang telah dikenal oleh masyarakat dan telah dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, maka cara penanggulangan penyakit Chikungunya bukan merupakan sesuatu hal yang sangat khusus, namun dapat dilakukan secara bersamaan dengan upaya pengendalian penyakit DBD.
(Bersambung)
Semoga Bermanfaat
No comments:
Post a Comment