Gejala klinis hepatitis A sangat
bervariasi dari tanpa gejala hingga
gangguan fungsi hati, namun umumnya
tidak berat. Setelah melewati masa
inkubasi selama 15-49 hari, pasien dapat
merasakan gejala tidak spesifik seperti
rasa lemas, mual, muntah, kehilangan
nafsu makan, demam, nyari perut kanan
atas, kembung dan diare.
Dalam waktu 1-2 minggu, beberapa
pasien dapat terlihat kuning disertai
gatal, buang air kecil berwarna teh dan
tinja berwarna pucat.
"Kalau kulit pasien kuning sebenarnya
itu sudah membaik, sudah masuk masa
pemulihan. Tapi kadang pasien malah
panik kok kulitnya jadi kuning," jelas
DR Dr Rino A Gani, SpPD,K-
GEH,FINASIM, Ketua Perhimpunan
Peneliti Hati Indonesia (PPHI) dalam
acara temu media di Sekretariat PB
PAPDI, Jakarta, Kamis (24/11/2011).
Menurut Dr Rino, gejala kulit dan mata
kuning (jaundice) pada pasian hepatitis
A berbeda dengan pasien malaria. Pada
malaria, gejala kuning akan muncul saat
demam masih terjadi, sedangkan pada
hepatitis A gejala kuning akan muncul
setelah pasien sudah tidak lagi merasa
demam.
"Biasanya kuning kehijauan, itu pasien
sudah tidak merasa keluhan lagi," lanjut
Dr Rina yang juga merupakan Kepala
Divisi Hepatologi Departemen Penyakit
Dalam FKUI RSCM.
Dr Rino menjelaskan, virus hepatitis A
membutuhkan waktu 0-4 minggu masa
inkubasi sebelum menunjukkan gejala
penyakit seperti mual, muntah dan
demam. Ketika masa inkubasi, maka
virus masih terdapat di dalam darah.
Namun begitu gejala muncul, maka
virus sudah tidak lagi ada di dalam
darah tapi di tinja.
"Hepatitis A sangat jarang
menyebabkan kematian, hanya sekitar
0,5 persen yang dapat menyebabkan
hepatitis fulminan (hepatitis berat). 99
persen lebih hepatitis A dapat dikatakan
sembuh sempurna tanpa menimbulkan
kerugian. Tapi hepatitis A dapat
menganggu produktivitas seseorang,"
lanjut Dr Rino.
Hepatitis A sangat terkait dengan pola
hidup bersih. Dalam banyak kasus,
infeksi hepatitis A tidak pernah
berkembang hingga separah hepatitis B
atau C sehingga tidak akan
menyebabkan kanker hati.
Tidak ada pengobatan yang spesifik
untuk hepatitis A, sebab infeksinya
sendiri biasanya akan sembuh dengan
sendirinya dalam 1-2 bulan.
"Tidak ada pengobatan yang spesifik
untuk virus hepatitis A, pengobatan
yang dilakukan biasanya hanya untuk
suportif untuk mengurangi gejala,
seperti mual diberi obat anti mual,
kekurangan cairan diminta untuk
banyak minum. Tanpa ke rumah sakit
pun sebenarnya bisa, cukup bedrest
atau istirahat dengan baik," jelas Dr
Rino.
Untuk mengurangi dampak kerusakan
pada hati sekaligus mempercepat proses
penyembuhan, beberapa langkah
penanganan berikut ini akan diberikan
saat dirawat di rumah sakit.
1. Istirahat. Tujuannya untuk
memberikan energi yang cukup bagi
sistem kekebalan tubuh dalam
memerangi infeksi.
2. Anti mual. Salah satu dampak dari
infeksi hepatitis A adalah rasa mual,
yang mengurangi nafsu makan. Dampak
ini harus diatasi karena asupan nutrisi
sangat penting dalam proses
penyembuhan.
3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah
memetabolisme obat-obat yang sudah
dipakai di dalam tubuh. Karena hati
sedang mengalami sakit radang, maka
obat-obatan yang tidak perlu serta
alkohol dan sejenisnya harus dihindari
selama sakit.
No comments:
Post a Comment