Peneliti dari Clevelend Clinic
menuturkan sekitar 50 persen
perempuan hamil mengalami beberapa
jenis ketidakteraturan irama jantung
dan termasuk kondisi yang umum
terjadi.
Sebagian besar kasus ini tidak
memerlukan intervensi medis dan tidak
menyebabkan kerusakan, tapi pada
kasus tertentu bisa mempengaruhi
tubuh dan juga bayi yang dikandung.
Meski penyebab pastinya tidak jelas,
tapi ada beberapa faktor yang bisa
berkontribusi terhadap kondisi ini.
Diperkirakan perubahan hormonal dalam
tubuh yaitu meningkatnya kadar
estrogen dan hormon lain yang disebut
beta-human chorionic gonadotropin
turut berkontribusi.
Kondisi ini bisa mempengaruhi tindakan
dari saluran ion jantung yang
memungkinkan mineral natrium,
kalsium dan kalium keluar masuk sel
untuk mengontrol detak jantung.
Saat hamil volume darah meningkat
untuk mencukupi kebutuhan oksigen
bagi ibu dan bayi, peningkatan volume
darah ini memberi tekanan ekstra pada
jantung sehingga mempengaruhi
denyut jantung.
Ada beberapa jenis denyut jantung tak
teratur yang terjadi pada ibu hamil
yaitu:
1. Palpitasi, yaitu sensasi merasa seperti
denyut jantung yang berpacu, berdebar
atau detaknya melebihi biasanya
2. Supraventicular tachycardia (SVT),
yaitu istilah luas yang berlaku ketika
detak jantung lebih cepat dari biasanya.
Kondisi ini lebih berbahaya dari palpitasi
dan kemungkinan membutuhkan
pengobatan.
3. Fibrilasi atrium, yaitu denyut jantung
tidak teratur dan cepat, tapi jarang
dialami selama hamil. Biasanya dialami
pada ibu hamil yang memiliki penyakit
jantung bawaan atau hipertiroid
sebelum hamil.
Jika ibu hamil mengalami detak jantung
tak teratur, dokter akan mencari
penyebab yang mendasarinya. Jika tak
ada penyebab medisnya, pengobatan
yang dilakukan adalah istirahat dan
prosedur vagal maneuvers (menerapkan
es ke wajah, memijat arteri karotis
serta teknik pernapasan) untuk
memperlambat denyut jantung.
sumber:Livestrong
No comments:
Post a Comment