Di akhir tahun 1980-an, pencinta musik Indonesia tentu akrab dengan lagu Jalan Sore-Sore. Waktu sudah belasan tahun berlalu, tapi tak tampak banyak perubahan pada diri pelantun lagu tersebut.
Kulit penyanyi sekaligus penata tari ini masih mulus dan perutnya pun rata. "Malah baru-baru ini saya ditawari peran sebagai mahasiswa berusia 24 tahun," ujar ayah dari Rayhan Khan Malik ini.
Kondisi itu diakuinya sebagai karunia Tuhan, meski ia sendiri juga berusaha cukup keras untuk mencapai semua itu. Memasuki usia 30-an tahun ia benar-benar mengubah haluan hidupnya.
Dengan tekad bulat ia tinggalkan rokok dan minuman keras. Sebagai gantinya, berbagai jenis vitamin, antara lain vitamin B, ia konsumsi. "Semua saya minum," tuturnya sambil menunjukkan beberapa macam vitamin.
Penyakit Artis
* Butir-butir vitamin itu tentu saja bukan segalanya. Demi menjaga kesehatan dan kebugaran, ia lebih mementingkan gaya hidup yang sehat.
"Paling penting menjaga pola makan. Kata ahli gizi harus seimbang," ungkap suami Mira Natalia ini.
Di pagi hari ia biasa meneguk segelas jus buah dan sarapan dua butir telur setengah matang. Susu juga menjadi minuman sehatnya setiap hari. Sementara menu makannya biasanya tahu, tempe, ikan, tumis atau sup sayuran. Daging merah hanya sesekali ia santap, sedangkan jeroan tak pernah lagi ia lirik.
Ia menyadari bahwa pertambahan usia menyebabkan perlambatan metabolisme, sehingga kemampuan tubuh dalam mengolah makanan menurun. ltulah alasan Denny menghindari makanan yang bisa memperburuk kondisi kesehatannya.
Masakan padang yang sangat digemarinya, hanya beberapa yang kadang masih ia nikmati, seperti ayam pop, rendang, sayuran, dan sambal hijau. "Saya suka sekali sirloin steak, jadi untuk mensiasatinya saya makannya cukup tiga bulan sekali. Kalau lagi ingin sate kambing, paling saya mencicipi dua tusuk," ungkapnya.
Untuk mendukung stamina dan kesehatan pernapasan, artis yang dijuluki "Shahrukh Khan Indonesia" karena piawai menari dan menyanyi ini, rajin berenang dan fitnes. "Sebelum menari kami dituntut melakukan pemanasan. Itu ‘kan olahraga juga, ya. Mungkin ini keuntungan menjadi penari, jadi awet muda karena banyak gerak," papar pria berdarah Padang yang sedang merintis usaha butik ini.
Waktu kerjanya selama ini sangat tidak memenuhi syarat hidup sehat. Terkadang ia harus siap di lokasi syuting pada dini hari untuk mengejar suasana matahari terbit. Belum lagi rekaman yang umumnya berlangsung hingga larut malam. Maka itu ia harus pintar membayar utang tidurnya.
"Kalau malam tidak tidur, esok paginya sampai siang saya harus tidur selama tujuh jam. Bangun hanya untuk salat," ujar aktor yang akan berperan bersama "Si Ratu Ngebor" Inul Daratista, dalam sinetron Gara-Gara Inul ini.
Di lokasi syuting tak segan ia tidur di karpet, sofa, atau mobil. Tentu saja tidurnya jadi tidak nyaman dan kadang malah membuat tubuhnya pegal-pegal. Kalau sudah begitu ia pasti menghubungi seorang kerabatnya yang ahli memijat refleksi. "Seminggu sekali kami sekeluarga dipijat olehnya," katanya.
Sekian lama berkiprah di dunia seni membuatnya mengamati gangguan kesehatan yang banyak muncul. Penyakit ginjal dan lambung yang umum diderita artis.
Belajar dari pengalaman itu, ia selalu menyelipkan sebotol air mineral dan sekotak makanan ringan di mobil atau tasnya. "Jadi kalau tidak sempat makan, saya tinggal mencomot wafer atau crackers," ujar Denny, yang ingin tetap bugar di usia gaek seperti penyanyi Inggris, Sting
dan Mick Jagger ini.
Buah dari gaya hidup sehatnya terlihat ketika ia melakukan tes kesehatan beberapa waktu silam. Kadar kolesterolnya, gula darah, dan berbagai indikator kesehatan lain masih normal. Ia bersyukur karena itu berarti kecil risikonya untuk kena penyakit jantung koroner atau stroke.
Alkohol Terakhir Pola hidupnya kini rupanya sangat bertolak belakang dengan tingkah lakunya saat masih berusia 20-an tahun. Kala itu bintang yang berencana membuat film musikal layar lebar ala India ini mengaku sama sekali belum tergerak bergaya hidup sehat.
"Maklum, saya terjun di dunia hiburan, sehingga sering mengonsumsi minuman keras, merokok, dan begadang sampai pagi di diskotek," kisahnya. Dulu ia termasuk bertemperamen tinggi, mudah marah dan berkelahi bila ada sesuatu yang menyinggung diri atau teman- temannya.
Perjalanan hidupnya dan juga pendalaman agama membuatnya tersentuh dan berpikir, "Saya mau hidup seperti itu sampai kapan?" Sebagai penari dan penyanyi ia dituntut punya napas panjang dan stamina bagus. Padahal rokok, minuman keras, kebiasaan begadang, serta pertambahan usia bakal menggerogoti penampilannya.
Maka suatu malam ia bertekad, "Ini minuman beralkoholku yang terakhir." Tanpa banyak kesulitan ia melakoni niatnya. Semua rekannya dibuat terheran-heran. Rokok dan alkohol adalah hal biasa di dunia hiburan. Sebagian besar bahkan harus mengikuti rehabilitasi untuk lepas dan alkohol.
Setelah putus dengan alkohol, ia berhenti merokok. Ini juga terjadi dengan mulus. Kehidupan malam di diskotek kemudian tidak pernah menarik hatinya lagi. "Kecuali ada teman yang ulang tahun di sana," katanya.
Sumber : www.kompas.co.id
No comments:
Post a Comment