Tipe ibu yang bagaimanakah Anda? Cari tahu apakah gaya yang Anda jalankan merupakan pendekatan yang terbaik bagi si kecil atau bukan. Jangan lupa, mungkin saja Anda punya lebih dari satu gaya, tergantung dari situasinya.
1. Super sibuk
Ibu yang super sibuk tidak pernah diam. Ada saja kegiatannya sehingga waktu untuk keluarga hanya sedikit.
Ibu yang super sibuk sangat andal dalam memberikan
Friday, May 29, 2009
Wednesday, May 27, 2009
Tentang Pneumonia Balita
Pneumonia Pada Balita
Pneumonia berarti infeksi yang menyerang paru-paru yang diserta dengan batuk, nafas cepat ddan atau sesak.
Pneumonia Balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia Balita (0-5 Tahun)
Bahaya Pneumonia
Data Tahun 2005 Pneumonia masih menjadi penyebab kematian balita tertinggi (23%)
Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/UNICEF) tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Dokter spesialis anak RS Spesialis Husada Utama, dr Hartoyo, SpA mengatakan, infeksi pneumokokus merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumonia, yang dikenal juga sebagai pneumokokus.
Pneumonia adalah bagian dari penyakit infeksi pneumokokus invasif (IPD) yang merupakan sekelompok penyakit karena bakteri streptococcus pneumoniae.
Kuman pneumokokus dapat menyerang paru-paru, selaput otak, atau masuk ke pembuluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ lainnya. IPD bisa berdampak pada kecacatan permanen berupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan, dan gangguan saraf, hingga kematian.
WHO memperkirakan, infeksi pneumokokus menyebabkan sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun, 700.000 hingga satu juta di antaranya adalah anak usia di bawah lima tahun (balita). (surabaya post 5 mei 2009)
Pneumonia sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3-10 jam apabila tidak segera mendapat pertolongan yang cepat dan tepat.
Bagaimana mengenali tanda Pneumonia pada Balita ?
Tanda yang dapat kita amati adalah :
1. Batuk disertai nafas yang cepat
Dapat dilihat dari gerakan nafas yang nampak jelas di dada dan perut anak.
Nafas Cepat pada anak tergantung pada umur anak. Dapat dilihat dibawah ini :
Umur kurang dari 2 Bulan Dianggap sesak bila nafas 60 kali permenit atau lebih
Umur 2-12 Bulan Dianggap sesak bila nafas 50 kali permenit atau lebih
Umur 12 bulan – 5 Tahun Dianggap sesak bila nafas 40 kali permenit atau lebih
Cara menghitung nafas pada bayi berumur kurang dari 2 bulan :
Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit Bukan Napas Cepat
Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit lakukan Hitung ulang 1 menit lagi kemudian Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit berarti Bukan Nafas Cepat tapi Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit berarti Nafas Cepat.
2.Batuk disertai adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam dapat dilihat dengan adanya cekungan pada dada bagian bawah (yang berbatasan dengan perut) setiap anak menarik napas.
Tarikan ini terjadi karena usaha yang diperlukan untuk menarik napas lebih besar dari keadaan normal.
Pada bayi umur kurang dari 2 bulan harus lebih teliti karena tarikan dada yang ringan biasa terjadi pada usia ini, tapi bila ada tarikan dada yang kuat akan sangat mudah terlihat dan ini merupakan tanda adanya Pneumonia.
Keadaan Bahaya Pada Balita Sakit
Bagaimana Balita Dapat Tertular Pneumonia
Pneumonia berarti infeksi yang menyerang paru-paru yang diserta dengan batuk, nafas cepat ddan atau sesak.
Pneumonia Balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia Balita (0-5 Tahun)
Bahaya Pneumonia
Data Tahun 2005 Pneumonia masih menjadi penyebab kematian balita tertinggi (23%)
Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/UNICEF) tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Dokter spesialis anak RS Spesialis Husada Utama, dr Hartoyo, SpA mengatakan, infeksi pneumokokus merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumonia, yang dikenal juga sebagai pneumokokus.
Pneumonia adalah bagian dari penyakit infeksi pneumokokus invasif (IPD) yang merupakan sekelompok penyakit karena bakteri streptococcus pneumoniae.
Kuman pneumokokus dapat menyerang paru-paru, selaput otak, atau masuk ke pembuluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ lainnya. IPD bisa berdampak pada kecacatan permanen berupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan, dan gangguan saraf, hingga kematian.
WHO memperkirakan, infeksi pneumokokus menyebabkan sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun, 700.000 hingga satu juta di antaranya adalah anak usia di bawah lima tahun (balita). (surabaya post 5 mei 2009)
Pneumonia sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3-10 jam apabila tidak segera mendapat pertolongan yang cepat dan tepat.
Bagaimana mengenali tanda Pneumonia pada Balita ?
Tanda yang dapat kita amati adalah :
1. Batuk disertai nafas yang cepat
Dapat dilihat dari gerakan nafas yang nampak jelas di dada dan perut anak.
Nafas Cepat pada anak tergantung pada umur anak. Dapat dilihat dibawah ini :
Umur kurang dari 2 Bulan Dianggap sesak bila nafas 60 kali permenit atau lebih
Umur 2-12 Bulan Dianggap sesak bila nafas 50 kali permenit atau lebih
Umur 12 bulan – 5 Tahun Dianggap sesak bila nafas 40 kali permenit atau lebih
Cara menghitung nafas pada bayi berumur kurang dari 2 bulan :
Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit Bukan Napas Cepat
Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit lakukan Hitung ulang 1 menit lagi kemudian Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit berarti Bukan Nafas Cepat tapi Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit berarti Nafas Cepat.
2.Batuk disertai adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam dapat dilihat dengan adanya cekungan pada dada bagian bawah (yang berbatasan dengan perut) setiap anak menarik napas.
Tarikan ini terjadi karena usaha yang diperlukan untuk menarik napas lebih besar dari keadaan normal.
Pada bayi umur kurang dari 2 bulan harus lebih teliti karena tarikan dada yang ringan biasa terjadi pada usia ini, tapi bila ada tarikan dada yang kuat akan sangat mudah terlihat dan ini merupakan tanda adanya Pneumonia.
Keadaan Bahaya Pada Balita Sakit
- Tidak bisa minum
- Kejang
- Kesadaran menurun
- Napas berbunyi
- Demam atau dingin
- Gizi Buruk
- Bila terjadi segara bawa ke tempat pelayanan kesehatan atau petugas kesehatan terdekat
Bagaimana Balita Dapat Tertular Pneumonia
- Tertular dari penderita batuk
- Imunisasi tidak lengkap
- Kondisi kurang gizi serta pemberian ASI yang tidak memadai
- Menghirup asap atau debu secara berulang-ulang
- Lingkungan yang tidak sehat.
- Jauhkan dari penderita batuk
- Lakukan Imunisasi lengkap di Posyandu atau Puskesmas
- Beikan asi pada bayi pada usia 0-2 tahun
- Jauhkan dan hindarkan bayi dari asap, debu, serta bahan lain yang mengganggu pernafasan
- Bersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempat Balita serta usahakan ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup.
- Tetap berikan ASI pada anak usia 0-2 Tahun
- Tingkatkan pemberian makanan bergizi
- Berikan minum lebih banyak dari biasanya
- Bila badan anak panas kompres dengan Air Hangat dan jangan memakai selimut atau pakaian tebal (mempercepat penguapan panas).
- Jika batuk dapat diberikan obat batuk tradisional seperti campuran 1 sendok tehair jeruk nipis dengan 2 sendok teh kecap manis/ madu, berikan 3-4 kali sehari.
- Jika hidung tersumbat karena pilek bersihkan dengan sapu tangan bersih / Tissue dan buang di tempat sampah(jangan dibuang sembarangan).
- Bila kondisi Balita menjadi buruk/ bertambah parah SEGERA bawa ke Petugas kesehatan/ tempat Pelayanan Kesehatan terdekat.
Tentang Pneumonia Balita
Pneumonia Pada Balita
Pneumonia berarti infeksi yang menyerang paru-paru yang diserta dengan batuk, nafas cepat ddan atau sesak.
Pneumonia Balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia Balita (0-5 Tahun)
Bahaya Pneumonia
Data Tahun 2005 Pneumonia masih menjadi penyebab kematian balita tertinggi (23%)
Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/UNICEF) tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Dokter spesialis anak RS Spesialis Husada Utama, dr Hartoyo, SpA mengatakan, infeksi pneumokokus merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumonia, yang dikenal juga sebagai pneumokokus.
Pneumonia adalah bagian dari penyakit infeksi pneumokokus invasif (IPD) yang merupakan sekelompok penyakit karena bakteri streptococcus pneumoniae.
Kuman pneumokokus dapat menyerang paru-paru, selaput otak, atau masuk ke pembuluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ lainnya. IPD bisa berdampak pada kecacatan permanen berupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan, dan gangguan saraf, hingga kematian.
WHO memperkirakan, infeksi pneumokokus menyebabkan sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun, 700.000 hingga satu juta di antaranya adalah anak usia di bawah lima tahun (balita). (surabaya post 5 mei 2009)
Pneumonia sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3-10 jam apabila tidak segera mendapat pertolongan yang cepat dan tepat.
Bagaimana mengenali tanda Pneumonia pada Balita ?
Tanda yang dapat kita amati adalah :
1. Batuk disertai nafas yang cepat
Dapat dilihat dari gerakan nafas yang nampak jelas di dada dan perut anak.
Nafas Cepat pada anak tergantung pada umur anak. Dapat dilihat dibawah ini :
Umur kurang dari 2 Bulan Dianggap sesak bila nafas 60 kali permenit atau lebih
Umur 2-12 Bulan Dianggap sesak bila nafas 50 kali permenit atau lebih
Umur 12 bulan – 5 Tahun Dianggap sesak bila nafas 40 kali permenit atau lebih
Cara menghitung nafas pada bayi berumur kurang dari 2 bulan :
Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit Bukan Napas Cepat
Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit lakukan Hitung ulang 1 menit lagi kemudian Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit berarti Bukan Nafas Cepat tapi Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit berarti Nafas Cepat.
2.Batuk disertai adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam dapat dilihat dengan adanya cekungan pada dada bagian bawah (yang berbatasan dengan perut) setiap anak menarik napas.
Tarikan ini terjadi karena usaha yang diperlukan untuk menarik napas lebih besar dari keadaan normal.
Pada bayi umur kurang dari 2 bulan harus lebih teliti karena tarikan dada yang ringan biasa terjadi pada usia ini, tapi bila ada tarikan dada yang kuat akan sangat mudah terlihat dan ini merupakan tanda adanya Pneumonia.
Keadaan Bahaya Pada Balita Sakit
Bagaimana Balita Dapat Tertular Pneumonia
Pneumonia berarti infeksi yang menyerang paru-paru yang diserta dengan batuk, nafas cepat ddan atau sesak.
Pneumonia Balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia Balita (0-5 Tahun)
Bahaya Pneumonia
Data Tahun 2005 Pneumonia masih menjadi penyebab kematian balita tertinggi (23%)
Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/UNICEF) tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Dokter spesialis anak RS Spesialis Husada Utama, dr Hartoyo, SpA mengatakan, infeksi pneumokokus merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumonia, yang dikenal juga sebagai pneumokokus.
Pneumonia adalah bagian dari penyakit infeksi pneumokokus invasif (IPD) yang merupakan sekelompok penyakit karena bakteri streptococcus pneumoniae.
Kuman pneumokokus dapat menyerang paru-paru, selaput otak, atau masuk ke pembuluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ lainnya. IPD bisa berdampak pada kecacatan permanen berupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan, dan gangguan saraf, hingga kematian.
WHO memperkirakan, infeksi pneumokokus menyebabkan sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun, 700.000 hingga satu juta di antaranya adalah anak usia di bawah lima tahun (balita). (surabaya post 5 mei 2009)
Pneumonia sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3-10 jam apabila tidak segera mendapat pertolongan yang cepat dan tepat.
Bagaimana mengenali tanda Pneumonia pada Balita ?
Tanda yang dapat kita amati adalah :
1. Batuk disertai nafas yang cepat
Dapat dilihat dari gerakan nafas yang nampak jelas di dada dan perut anak.
Nafas Cepat pada anak tergantung pada umur anak. Dapat dilihat dibawah ini :
Umur kurang dari 2 Bulan Dianggap sesak bila nafas 60 kali permenit atau lebih
Umur 2-12 Bulan Dianggap sesak bila nafas 50 kali permenit atau lebih
Umur 12 bulan – 5 Tahun Dianggap sesak bila nafas 40 kali permenit atau lebih
Cara menghitung nafas pada bayi berumur kurang dari 2 bulan :
Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit Bukan Napas Cepat
Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit lakukan Hitung ulang 1 menit lagi kemudian Bila hasil hitungan kurang dari 60x/menit berarti Bukan Nafas Cepat tapi Bila hasil hitungan lebih dari atau sama dengan 60x/menit berarti Nafas Cepat.
2.Batuk disertai adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam dapat dilihat dengan adanya cekungan pada dada bagian bawah (yang berbatasan dengan perut) setiap anak menarik napas.
Tarikan ini terjadi karena usaha yang diperlukan untuk menarik napas lebih besar dari keadaan normal.
Pada bayi umur kurang dari 2 bulan harus lebih teliti karena tarikan dada yang ringan biasa terjadi pada usia ini, tapi bila ada tarikan dada yang kuat akan sangat mudah terlihat dan ini merupakan tanda adanya Pneumonia.
Keadaan Bahaya Pada Balita Sakit
- Tidak bisa minum
- Kejang
- Kesadaran menurun
- Napas berbunyi
- Demam atau dingin
- Gizi Buruk
- Bila terjadi segara bawa ke tempat pelayanan kesehatan atau petugas kesehatan terdekat
Bagaimana Balita Dapat Tertular Pneumonia
- Tertular dari penderita batuk
- Imunisasi tidak lengkap
- Kondisi kurang gizi serta pemberian ASI yang tidak memadai
- Menghirup asap atau debu secara berulang-ulang
- Lingkungan yang tidak sehat.
- Jauhkan dari penderita batuk
- Lakukan Imunisasi lengkap di Posyandu atau Puskesmas
- Beikan asi pada bayi pada usia 0-2 tahun
- Jauhkan dan hindarkan bayi dari asap, debu, serta bahan lain yang mengganggu pernafasan
- Bersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempat Balita serta usahakan ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup.
- Tetap berikan ASI pada anak usia 0-2 Tahun
- Tingkatkan pemberian makanan bergizi
- Berikan minum lebih banyak dari biasanya
- Bila badan anak panas kompres dengan Air Hangat dan jangan memakai selimut atau pakaian tebal (mempercepat penguapan panas).
- Jika batuk dapat diberikan obat batuk tradisional seperti campuran 1 sendok tehair jeruk nipis dengan 2 sendok teh kecap manis/ madu, berikan 3-4 kali sehari.
- Jika hidung tersumbat karena pilek bersihkan dengan sapu tangan bersih / Tissue dan buang di tempat sampah(jangan dibuang sembarangan).
- Bila kondisi Balita menjadi buruk/ bertambah parah SEGERA bawa ke Petugas kesehatan/ tempat Pelayanan Kesehatan terdekat.
Sunday, May 24, 2009
ORIGAMI
Origami adalah sebuah seni lipat dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi (bujur sangkar). Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.
Jadi ingat dulu waktu TK, anak-anak biasanya sudah diajarkan dengan ketrampilan ini. Atau mungkin di play group sekarang malah sudah diajarkan. Tentu saja
Jadi ingat dulu waktu TK, anak-anak biasanya sudah diajarkan dengan ketrampilan ini. Atau mungkin di play group sekarang malah sudah diajarkan. Tentu saja
Saturday, May 23, 2009
Vaksin Untuk Flu Babi
Ada kabar yang cukup baik dari WHO di Jenewa, yang kemarin saya sempat baca beritanya di detiknews.com. menurut keterangan pejabat sementara Asisten Dirjen WHO Keiji Fukuda, bahwa vaksin untuk pencegahan terhadap Virus Influenza A H1N1 akan siap akhir Juni ini. Bagi saya kabar ini cukup baik, namun yang terbaik adalah tetap melakukan upaya pencegahan agar Si Virus "Nakal" ini jangan sampai masuk ke Indonesia tercinta...
ini beritanya...
Jenewa - Vaksin untuk mengobati flu babi ditargetkan selesai akhir Juni. Vaksin ini sangat penting artinya untuk mencegah menyebarnya virus H1N1 lebih luas ke seluruh dunia. Namun masih ada masalah terkait ketersediaan vaksin itu bagi negara-negara miskin.
"Kami jarap akhir Juni atau awal Juli perusahaan-perusahaan komersial akan bisa membuat vaksinnya," kata pejabat sementara Asisten Dirjen WHO Keiji Fukuda seperti dikutip AFP, Jumat (22/5/2009).
Menurut Fukuda, saat ini para ahli tengah menimbang-nimbang apakah produksi vaksin tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Sebab produksi vaksin itu telah mengurangi atau bahkan menghentikan pembuatan vaksin flu musiman.
"Kami akan menunda sementara keputusan soal hal ini," kata Fukuda.
Produksi vaksin untuk mengobati virus H1N1 ini bisa mencapai 4,9 miliar dosis per tahun. Namun selain dampak atas produksi vaksin flu musiman, yang juga harus diperhatikan adalah isu tentang dosis dan uji keamanan dari vaksin tersebut.
WHO menargetkan mengirim sampel virus ke perusahaan-perusahaan farmasi akhir bulan ini. 30 Perusahaan pembuat vaksin dari 19 negara maju dan berkembang diundang oleh WHO dalam pertemuan pada Selasa (19/5/2009) lalu untuk membahas produksi vaksin tersebut.
Isu kunci dalam pertemuan itu adalah biaya pembuatan vaksin dan ketersediaannya bagi negara-negara miskin. WHO tengah berupaya mencari dana dari Bank Dunia dan yayasan kesehatan internasional untuk membiayai suplai vaksin tersebut ke negara-negara miskin.
(sho/sho)
Catatan saya:
Sayangnya Virus Influenza A H1N1 ini tidak memandang "bulu", apakah Negara Miskin, Kaya, berkembang, tidak berkembang, Maju atau Mundur sekalipun. Semuanya punya risiko yang sama untuk disinggahi...
Semoga Bermanfaat
ini beritanya...
Jenewa - Vaksin untuk mengobati flu babi ditargetkan selesai akhir Juni. Vaksin ini sangat penting artinya untuk mencegah menyebarnya virus H1N1 lebih luas ke seluruh dunia. Namun masih ada masalah terkait ketersediaan vaksin itu bagi negara-negara miskin.
"Kami jarap akhir Juni atau awal Juli perusahaan-perusahaan komersial akan bisa membuat vaksinnya," kata pejabat sementara Asisten Dirjen WHO Keiji Fukuda seperti dikutip AFP, Jumat (22/5/2009).
Menurut Fukuda, saat ini para ahli tengah menimbang-nimbang apakah produksi vaksin tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Sebab produksi vaksin itu telah mengurangi atau bahkan menghentikan pembuatan vaksin flu musiman.
"Kami akan menunda sementara keputusan soal hal ini," kata Fukuda.
Produksi vaksin untuk mengobati virus H1N1 ini bisa mencapai 4,9 miliar dosis per tahun. Namun selain dampak atas produksi vaksin flu musiman, yang juga harus diperhatikan adalah isu tentang dosis dan uji keamanan dari vaksin tersebut.
WHO menargetkan mengirim sampel virus ke perusahaan-perusahaan farmasi akhir bulan ini. 30 Perusahaan pembuat vaksin dari 19 negara maju dan berkembang diundang oleh WHO dalam pertemuan pada Selasa (19/5/2009) lalu untuk membahas produksi vaksin tersebut.
Isu kunci dalam pertemuan itu adalah biaya pembuatan vaksin dan ketersediaannya bagi negara-negara miskin. WHO tengah berupaya mencari dana dari Bank Dunia dan yayasan kesehatan internasional untuk membiayai suplai vaksin tersebut ke negara-negara miskin.
(sho/sho)
Catatan saya:
Sayangnya Virus Influenza A H1N1 ini tidak memandang "bulu", apakah Negara Miskin, Kaya, berkembang, tidak berkembang, Maju atau Mundur sekalipun. Semuanya punya risiko yang sama untuk disinggahi...
Semoga Bermanfaat
Vaksin Untuk Flu Babi
Ada kabar yang cukup baik dari WHO di Jenewa, yang kemarin saya sempat baca beritanya di detiknews.com. menurut keterangan pejabat sementara Asisten Dirjen WHO Keiji Fukuda, bahwa vaksin untuk pencegahan terhadap Virus Influenza A H1N1 akan siap akhir Juni ini. Bagi saya kabar ini cukup baik, namun yang terbaik adalah tetap melakukan upaya pencegahan agar Si Virus "Nakal" ini jangan sampai masuk ke Indonesia tercinta...
ini beritanya...
Jenewa - Vaksin untuk mengobati flu babi ditargetkan selesai akhir Juni. Vaksin ini sangat penting artinya untuk mencegah menyebarnya virus H1N1 lebih luas ke seluruh dunia. Namun masih ada masalah terkait ketersediaan vaksin itu bagi negara-negara miskin.
"Kami jarap akhir Juni atau awal Juli perusahaan-perusahaan komersial akan bisa membuat vaksinnya," kata pejabat sementara Asisten Dirjen WHO Keiji Fukuda seperti dikutip AFP, Jumat (22/5/2009).
Menurut Fukuda, saat ini para ahli tengah menimbang-nimbang apakah produksi vaksin tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Sebab produksi vaksin itu telah mengurangi atau bahkan menghentikan pembuatan vaksin flu musiman.
"Kami akan menunda sementara keputusan soal hal ini," kata Fukuda.
Produksi vaksin untuk mengobati virus H1N1 ini bisa mencapai 4,9 miliar dosis per tahun. Namun selain dampak atas produksi vaksin flu musiman, yang juga harus diperhatikan adalah isu tentang dosis dan uji keamanan dari vaksin tersebut.
WHO menargetkan mengirim sampel virus ke perusahaan-perusahaan farmasi akhir bulan ini. 30 Perusahaan pembuat vaksin dari 19 negara maju dan berkembang diundang oleh WHO dalam pertemuan pada Selasa (19/5/2009) lalu untuk membahas produksi vaksin tersebut.
Isu kunci dalam pertemuan itu adalah biaya pembuatan vaksin dan ketersediaannya bagi negara-negara miskin. WHO tengah berupaya mencari dana dari Bank Dunia dan yayasan kesehatan internasional untuk membiayai suplai vaksin tersebut ke negara-negara miskin.
(sho/sho)
Catatan saya:
Sayangnya Virus Influenza A H1N1 ini tidak memandang "bulu", apakah Negara Miskin, Kaya, berkembang, tidak berkembang, Maju atau Mundur sekalipun. Semuanya punya risiko yang sama untuk disinggahi...
Semoga Bermanfaat
ini beritanya...
Jenewa - Vaksin untuk mengobati flu babi ditargetkan selesai akhir Juni. Vaksin ini sangat penting artinya untuk mencegah menyebarnya virus H1N1 lebih luas ke seluruh dunia. Namun masih ada masalah terkait ketersediaan vaksin itu bagi negara-negara miskin.
"Kami jarap akhir Juni atau awal Juli perusahaan-perusahaan komersial akan bisa membuat vaksinnya," kata pejabat sementara Asisten Dirjen WHO Keiji Fukuda seperti dikutip AFP, Jumat (22/5/2009).
Menurut Fukuda, saat ini para ahli tengah menimbang-nimbang apakah produksi vaksin tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Sebab produksi vaksin itu telah mengurangi atau bahkan menghentikan pembuatan vaksin flu musiman.
"Kami akan menunda sementara keputusan soal hal ini," kata Fukuda.
Produksi vaksin untuk mengobati virus H1N1 ini bisa mencapai 4,9 miliar dosis per tahun. Namun selain dampak atas produksi vaksin flu musiman, yang juga harus diperhatikan adalah isu tentang dosis dan uji keamanan dari vaksin tersebut.
WHO menargetkan mengirim sampel virus ke perusahaan-perusahaan farmasi akhir bulan ini. 30 Perusahaan pembuat vaksin dari 19 negara maju dan berkembang diundang oleh WHO dalam pertemuan pada Selasa (19/5/2009) lalu untuk membahas produksi vaksin tersebut.
Isu kunci dalam pertemuan itu adalah biaya pembuatan vaksin dan ketersediaannya bagi negara-negara miskin. WHO tengah berupaya mencari dana dari Bank Dunia dan yayasan kesehatan internasional untuk membiayai suplai vaksin tersebut ke negara-negara miskin.
(sho/sho)
Catatan saya:
Sayangnya Virus Influenza A H1N1 ini tidak memandang "bulu", apakah Negara Miskin, Kaya, berkembang, tidak berkembang, Maju atau Mundur sekalipun. Semuanya punya risiko yang sama untuk disinggahi...
Semoga Bermanfaat
Thursday, May 21, 2009
Makanan Penangkal Flu Babi
Status penyebaran Virus Influenza A H1N1 sudah di level 6 yang berarti telah terjadi Pandemi Influenza atau penyebaran ke seluruh dunia. siapapun dapat terinfeksi flu ini, Vaksinnya pun belum tersedia hingga saat ini. apakah kita hanya tinggal diam ? tentu tidak, sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuh kita terhadap serangan influenza terutama "flu babi"ini ada beberapa jenis makanan yang dapat kita konsumsi silakan simak tulisan berikut..
Jakarta (DetikNews.com)- Jumlah kasus flu babi di seluruh dunia terus bertambah. Sebelum vaksin diproduksi banyak hal bisa kita lakukan sebagai pencegahan. Seorang ahli gizi dan pengarang ternama memberikan tips pencegahannya melalui makanan. Apa saja yang sebaiknya kita konsumsi?
Menanggapi kasus flu babi di seluruh dunia, Christine Avanti, seorang ahli gizi ternama dari Los Angeles memberikan info seputar makanan yang sepatutnya banyak dikonsumsi. Virus yang masuk ke dalam tubuh hanya bisa ditangkal dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. "Kekebalan tubuh sangat berkaitan dengan makanan yang kita makan", demikian tutunya. Berikut ini 5 jenis makanan yang sebaiknya banyak dikonsumsi karena sangat baik untuk membangun kekebalan tubuh terhadap virus.
Wortel
Wortel yang berwarna oranye sangat baik karena kaya akan beta karoten. Beta karoten memiliki kekuatan dahsyat untuk memperkuat daya tahan tubuh melawan bakteri dan infeksi virus. Penelitian membuktikan makin banyak mengkonsumsi beta karoten, makin tinggi perkembangan sel kebal, termasuk sel pembunuh alami. Jika bosan dengan wortel Anda bisa mendapatkan beta karoten dari makanan lain seperti mangga, papaya, jeruk , melon dan sayuran berwarna hijau.
Jamur
Anda pasti senang jika mendengar bahwa saus jamur yang sering Anda tuangkan ke atas steak sebenarnya merupakan pemicu kekebalan tubuh yang bagus. Menurut riset terakhir, penambahan konsumsi jamur kancing atau champignon, akan meningkatkan sel pembunuh alami, yang meningkatkkan kekebalan tubuh.
Jus Delima
Salah satu alasan delima menjadi superfood karena mengandung antikoksidan untuk kekebalan tubuh. Antioksidan melindungi dan memperbaiki sel yang rusak karena radikal bebas, membuat tubuh Anda bisa terhindar dari infeksi termasuk flu. Delima juga memiliki kekuatan luar biasa untuk menangkal radikal bebas. Karena buah delima tidak tersedia sepanjang tahun, Anda bisa mengkonsumsi jus alami delima tanpa tambahan gula. Siperfood lainnya adalah blackberry, blueberry dan acai berry. Sebaiknya makan buah-buahan dalam keadaan segar tanpa dimasak.
Teh Hijau
Teh hijau sejak dulu dikenal sebagai minuman berkhasiat. Hal ini disebabkan suatu tipe antioksidan yang terkandung di dalam teh hijau bernama catechin. Catechin di dalam teh hijau disebut Epigallo Catechin Gallate (EGCG) yang bisa mendorong perkembangan sel kebal khusus. EGCG di dalam teh hijau dalam berbagai studi sudah terbukti memperlambat penyebaran virus. Komponen lain dalam teh hijau adalah L-theanine yang terbukti memperkuat respons kekebalan tubuh seperti yang terbukti dari riset yang dilakukan di Havard.
Yoghurt
Saat mengkonsumsi probiotik, bakteri hidup dalam yoghurt dan produk lain yang diperkaya oleh bakteri, langsung ada di dalam usus yang menjadi tempat 70%-80% sel kebal mengendap. Bakteri dalam mulut ditumpas ketika bertemu dengan bakteri sehat. Makanan yang kaya akan kultur bakteri hidup termasuk sauerkraut (acar kubis) dan yoghurt seperti Voskos. Biasanya kandungan bakteri tertera pada kemasan produk yoghurt. Mengingat saat ini banyak produk yoghurt di pasaran. Bisa juga mengkonsumsi suplemen probiotik.
Kini Anda bisa mengatur jenis makanan yang Anda makan tiap hari. Perbanyak makanan dengan bahan-bahan di atas agar sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat. Segala jenis virus termasuk virus flu babi pun bisa ditangkal dengan baik oleh tubuh.
( eka / Odi )
Semoga Bermanfaat
Jakarta (DetikNews.com)- Jumlah kasus flu babi di seluruh dunia terus bertambah. Sebelum vaksin diproduksi banyak hal bisa kita lakukan sebagai pencegahan. Seorang ahli gizi dan pengarang ternama memberikan tips pencegahannya melalui makanan. Apa saja yang sebaiknya kita konsumsi?
Menanggapi kasus flu babi di seluruh dunia, Christine Avanti, seorang ahli gizi ternama dari Los Angeles memberikan info seputar makanan yang sepatutnya banyak dikonsumsi. Virus yang masuk ke dalam tubuh hanya bisa ditangkal dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. "Kekebalan tubuh sangat berkaitan dengan makanan yang kita makan", demikian tutunya. Berikut ini 5 jenis makanan yang sebaiknya banyak dikonsumsi karena sangat baik untuk membangun kekebalan tubuh terhadap virus.
Wortel
Wortel yang berwarna oranye sangat baik karena kaya akan beta karoten. Beta karoten memiliki kekuatan dahsyat untuk memperkuat daya tahan tubuh melawan bakteri dan infeksi virus. Penelitian membuktikan makin banyak mengkonsumsi beta karoten, makin tinggi perkembangan sel kebal, termasuk sel pembunuh alami. Jika bosan dengan wortel Anda bisa mendapatkan beta karoten dari makanan lain seperti mangga, papaya, jeruk , melon dan sayuran berwarna hijau.
Jamur
Anda pasti senang jika mendengar bahwa saus jamur yang sering Anda tuangkan ke atas steak sebenarnya merupakan pemicu kekebalan tubuh yang bagus. Menurut riset terakhir, penambahan konsumsi jamur kancing atau champignon, akan meningkatkan sel pembunuh alami, yang meningkatkkan kekebalan tubuh.
Jus Delima
Salah satu alasan delima menjadi superfood karena mengandung antikoksidan untuk kekebalan tubuh. Antioksidan melindungi dan memperbaiki sel yang rusak karena radikal bebas, membuat tubuh Anda bisa terhindar dari infeksi termasuk flu. Delima juga memiliki kekuatan luar biasa untuk menangkal radikal bebas. Karena buah delima tidak tersedia sepanjang tahun, Anda bisa mengkonsumsi jus alami delima tanpa tambahan gula. Siperfood lainnya adalah blackberry, blueberry dan acai berry. Sebaiknya makan buah-buahan dalam keadaan segar tanpa dimasak.
Teh Hijau
Teh hijau sejak dulu dikenal sebagai minuman berkhasiat. Hal ini disebabkan suatu tipe antioksidan yang terkandung di dalam teh hijau bernama catechin. Catechin di dalam teh hijau disebut Epigallo Catechin Gallate (EGCG) yang bisa mendorong perkembangan sel kebal khusus. EGCG di dalam teh hijau dalam berbagai studi sudah terbukti memperlambat penyebaran virus. Komponen lain dalam teh hijau adalah L-theanine yang terbukti memperkuat respons kekebalan tubuh seperti yang terbukti dari riset yang dilakukan di Havard.
Yoghurt
Saat mengkonsumsi probiotik, bakteri hidup dalam yoghurt dan produk lain yang diperkaya oleh bakteri, langsung ada di dalam usus yang menjadi tempat 70%-80% sel kebal mengendap. Bakteri dalam mulut ditumpas ketika bertemu dengan bakteri sehat. Makanan yang kaya akan kultur bakteri hidup termasuk sauerkraut (acar kubis) dan yoghurt seperti Voskos. Biasanya kandungan bakteri tertera pada kemasan produk yoghurt. Mengingat saat ini banyak produk yoghurt di pasaran. Bisa juga mengkonsumsi suplemen probiotik.
Kini Anda bisa mengatur jenis makanan yang Anda makan tiap hari. Perbanyak makanan dengan bahan-bahan di atas agar sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat. Segala jenis virus termasuk virus flu babi pun bisa ditangkal dengan baik oleh tubuh.
( eka / Odi )
Semoga Bermanfaat
Makanan Penangkal Flu Babi
Status penyebaran Virus Influenza A H1N1 sudah di level 6 yang berarti telah terjadi Pandemi Influenza atau penyebaran ke seluruh dunia. siapapun dapat terinfeksi flu ini, Vaksinnya pun belum tersedia hingga saat ini. apakah kita hanya tinggal diam ? tentu tidak, sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuh kita terhadap serangan influenza terutama "flu babi"ini ada beberapa jenis makanan yang dapat kita konsumsi silakan simak tulisan berikut..
Jakarta (DetikNews.com)- Jumlah kasus flu babi di seluruh dunia terus bertambah. Sebelum vaksin diproduksi banyak hal bisa kita lakukan sebagai pencegahan. Seorang ahli gizi dan pengarang ternama memberikan tips pencegahannya melalui makanan. Apa saja yang sebaiknya kita konsumsi?
Menanggapi kasus flu babi di seluruh dunia, Christine Avanti, seorang ahli gizi ternama dari Los Angeles memberikan info seputar makanan yang sepatutnya banyak dikonsumsi. Virus yang masuk ke dalam tubuh hanya bisa ditangkal dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. "Kekebalan tubuh sangat berkaitan dengan makanan yang kita makan", demikian tutunya. Berikut ini 5 jenis makanan yang sebaiknya banyak dikonsumsi karena sangat baik untuk membangun kekebalan tubuh terhadap virus.
Wortel
Wortel yang berwarna oranye sangat baik karena kaya akan beta karoten. Beta karoten memiliki kekuatan dahsyat untuk memperkuat daya tahan tubuh melawan bakteri dan infeksi virus. Penelitian membuktikan makin banyak mengkonsumsi beta karoten, makin tinggi perkembangan sel kebal, termasuk sel pembunuh alami. Jika bosan dengan wortel Anda bisa mendapatkan beta karoten dari makanan lain seperti mangga, papaya, jeruk , melon dan sayuran berwarna hijau.
Jamur
Anda pasti senang jika mendengar bahwa saus jamur yang sering Anda tuangkan ke atas steak sebenarnya merupakan pemicu kekebalan tubuh yang bagus. Menurut riset terakhir, penambahan konsumsi jamur kancing atau champignon, akan meningkatkan sel pembunuh alami, yang meningkatkkan kekebalan tubuh.
Jus Delima
Salah satu alasan delima menjadi superfood karena mengandung antikoksidan untuk kekebalan tubuh. Antioksidan melindungi dan memperbaiki sel yang rusak karena radikal bebas, membuat tubuh Anda bisa terhindar dari infeksi termasuk flu. Delima juga memiliki kekuatan luar biasa untuk menangkal radikal bebas. Karena buah delima tidak tersedia sepanjang tahun, Anda bisa mengkonsumsi jus alami delima tanpa tambahan gula. Siperfood lainnya adalah blackberry, blueberry dan acai berry. Sebaiknya makan buah-buahan dalam keadaan segar tanpa dimasak.
Teh Hijau
Teh hijau sejak dulu dikenal sebagai minuman berkhasiat. Hal ini disebabkan suatu tipe antioksidan yang terkandung di dalam teh hijau bernama catechin. Catechin di dalam teh hijau disebut Epigallo Catechin Gallate (EGCG) yang bisa mendorong perkembangan sel kebal khusus. EGCG di dalam teh hijau dalam berbagai studi sudah terbukti memperlambat penyebaran virus. Komponen lain dalam teh hijau adalah L-theanine yang terbukti memperkuat respons kekebalan tubuh seperti yang terbukti dari riset yang dilakukan di Havard.
Yoghurt
Saat mengkonsumsi probiotik, bakteri hidup dalam yoghurt dan produk lain yang diperkaya oleh bakteri, langsung ada di dalam usus yang menjadi tempat 70%-80% sel kebal mengendap. Bakteri dalam mulut ditumpas ketika bertemu dengan bakteri sehat. Makanan yang kaya akan kultur bakteri hidup termasuk sauerkraut (acar kubis) dan yoghurt seperti Voskos. Biasanya kandungan bakteri tertera pada kemasan produk yoghurt. Mengingat saat ini banyak produk yoghurt di pasaran. Bisa juga mengkonsumsi suplemen probiotik.
Kini Anda bisa mengatur jenis makanan yang Anda makan tiap hari. Perbanyak makanan dengan bahan-bahan di atas agar sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat. Segala jenis virus termasuk virus flu babi pun bisa ditangkal dengan baik oleh tubuh.
( eka / Odi )
Semoga Bermanfaat
Jakarta (DetikNews.com)- Jumlah kasus flu babi di seluruh dunia terus bertambah. Sebelum vaksin diproduksi banyak hal bisa kita lakukan sebagai pencegahan. Seorang ahli gizi dan pengarang ternama memberikan tips pencegahannya melalui makanan. Apa saja yang sebaiknya kita konsumsi?
Menanggapi kasus flu babi di seluruh dunia, Christine Avanti, seorang ahli gizi ternama dari Los Angeles memberikan info seputar makanan yang sepatutnya banyak dikonsumsi. Virus yang masuk ke dalam tubuh hanya bisa ditangkal dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. "Kekebalan tubuh sangat berkaitan dengan makanan yang kita makan", demikian tutunya. Berikut ini 5 jenis makanan yang sebaiknya banyak dikonsumsi karena sangat baik untuk membangun kekebalan tubuh terhadap virus.
Wortel
Wortel yang berwarna oranye sangat baik karena kaya akan beta karoten. Beta karoten memiliki kekuatan dahsyat untuk memperkuat daya tahan tubuh melawan bakteri dan infeksi virus. Penelitian membuktikan makin banyak mengkonsumsi beta karoten, makin tinggi perkembangan sel kebal, termasuk sel pembunuh alami. Jika bosan dengan wortel Anda bisa mendapatkan beta karoten dari makanan lain seperti mangga, papaya, jeruk , melon dan sayuran berwarna hijau.
Jamur
Anda pasti senang jika mendengar bahwa saus jamur yang sering Anda tuangkan ke atas steak sebenarnya merupakan pemicu kekebalan tubuh yang bagus. Menurut riset terakhir, penambahan konsumsi jamur kancing atau champignon, akan meningkatkan sel pembunuh alami, yang meningkatkkan kekebalan tubuh.
Jus Delima
Salah satu alasan delima menjadi superfood karena mengandung antikoksidan untuk kekebalan tubuh. Antioksidan melindungi dan memperbaiki sel yang rusak karena radikal bebas, membuat tubuh Anda bisa terhindar dari infeksi termasuk flu. Delima juga memiliki kekuatan luar biasa untuk menangkal radikal bebas. Karena buah delima tidak tersedia sepanjang tahun, Anda bisa mengkonsumsi jus alami delima tanpa tambahan gula. Siperfood lainnya adalah blackberry, blueberry dan acai berry. Sebaiknya makan buah-buahan dalam keadaan segar tanpa dimasak.
Teh Hijau
Teh hijau sejak dulu dikenal sebagai minuman berkhasiat. Hal ini disebabkan suatu tipe antioksidan yang terkandung di dalam teh hijau bernama catechin. Catechin di dalam teh hijau disebut Epigallo Catechin Gallate (EGCG) yang bisa mendorong perkembangan sel kebal khusus. EGCG di dalam teh hijau dalam berbagai studi sudah terbukti memperlambat penyebaran virus. Komponen lain dalam teh hijau adalah L-theanine yang terbukti memperkuat respons kekebalan tubuh seperti yang terbukti dari riset yang dilakukan di Havard.
Yoghurt
Saat mengkonsumsi probiotik, bakteri hidup dalam yoghurt dan produk lain yang diperkaya oleh bakteri, langsung ada di dalam usus yang menjadi tempat 70%-80% sel kebal mengendap. Bakteri dalam mulut ditumpas ketika bertemu dengan bakteri sehat. Makanan yang kaya akan kultur bakteri hidup termasuk sauerkraut (acar kubis) dan yoghurt seperti Voskos. Biasanya kandungan bakteri tertera pada kemasan produk yoghurt. Mengingat saat ini banyak produk yoghurt di pasaran. Bisa juga mengkonsumsi suplemen probiotik.
Kini Anda bisa mengatur jenis makanan yang Anda makan tiap hari. Perbanyak makanan dengan bahan-bahan di atas agar sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat. Segala jenis virus termasuk virus flu babi pun bisa ditangkal dengan baik oleh tubuh.
( eka / Odi )
Semoga Bermanfaat
Tuesday, May 19, 2009
Hati-hati Kosmetik Palsu
Beberapa minggu terakhir kita menyaksikan bagaimana media elektronik kita secara kontinyu menayangkan informasi tentang beredarnya barang palsu. Bukan hanya uang pecahan ratusan ribu. Melainkan produk kosmetik “abal“ atau palsu. Saya cukup tertegun ketika menyaksikan tayangan tersebut. Bagaimana seseorang tega-teganya melakukan tindak pemalsuan yang tentu saja sangat merugikan.
Coba bayangkan bagaimana rasanya ketika wajah kita memakai produk pembersih muka yang terbuat dari campuran alkohol, air serta pewangi tanpa memberikan atrak kesegaran tertentu. Dan apakah yang akan terjadi ketika wajah kita memakai krim pemutih palsu yang secara gegabah dibuat dari salah satunya adalah KOH atau lebih terkenal dengan soda api. Dalam dunia perbengkelan, larutan soda api biasanya digunakan untuk mengelupaskan atau mengikis cat mobil. Dan larutan itu, sekali lagi mampir di wajah kita.
Ketika diinvestigasi, orang yang melakukan pemalsuan tersebut mengatakan bahwa produk “abal” biasanya dijual separuh harga produk asli. Makanya banyak penjual juga melirik produk itu. Sebut saja produk kosmetik; penyegar muka cair, susu pembersih muka, krim pemutih, vitamin kulit, lotion tubu, cat kuku, sabun wajah dan sebagainya.
Pemalsuan dua produk kosmetik di atas terlihat canggih. Tidak hanya bungkus, tetapi dari plastik segel dan lain sebagainya terlihat mirip dengan asli. Sampai botol-botol kecil, baik plastik maupun kaca telah mereka persiapkan sedemikian rupa. Meskipun kalau kita jeli, tetap akan terlihat beda antara yang asli dengan yang “abal”. Contohnya kosmetik, pada produk “abal” tidak tertulis nomor registerasinya. Pun kalau ada nomor tersebut sudah hampir hilang karena proses pembersihan botol. Maka, seringkali kemasan kosmetik palsu terlihat kurang sempurna.
Dari segi higienitas, keadaan ruang produksi saja tidak mencukupi. Karung-karung tersimpan dalam suhu yang rendah sehingga memungkinkan tercemarnya jamur atau bakteri patogen. Sedangkan mesin-mesin produksi terlihat kotor, juga memungkinkan tercemarnya bakteri. Penerangan hanya mengandalkan dari cahaya beberapa lampu TL. Dari luar, nampak rumah tersebut sebagaimana layaknya. Tidak terlihat bahwa di dalamnya terdapat dua bungker bawah tanah sebagai pabrik jamu oplosan.
Dan sayangnya, para pemalsu yang terjaring operasi hanya dihukum ringan. Misal saja, pemalsu jamu di atas dihukum penjara selama empat tahun dan dengan denda 10 juta rupiah. Di lain sisi, saya membaca bahwa BPOM dan aparat kepolisian masih kurang dalam mensosialisasikan adanya kosmetik, obat dan jamu palsu ke masyarakat. YLKI sebagai yayasan perlindungan konsumen juga masih kurang memberikan informasi tentang beredarnya banyak barang palsu.
Akhirnya, masyarakat resah. Dalam keresahan itu ironisnya ia tidak memiliki pegangan yang kuat terkait dengan ciri-ciri dan kemungkinan wilayah sebaran barang palsu. Harusnya sesekali BPOM atau YLKI mengeluarkan iklan layanan masyarakat di media cetak maupun elektronik agar informasi di atas tersebar secara luas.
Hemat saya, masyarakat luas jangan tergiur dengan produk dengan harga murah atau lebih murah. Coba dengan teliti periksa kemasan, nomor register dan lain sebagainya. Dan sayangnya juga kebanyakan yang mengkonsumsi barang palsu merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah yang akses pengetahuan serta finansialnya minim.
Ada 3 jenis kosmetik palsu yang selama ini beredar di masyarakat.
1. Krim pemutih wajah
Ada 2 ibu yang mukanya jadi rusak (kulitnya menghitam) gara2 krim pemutih wajah palsu yang mereka beli di pasar tradisional. Model krim pemutihnya itu yg kemasannya seperti Tull Jye atau Tje Fuk. Pemalsu obat ini menggunakan bahan2 kimia yang dapat diperoleh di toko kimia dan mereka mencampur2 bahan tersebut sehingga menjadi 2 macam krim yg diakui sebagai krim pemutih wajah. Krim2 tersebut dikemas dalam tempat2 kecil dan diberi label "Natural 99" lengkap dengan no registrasi POM di bawahnya (yg mana nomor itu tidak pernah ada). Ada 2 macam krim, krim pagi dan krim malam. Yang satu warnanya putih, satunya lagi warna kuning. Krim2 palsu ini dijual ke toko2 kosmetik di pasar tradisional dengan harga Rp. 25.000/lusin !
2. Pembersih muka & body lotion
- Viva Face Tonic
- Citra Green Tea Body Lotion
- Citra Mangir Body Lotion
Sindikat pemalsu ini mengumpulkan botol2 kemasan bekas yang dicuci kembali lalu diisi dengan cairan kimia yang berbahaya. Parahnya nih, menurut pengakuan si pemalsu mereka juga bekerja sama dengan sales dari pabrik kosmetik yang mereka palsukan, untuk mendapatkan formula yang mirip dengan kosmetik asli. Di sini dikasi liat perbedaan antara face tonic yang asli dan yang palsu. Di dalam panci dinyalakan api dan face tonic yang asli dituang ke dalam panci itu, hasilnya nyala api kecil. Ketika face tonic yang palsu dituang ke dalam panci, nyala apinya besar sekali ! Si pemalsu ini meniru persis formula kosmetik yang mereka palsukan, sampai2 mereka punya plastic seal untuk menyegel tutup botol.
Poin no 1 & 2, bahan2 yg mereka gunakan salah satunya adalah soda api atau caustic soda yang biasa digunakan untuk mengelotokkan cat mobil !
3. Kuteks
Ternyata kuteks ada yg dipalsuin juga ! Modus operandinya, pemalsu membeli botol2 kuteks bekas dari pemulung, dibersihkan kemudian diisi dengan cairan kuteks palsu yang terbuat dari terpentin, metanol dan cat tembok ! Untuk beberapa botol kuteks bekas yang masih ada sisanya sedikit mereka tambahkan dengan vernis supaya jadi cair lagi dan jumlahnya banyak. Dari beberapa merk yang mereka palsukan, mereka pilih merk yang labelnya bisa dilepas karena bisa mereka ganti dengan label yang baru. Perbedaan kuteks palsu dan asli, kuteks yang palsu itu kalau dipakai di kuku terasa dingin, trus warnanya juga beda dari warna asli. Kemudian dari kemasannya, kalau botol kuteks Revlon kan di tutupnya ada 3 garis warna emas, nah yang palsu itu warna emasnya udah pudar. Trus di tutup botol kuteks Revlon kan ada keterangan nomor dan nama warna kuteks, nah kalau yang palsu ngga ada karena udah mereka copot.
Apa sih ciri-ciri kosmetik palsu ?
Ciri-ciri kosmetik palsu sulit dikenali sehingga pihaknya sulit menemukan produk tersebut dalam kegiatan pengawasan produk kosmetik yang setiap tahun rutin dilakukan.
Sebenarnya pada produk asli terdapat nomor registrasi produk dengan kode CD plus angka sepuluh digit untuk produk dalam negeri serta CL plus angka sepuluh digit untuk produk luar negeri. Tapi kode itupun sering ditiru sehingga hampir tidak ada tanda khas yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi. Kalau yang asli ada nomor registasi produk jadi hati-hati saat membeli alat kosmetik.
Kepada para pemalsu, saya masih heran mengapa kalian tega mencelakai sesama manusia? Apa lantaran hari ini tata kehidupan kita sudah begitu bar-bar, sehingga kalian berpikir yang kuatlah yang menang, tentunya dengan berbagai cara.
Coba bayangkan bagaimana rasanya ketika wajah kita memakai produk pembersih muka yang terbuat dari campuran alkohol, air serta pewangi tanpa memberikan atrak kesegaran tertentu. Dan apakah yang akan terjadi ketika wajah kita memakai krim pemutih palsu yang secara gegabah dibuat dari salah satunya adalah KOH atau lebih terkenal dengan soda api. Dalam dunia perbengkelan, larutan soda api biasanya digunakan untuk mengelupaskan atau mengikis cat mobil. Dan larutan itu, sekali lagi mampir di wajah kita.
Ketika diinvestigasi, orang yang melakukan pemalsuan tersebut mengatakan bahwa produk “abal” biasanya dijual separuh harga produk asli. Makanya banyak penjual juga melirik produk itu. Sebut saja produk kosmetik; penyegar muka cair, susu pembersih muka, krim pemutih, vitamin kulit, lotion tubu, cat kuku, sabun wajah dan sebagainya.
Pemalsuan dua produk kosmetik di atas terlihat canggih. Tidak hanya bungkus, tetapi dari plastik segel dan lain sebagainya terlihat mirip dengan asli. Sampai botol-botol kecil, baik plastik maupun kaca telah mereka persiapkan sedemikian rupa. Meskipun kalau kita jeli, tetap akan terlihat beda antara yang asli dengan yang “abal”. Contohnya kosmetik, pada produk “abal” tidak tertulis nomor registerasinya. Pun kalau ada nomor tersebut sudah hampir hilang karena proses pembersihan botol. Maka, seringkali kemasan kosmetik palsu terlihat kurang sempurna.
Dari segi higienitas, keadaan ruang produksi saja tidak mencukupi. Karung-karung tersimpan dalam suhu yang rendah sehingga memungkinkan tercemarnya jamur atau bakteri patogen. Sedangkan mesin-mesin produksi terlihat kotor, juga memungkinkan tercemarnya bakteri. Penerangan hanya mengandalkan dari cahaya beberapa lampu TL. Dari luar, nampak rumah tersebut sebagaimana layaknya. Tidak terlihat bahwa di dalamnya terdapat dua bungker bawah tanah sebagai pabrik jamu oplosan.
Dan sayangnya, para pemalsu yang terjaring operasi hanya dihukum ringan. Misal saja, pemalsu jamu di atas dihukum penjara selama empat tahun dan dengan denda 10 juta rupiah. Di lain sisi, saya membaca bahwa BPOM dan aparat kepolisian masih kurang dalam mensosialisasikan adanya kosmetik, obat dan jamu palsu ke masyarakat. YLKI sebagai yayasan perlindungan konsumen juga masih kurang memberikan informasi tentang beredarnya banyak barang palsu.
Akhirnya, masyarakat resah. Dalam keresahan itu ironisnya ia tidak memiliki pegangan yang kuat terkait dengan ciri-ciri dan kemungkinan wilayah sebaran barang palsu. Harusnya sesekali BPOM atau YLKI mengeluarkan iklan layanan masyarakat di media cetak maupun elektronik agar informasi di atas tersebar secara luas.
Hemat saya, masyarakat luas jangan tergiur dengan produk dengan harga murah atau lebih murah. Coba dengan teliti periksa kemasan, nomor register dan lain sebagainya. Dan sayangnya juga kebanyakan yang mengkonsumsi barang palsu merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah yang akses pengetahuan serta finansialnya minim.
Ada 3 jenis kosmetik palsu yang selama ini beredar di masyarakat.
1. Krim pemutih wajah
Ada 2 ibu yang mukanya jadi rusak (kulitnya menghitam) gara2 krim pemutih wajah palsu yang mereka beli di pasar tradisional. Model krim pemutihnya itu yg kemasannya seperti Tull Jye atau Tje Fuk. Pemalsu obat ini menggunakan bahan2 kimia yang dapat diperoleh di toko kimia dan mereka mencampur2 bahan tersebut sehingga menjadi 2 macam krim yg diakui sebagai krim pemutih wajah. Krim2 tersebut dikemas dalam tempat2 kecil dan diberi label "Natural 99" lengkap dengan no registrasi POM di bawahnya (yg mana nomor itu tidak pernah ada). Ada 2 macam krim, krim pagi dan krim malam. Yang satu warnanya putih, satunya lagi warna kuning. Krim2 palsu ini dijual ke toko2 kosmetik di pasar tradisional dengan harga Rp. 25.000/lusin !
2. Pembersih muka & body lotion
- Viva Face Tonic
- Citra Green Tea Body Lotion
- Citra Mangir Body Lotion
Sindikat pemalsu ini mengumpulkan botol2 kemasan bekas yang dicuci kembali lalu diisi dengan cairan kimia yang berbahaya. Parahnya nih, menurut pengakuan si pemalsu mereka juga bekerja sama dengan sales dari pabrik kosmetik yang mereka palsukan, untuk mendapatkan formula yang mirip dengan kosmetik asli. Di sini dikasi liat perbedaan antara face tonic yang asli dan yang palsu. Di dalam panci dinyalakan api dan face tonic yang asli dituang ke dalam panci itu, hasilnya nyala api kecil. Ketika face tonic yang palsu dituang ke dalam panci, nyala apinya besar sekali ! Si pemalsu ini meniru persis formula kosmetik yang mereka palsukan, sampai2 mereka punya plastic seal untuk menyegel tutup botol.
Poin no 1 & 2, bahan2 yg mereka gunakan salah satunya adalah soda api atau caustic soda yang biasa digunakan untuk mengelotokkan cat mobil !
3. Kuteks
Ternyata kuteks ada yg dipalsuin juga ! Modus operandinya, pemalsu membeli botol2 kuteks bekas dari pemulung, dibersihkan kemudian diisi dengan cairan kuteks palsu yang terbuat dari terpentin, metanol dan cat tembok ! Untuk beberapa botol kuteks bekas yang masih ada sisanya sedikit mereka tambahkan dengan vernis supaya jadi cair lagi dan jumlahnya banyak. Dari beberapa merk yang mereka palsukan, mereka pilih merk yang labelnya bisa dilepas karena bisa mereka ganti dengan label yang baru. Perbedaan kuteks palsu dan asli, kuteks yang palsu itu kalau dipakai di kuku terasa dingin, trus warnanya juga beda dari warna asli. Kemudian dari kemasannya, kalau botol kuteks Revlon kan di tutupnya ada 3 garis warna emas, nah yang palsu itu warna emasnya udah pudar. Trus di tutup botol kuteks Revlon kan ada keterangan nomor dan nama warna kuteks, nah kalau yang palsu ngga ada karena udah mereka copot.
Apa sih ciri-ciri kosmetik palsu ?
Ciri-ciri kosmetik palsu sulit dikenali sehingga pihaknya sulit menemukan produk tersebut dalam kegiatan pengawasan produk kosmetik yang setiap tahun rutin dilakukan.
Sebenarnya pada produk asli terdapat nomor registrasi produk dengan kode CD plus angka sepuluh digit untuk produk dalam negeri serta CL plus angka sepuluh digit untuk produk luar negeri. Tapi kode itupun sering ditiru sehingga hampir tidak ada tanda khas yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi. Kalau yang asli ada nomor registasi produk jadi hati-hati saat membeli alat kosmetik.
Kepada para pemalsu, saya masih heran mengapa kalian tega mencelakai sesama manusia? Apa lantaran hari ini tata kehidupan kita sudah begitu bar-bar, sehingga kalian berpikir yang kuatlah yang menang, tentunya dengan berbagai cara.
Monday, May 18, 2009
Cara Mencegah Penularan Impetigo
Impetigo berasal dari gatal, kemudian melepuh, mengeluarkan isi lepuhannya lalu mongering dan akhirnya membentuk keropeng. Impetigo merupakan penyakit menular, yang ditularkan melalui cairan yang berasal dari lepuhannya. Besarnya lepuhan bervariasi, ukurannya mulai dari sebesar kacang hingga ukuran cincin yang besar.
Lepuhan ini berisi cairan kuningan disertai rasa gatal. Nah, bila lepuhan itu pecah, bisa menular dengan cepat kepada orang-orang yang terjadi kontak secara langsung dengan penderita ini.
Parahnya lagi, seperti ditulis showgroup.com, impetigo bisa terjadi hingga pembengkakan kelenjar getah bening disekitar darah yang terinfeksi.
Untuk pencegahannya, bisa dilakukan dengan memelihara kebersihan kesehatan badan. Goresan ringan atau luka lecet sebaiknya dicuci bersih dengan sabun dan air. Bila perlu olesi dengan zat anti bakteri.
Bagaimana sih mencegah Impetigo Menular
1. Selalu mencuci tangan setelah menangani les kulit.
2. Hindari kontak dengan cairan yang berasal dari lepuhan di kulit
3. Hindari pemakaian handuk bersama, pisau cukur, atau pakaian dengan penderita
Label:
cacar,
cacar api,
cacar monyet,
Penyakit,
penyakit anak
Cacar Monyet Mengancam
Di musim tak menentu seperti saat ini, banyak penyakit yang mengancam. Salah satunya adalah impetigo atau cacar monyet. Penyakit ini lebih dominan menyerang anak-anak.
Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustule). Penyakit kulit ini paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya tidak dijaga.
Dokter Spesial kulit, dr Arief menyebutkan, impetigo bisa muncul di bagian tubuh manapun. Dominan ditemukan di wajah, lengan dan tungkai. “Istilah kedokteran untuk cacar air adalah Varicella. Sedangkan cacar monyet atau cacar api disebut Impetigo. Impetigo ada dua macam, dan sering keduanya punya nama yang berbeda pula. Kadang disebut impetigo krustosa”, ungkap dr Arief, seprti dikutip http://drarief.com.
Meskipun disebut cacar, kedua jenis ini (Madu dan Api) tak sama dengan cacar air, karena cacar air disebabkan virus. Cacar madu merupakan kelainan yang terjadi disekitar lubang hidung dn mulut. Ciri-cirinya adalah kemerahan kulit dan lepuh yang cepat memecah, hinggah meninggalkan keropeng (kulit mati) yang tebal. Warnanya kuning seperti madu. Bila keropeng dilepaskan, terlihat luka lecet dibawahnya.
Sedangkan cacar api sering terjadi di ketiak, dada dan punggung. Penampilannya kemerahan di kulit dan gelembung-gelembung (mirip kulit yang kesundut rokok – mungkin ini sebabnya sehingga disebut cacar api). Gelembung di kulit ini berisi nanah yang mudah pecah. Cacar api sangat mudah menular dan berpindah dari satu bagian kulit ke bagian kulit lain. Jika terjadi pada bayi baru lahir, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Penyakit ini dapat disertai demam dan menimbulkan infeksi serius. Karena penyebabnya beda, pengobatan juga beda. Ada satu hal yang hampir sama, yaitu sama-sama berbekas kalau sampai pecah, tapi cacar air lebih berat bekasnya.
Dewasa ini, impetigo bisa terjadi setelah infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu atau infeksi virus lainnya). Impetigo bisa terjadi setelah cedera atau keadaan yang menyebabkan robekan di kulit (misalnya infeksi jamur dan lainnya.
Label:
cacar,
cacar api,
cacar monyet,
Penyakit,
penyakit anak,
penyakit kulit
Sunday, May 17, 2009
Kanker Syaraf Pada Anak
Perhatian untuk para orang tua, agar lebih intensif dalam merawat kesehatan anak dan buah hati kita. Masalah kesehatan memang dapat terjadi pada siapa saja, tak terkecuali buah hati kita. Sebuah informasi tentang Kanker Syaraf pada Anak dari Kompas.com mungkin dapat Anda jadikan penambah wawasan tentang kesehatan anak...
JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh puluh persen anak-anak di Indonesia yang menderita penyakit kanker neuroblastoma (kanker saraf) meninggal dunia, karena penyakit ini sudah ditemukan sejak manusia dalam bentuk embrio hingga dalam kandungan dan belum ada obatnya.
Sampai saat ini sulit mendeteksi apakah seorang bayi yang baru lahir terbebas dari penyakit mematikan itu karena dari 30 korban anak penderita kanker neuroblastoma yang dirawat di RS Kanker Darmais hanya delapan orang atau masih bertahan hidup, kata Ketua Yayasan Ongkologi Anak Indonesia, Rahmi Adi Putra Taher, di Jakarta, Selasa.
Kedelapan anak yang rata-rata berusia dibawa delapan tahun itu masih bertahan dan kini masih mendapatkan perawatan intensif di RS Kanker Darmais.
Neuroblastoma berada pada peringkat empat sebagai penyakit kanker ganas mematikan dari empat jenis kanker yakni leukimia, tumor otak dan retinabalstoma, namun neuroblastoma penderitanya adalah anak-anak.
RS Kanker Darmais bersama dengan Yayasan Ongkologi Anak Indonesia pada 5 Mei 2009, telah melakukan diagnosa terhadap seorang anak perempuan berusia tiga bulan dengan menyuntikkan yodium 131 (zat radinuklir) untuk mendeteksi apakah bayi itu menderita kanker neuroblastoma atau tidak.
Tim yang dipimpin dokter Edi S Tehuberu SpA MHA masih harus menunggu hasil diagnosa tersebut guna memastikan apakah anak itu menderita penyakit yang mematikan yang hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan total dari serangan penyakit itu.
Berbahaya dan seriusnya penyakit tersebut membuat keluarga korban harus menyiapkan dana besar untuk berobat yakni sekitar Rp13 juta per hari untuk menyembuhkan anak yang terserang neuroblatoma dengan kurun waktu 18 bulan.
Bahayanya penyakit itu membuat Yayasan Ongkologi Anak Indonesia (YOAI) bersama RS Kanker Darmais dan perusahaan komputer terkemuka di dunia IMB membuat kerjasama untuk menemukan obat kanker anak tersebut.
YOAI, RS Kanker Darmais dan IMB telah sepakat bekerjasama menciptakan industri kesehatan yang mengajak masyarakat untuk melawan aktif kanker neuroblatoma dengan menjadi relawan pada program pemanfaatan power komputerisasi yang sedang tidak dipakai untuk disebarluaskan.
Semoga Bermanfaat
Komentar Anda ?
JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh puluh persen anak-anak di Indonesia yang menderita penyakit kanker neuroblastoma (kanker saraf) meninggal dunia, karena penyakit ini sudah ditemukan sejak manusia dalam bentuk embrio hingga dalam kandungan dan belum ada obatnya.
Sampai saat ini sulit mendeteksi apakah seorang bayi yang baru lahir terbebas dari penyakit mematikan itu karena dari 30 korban anak penderita kanker neuroblastoma yang dirawat di RS Kanker Darmais hanya delapan orang atau masih bertahan hidup, kata Ketua Yayasan Ongkologi Anak Indonesia, Rahmi Adi Putra Taher, di Jakarta, Selasa.
Kedelapan anak yang rata-rata berusia dibawa delapan tahun itu masih bertahan dan kini masih mendapatkan perawatan intensif di RS Kanker Darmais.
Neuroblastoma berada pada peringkat empat sebagai penyakit kanker ganas mematikan dari empat jenis kanker yakni leukimia, tumor otak dan retinabalstoma, namun neuroblastoma penderitanya adalah anak-anak.
RS Kanker Darmais bersama dengan Yayasan Ongkologi Anak Indonesia pada 5 Mei 2009, telah melakukan diagnosa terhadap seorang anak perempuan berusia tiga bulan dengan menyuntikkan yodium 131 (zat radinuklir) untuk mendeteksi apakah bayi itu menderita kanker neuroblastoma atau tidak.
Tim yang dipimpin dokter Edi S Tehuberu SpA MHA masih harus menunggu hasil diagnosa tersebut guna memastikan apakah anak itu menderita penyakit yang mematikan yang hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan total dari serangan penyakit itu.
Berbahaya dan seriusnya penyakit tersebut membuat keluarga korban harus menyiapkan dana besar untuk berobat yakni sekitar Rp13 juta per hari untuk menyembuhkan anak yang terserang neuroblatoma dengan kurun waktu 18 bulan.
Bahayanya penyakit itu membuat Yayasan Ongkologi Anak Indonesia (YOAI) bersama RS Kanker Darmais dan perusahaan komputer terkemuka di dunia IMB membuat kerjasama untuk menemukan obat kanker anak tersebut.
YOAI, RS Kanker Darmais dan IMB telah sepakat bekerjasama menciptakan industri kesehatan yang mengajak masyarakat untuk melawan aktif kanker neuroblatoma dengan menjadi relawan pada program pemanfaatan power komputerisasi yang sedang tidak dipakai untuk disebarluaskan.
Semoga Bermanfaat
Komentar Anda ?
Kanker Syaraf Pada Anak
Perhatian untuk para orang tua, agar lebih intensif dalam merawat kesehatan anak dan buah hati kita. Masalah kesehatan memang dapat terjadi pada siapa saja, tak terkecuali buah hati kita. Sebuah informasi tentang Kanker Syaraf pada Anak dari Kompas.com mungkin dapat Anda jadikan penambah wawasan tentang kesehatan anak...
JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh puluh persen anak-anak di Indonesia yang menderita penyakit kanker neuroblastoma (kanker saraf) meninggal dunia, karena penyakit ini sudah ditemukan sejak manusia dalam bentuk embrio hingga dalam kandungan dan belum ada obatnya.
Sampai saat ini sulit mendeteksi apakah seorang bayi yang baru lahir terbebas dari penyakit mematikan itu karena dari 30 korban anak penderita kanker neuroblastoma yang dirawat di RS Kanker Darmais hanya delapan orang atau masih bertahan hidup, kata Ketua Yayasan Ongkologi Anak Indonesia, Rahmi Adi Putra Taher, di Jakarta, Selasa.
Kedelapan anak yang rata-rata berusia dibawa delapan tahun itu masih bertahan dan kini masih mendapatkan perawatan intensif di RS Kanker Darmais.
Neuroblastoma berada pada peringkat empat sebagai penyakit kanker ganas mematikan dari empat jenis kanker yakni leukimia, tumor otak dan retinabalstoma, namun neuroblastoma penderitanya adalah anak-anak.
RS Kanker Darmais bersama dengan Yayasan Ongkologi Anak Indonesia pada 5 Mei 2009, telah melakukan diagnosa terhadap seorang anak perempuan berusia tiga bulan dengan menyuntikkan yodium 131 (zat radinuklir) untuk mendeteksi apakah bayi itu menderita kanker neuroblastoma atau tidak.
Tim yang dipimpin dokter Edi S Tehuberu SpA MHA masih harus menunggu hasil diagnosa tersebut guna memastikan apakah anak itu menderita penyakit yang mematikan yang hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan total dari serangan penyakit itu.
Berbahaya dan seriusnya penyakit tersebut membuat keluarga korban harus menyiapkan dana besar untuk berobat yakni sekitar Rp13 juta per hari untuk menyembuhkan anak yang terserang neuroblatoma dengan kurun waktu 18 bulan.
Bahayanya penyakit itu membuat Yayasan Ongkologi Anak Indonesia (YOAI) bersama RS Kanker Darmais dan perusahaan komputer terkemuka di dunia IMB membuat kerjasama untuk menemukan obat kanker anak tersebut.
YOAI, RS Kanker Darmais dan IMB telah sepakat bekerjasama menciptakan industri kesehatan yang mengajak masyarakat untuk melawan aktif kanker neuroblatoma dengan menjadi relawan pada program pemanfaatan power komputerisasi yang sedang tidak dipakai untuk disebarluaskan.
Semoga Bermanfaat
Komentar Anda ?
JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh puluh persen anak-anak di Indonesia yang menderita penyakit kanker neuroblastoma (kanker saraf) meninggal dunia, karena penyakit ini sudah ditemukan sejak manusia dalam bentuk embrio hingga dalam kandungan dan belum ada obatnya.
Sampai saat ini sulit mendeteksi apakah seorang bayi yang baru lahir terbebas dari penyakit mematikan itu karena dari 30 korban anak penderita kanker neuroblastoma yang dirawat di RS Kanker Darmais hanya delapan orang atau masih bertahan hidup, kata Ketua Yayasan Ongkologi Anak Indonesia, Rahmi Adi Putra Taher, di Jakarta, Selasa.
Kedelapan anak yang rata-rata berusia dibawa delapan tahun itu masih bertahan dan kini masih mendapatkan perawatan intensif di RS Kanker Darmais.
Neuroblastoma berada pada peringkat empat sebagai penyakit kanker ganas mematikan dari empat jenis kanker yakni leukimia, tumor otak dan retinabalstoma, namun neuroblastoma penderitanya adalah anak-anak.
RS Kanker Darmais bersama dengan Yayasan Ongkologi Anak Indonesia pada 5 Mei 2009, telah melakukan diagnosa terhadap seorang anak perempuan berusia tiga bulan dengan menyuntikkan yodium 131 (zat radinuklir) untuk mendeteksi apakah bayi itu menderita kanker neuroblastoma atau tidak.
Tim yang dipimpin dokter Edi S Tehuberu SpA MHA masih harus menunggu hasil diagnosa tersebut guna memastikan apakah anak itu menderita penyakit yang mematikan yang hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan total dari serangan penyakit itu.
Berbahaya dan seriusnya penyakit tersebut membuat keluarga korban harus menyiapkan dana besar untuk berobat yakni sekitar Rp13 juta per hari untuk menyembuhkan anak yang terserang neuroblatoma dengan kurun waktu 18 bulan.
Bahayanya penyakit itu membuat Yayasan Ongkologi Anak Indonesia (YOAI) bersama RS Kanker Darmais dan perusahaan komputer terkemuka di dunia IMB membuat kerjasama untuk menemukan obat kanker anak tersebut.
YOAI, RS Kanker Darmais dan IMB telah sepakat bekerjasama menciptakan industri kesehatan yang mengajak masyarakat untuk melawan aktif kanker neuroblatoma dengan menjadi relawan pada program pemanfaatan power komputerisasi yang sedang tidak dipakai untuk disebarluaskan.
Semoga Bermanfaat
Komentar Anda ?
Saturday, May 16, 2009
Kanker Penis dan Bersunat !
Sirkumsisi atau yang lazim disebut sunat ternyata mempunyai manfaat yang cukup besar untuk kesehatan kita (yang bersunat). Apa saja manfaatnya dan apa pula risikonya bila tidak bersunat, berikut informasinya...
JAKARTA, KOMPAS.com — Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.
Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.
Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.
Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.
Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.
Komentar Anda ?
Semoga Bermanfaat
Cara menghindari Kanker
Awas, Laki-laki Tak Bersunat Berisiko Kanker Penis!
JAKARTA, KOMPAS.com — Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.
Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.
Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.
Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.
Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.
Komentar Anda ?
Semoga Bermanfaat
Cara menghindari Kanker
Kanker Penis dan Bersunat !
Sirkumsisi atau yang lazim disebut sunat ternyata mempunyai manfaat yang cukup besar untuk kesehatan kita (yang bersunat). Apa saja manfaatnya dan apa pula risikonya bila tidak bersunat, berikut informasinya...
JAKARTA, KOMPAS.com — Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.
Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.
Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.
Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.
Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.
Komentar Anda ?
Semoga Bermanfaat
Cara menghindari Kanker
Awas, Laki-laki Tak Bersunat Berisiko Kanker Penis!
JAKARTA, KOMPAS.com — Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.
Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.
Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.
Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.
Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.
Komentar Anda ?
Semoga Bermanfaat
Cara menghindari Kanker
Friday, May 15, 2009
APEL = OBAT FLU
Apa yang Anda lakukan ketika gejala flu menyerang? Minum obatkah? Hmm.. Sebenarnya ada cara yang lebih sehat untuk menangkal flu ketika kondisi tubuh Anda sedang tidak fit.
Seperti sekarang disini saat mulai musim panas seperti ini, dimana debu bertebaran dimana-mana. Cuaca terkadang menjadi sangat panas di siang hari. Sudah lebih dari 40 derajat Celsius kalau siang hari. Perubahan cuaca
Thursday, May 14, 2009
Hati-Hati Makan Mie Basah
Mi basah rawan terhadap penambahan formalin dan boraks. Zat kimia ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Sayangnya, kandungan formalin dan boraks hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
Di Indonesia, mi digemari herbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lanjut usia. Alasannya. sifat mi yang enak, praktis, dan mengenyangkan. Kandungan karbohidrat yang tinggi, menjadikan mi digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Mi dapat diolah menjadi berbagai produk seperti mi baso, mi goreng, soto mi, mi ayam, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kandungan gizinya, mi merupakan bahan pangan yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai produk diversifikasi. Kandungan gizi mi sudah dapat mencukupi sebagai pengganti beras.
Sebungkus mi instan yang beratnya 75 gram (lengkap dengan minyak dan bumbu), serta ditambah dengan sayuran dan protein dari luar, dapat diandalkan untuk sarapan pagi. Untuk makan siang, porsinya perlu dinaikkan menjadi dua bungkus.
Terdapat beberapa kelemahan dalam produk-produk mi. Umumnya mi sedikit sekali mengandung serat (dietary fiber) serta vitamin B dan E. Komposisi bahan mi instan belakangan ini sudah semakin komplet. Beberapa merek mi instan telah dilengkapi
dengan serat, sedikit sayuran, dan irisan daging kering, serta vitamin B dan E. Namun, kita tetap saja perlu menambahkan bahan-bahan lain dari luar, terutama sayuran dan sumber protein, agar nilai gizinya menjadi semakin baik.
Murah, Meski Berbahaya Sayangnya, tingkat pengetahuan yang rendah mengenai bahan pengawet merupakan faktor utama penyebab penggunaan formalin dan boraks pada mi.
Beberapa survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet karena daya awet dan mutu mi yang dihasilkan menjadi lebih bagus, serta murah harganya, tanpa peduli bahaya yang dapat ditimbulkan.
Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung untuk membeli makanan yang harganya murah, tanpa mengindahkan kualitas. Dengan demikian, penggunaan formalin dan boraks pada mi dianggap hal biasa. Sulitnya membedakan biasa dan mi
yang dibuat dengan penambahan formalin dan boraks, juga menjadi salah satu faktor pendorong perilaku konsumen tersebut. Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji formalin dan uji boraks.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya peningkatan kesadaran dan pengetahuan bagi produsen dan konsumen tentang bahaya pemakaian bahan kimia yang bukan termasuk kategori bahan tambahan pangan. Selain itu, diperlukan sikap pemerintah yang lebih tegas
dalam melarang penggunaan kedua jenis pengawet tersebut pada produk pangan.
Bisa Menimbulkan Keracunan & Kematian Mi basah digunakan untuk produk makanan seperti mi baso, mi soto bogor, mi goreng, ataupun pada pembuatan makanan camilan.
Kadar air mi basah tergolong tinggi, sehingga daya awetnya rendah. Penyimpanan mi basah pada suhu kamar selama 40 jam menyebabkan tumbuhnya kapang.
Untuk itu, dalam pembuatan mi basah diperlukan bahan pengawet agar mi bisa bertahan lebih lama. Mungkin karena faktor ketidaktahuan banyak produsen yang menggunakan formalin atau boraks sebagai pengawet. Selain memberikan daya awet, kedua bahan tersebut juga murah harganya dan dapat memperbaiki kualitas mi.
Menurut beberapa produsen, penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. Sementara itu, penggunaan formalin akan menghasilkan mi yang lebih awet, yaitu dapat disimpan hingga 4 hari.
Laporan Badan POM tahun 2002 menunjukkan bahwa dari 29 sampel mi basah yang dijual di pasar dan supermarket Jawa Barat, ditemukan 2 sampel (6,9 persen) mengandung boraks, 1 sampel (3,45 persen) mengandung formalin, sedangkan 22 sampel (75,8 persen) mengandung formalin dan boraks. Hanya empat sampel yang dinyatakan aman dari formalin dan borak.Isu penggunaan formalin dan boraks tentu saja sangat meresahkan masyarakat. Kedua bahan tersebut jelas-jelas bukan termasuk kategori bahan tambahan pangan (food additives), sehingga sangat dilarang penggunaannya pada pangan apa pun. Kedua bahan tersebut dilarang penggunaannya karena bersifat racun terhadap konsumennya.
Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi
susunan saraf, atau gangguan peredaran darah.
Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah), dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian Injeksi formalin dengan dosis 100 gram dapat mengakibatkan
kematian dalam waktu 3 jam.
Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi (Winarno dan Rahayu, 1994).
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada
orang dewasa, kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.
Ini dia delapan nama mie dan tahu yang haram dimakan karena mengandung
zat formalin alias pengawet mayat. Daftar ini diterbitkan oleh Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jakarta.
Untuk mengelabui konsumen, produsen "Tahu Kuning Sari" tidak
segan-segan membubuhkan tulisan di bawah kemasan dengan kata-kata "Bebas Formalin
dan Boraks". Sementara di kemasan "Tahu Takwa Poo" tercantum nomor
register dari Departemen Kesehatan RI.
"Produk-produk ini bisa lolos karena waktu minta izin barang yang
diajukan tanpa formalin dan boraks, sehingga mereka mendapat izin.
Artinya, mereka melakukan penipuan," ujar Kepala BBPOM Jakarta Atiek
Harwati kepada wartawan di kantornya Jl. Kesehatan Nomor 10 - Jakarta
Selasa 27/12.
Sampel diambil dari pasar tradisional dan swalayan di sejumlah wilayah
di Jakarta, antara lain Pasar Muara Karang, Muara Angke dan Rawamangun.
Berikut ke-8 merek Mie & Tahu yang berformalin:
(1)Mie Kriting Telor Spesial Super Mie Ayam ZZ.
(2)Mie Bintang Terang.
(3)Bakmie Super Kriting telor ACC.
(4)Mie Kriting Jo's Food.
(5)MieAneka Rasa.
(6)Tahu Bintang Terang.
(7)Tahu Kuning Sari.
(8)Tahu Takwa Poo (produksi Kediri). –
Sumber BBPOM Jakarta.
Dari uraian di atas sebenernya ini kesalahan BBPOM atau dari pihak produsen..yg menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi tanpa melihat efek samping dari pemakaian zat tersebut .
Di Indonesia, mi digemari herbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lanjut usia. Alasannya. sifat mi yang enak, praktis, dan mengenyangkan. Kandungan karbohidrat yang tinggi, menjadikan mi digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Mi dapat diolah menjadi berbagai produk seperti mi baso, mi goreng, soto mi, mi ayam, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kandungan gizinya, mi merupakan bahan pangan yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai produk diversifikasi. Kandungan gizi mi sudah dapat mencukupi sebagai pengganti beras.
Sebungkus mi instan yang beratnya 75 gram (lengkap dengan minyak dan bumbu), serta ditambah dengan sayuran dan protein dari luar, dapat diandalkan untuk sarapan pagi. Untuk makan siang, porsinya perlu dinaikkan menjadi dua bungkus.
Terdapat beberapa kelemahan dalam produk-produk mi. Umumnya mi sedikit sekali mengandung serat (dietary fiber) serta vitamin B dan E. Komposisi bahan mi instan belakangan ini sudah semakin komplet. Beberapa merek mi instan telah dilengkapi
dengan serat, sedikit sayuran, dan irisan daging kering, serta vitamin B dan E. Namun, kita tetap saja perlu menambahkan bahan-bahan lain dari luar, terutama sayuran dan sumber protein, agar nilai gizinya menjadi semakin baik.
Murah, Meski Berbahaya Sayangnya, tingkat pengetahuan yang rendah mengenai bahan pengawet merupakan faktor utama penyebab penggunaan formalin dan boraks pada mi.
Beberapa survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet karena daya awet dan mutu mi yang dihasilkan menjadi lebih bagus, serta murah harganya, tanpa peduli bahaya yang dapat ditimbulkan.
Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung untuk membeli makanan yang harganya murah, tanpa mengindahkan kualitas. Dengan demikian, penggunaan formalin dan boraks pada mi dianggap hal biasa. Sulitnya membedakan biasa dan mi
yang dibuat dengan penambahan formalin dan boraks, juga menjadi salah satu faktor pendorong perilaku konsumen tersebut. Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji formalin dan uji boraks.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya peningkatan kesadaran dan pengetahuan bagi produsen dan konsumen tentang bahaya pemakaian bahan kimia yang bukan termasuk kategori bahan tambahan pangan. Selain itu, diperlukan sikap pemerintah yang lebih tegas
dalam melarang penggunaan kedua jenis pengawet tersebut pada produk pangan.
Bisa Menimbulkan Keracunan & Kematian Mi basah digunakan untuk produk makanan seperti mi baso, mi soto bogor, mi goreng, ataupun pada pembuatan makanan camilan.
Kadar air mi basah tergolong tinggi, sehingga daya awetnya rendah. Penyimpanan mi basah pada suhu kamar selama 40 jam menyebabkan tumbuhnya kapang.
Untuk itu, dalam pembuatan mi basah diperlukan bahan pengawet agar mi bisa bertahan lebih lama. Mungkin karena faktor ketidaktahuan banyak produsen yang menggunakan formalin atau boraks sebagai pengawet. Selain memberikan daya awet, kedua bahan tersebut juga murah harganya dan dapat memperbaiki kualitas mi.
Menurut beberapa produsen, penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. Sementara itu, penggunaan formalin akan menghasilkan mi yang lebih awet, yaitu dapat disimpan hingga 4 hari.
Laporan Badan POM tahun 2002 menunjukkan bahwa dari 29 sampel mi basah yang dijual di pasar dan supermarket Jawa Barat, ditemukan 2 sampel (6,9 persen) mengandung boraks, 1 sampel (3,45 persen) mengandung formalin, sedangkan 22 sampel (75,8 persen) mengandung formalin dan boraks. Hanya empat sampel yang dinyatakan aman dari formalin dan borak.Isu penggunaan formalin dan boraks tentu saja sangat meresahkan masyarakat. Kedua bahan tersebut jelas-jelas bukan termasuk kategori bahan tambahan pangan (food additives), sehingga sangat dilarang penggunaannya pada pangan apa pun. Kedua bahan tersebut dilarang penggunaannya karena bersifat racun terhadap konsumennya.
Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi
susunan saraf, atau gangguan peredaran darah.
Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah), dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian Injeksi formalin dengan dosis 100 gram dapat mengakibatkan
kematian dalam waktu 3 jam.
Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi (Winarno dan Rahayu, 1994).
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada
orang dewasa, kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.
Ini dia delapan nama mie dan tahu yang haram dimakan karena mengandung
zat formalin alias pengawet mayat. Daftar ini diterbitkan oleh Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jakarta.
Untuk mengelabui konsumen, produsen "Tahu Kuning Sari" tidak
segan-segan membubuhkan tulisan di bawah kemasan dengan kata-kata "Bebas Formalin
dan Boraks". Sementara di kemasan "Tahu Takwa Poo" tercantum nomor
register dari Departemen Kesehatan RI.
"Produk-produk ini bisa lolos karena waktu minta izin barang yang
diajukan tanpa formalin dan boraks, sehingga mereka mendapat izin.
Artinya, mereka melakukan penipuan," ujar Kepala BBPOM Jakarta Atiek
Harwati kepada wartawan di kantornya Jl. Kesehatan Nomor 10 - Jakarta
Selasa 27/12.
Sampel diambil dari pasar tradisional dan swalayan di sejumlah wilayah
di Jakarta, antara lain Pasar Muara Karang, Muara Angke dan Rawamangun.
Berikut ke-8 merek Mie & Tahu yang berformalin:
(1)Mie Kriting Telor Spesial Super Mie Ayam ZZ.
(2)Mie Bintang Terang.
(3)Bakmie Super Kriting telor ACC.
(4)Mie Kriting Jo's Food.
(5)MieAneka Rasa.
(6)Tahu Bintang Terang.
(7)Tahu Kuning Sari.
(8)Tahu Takwa Poo (produksi Kediri). –
Sumber BBPOM Jakarta.
Dari uraian di atas sebenernya ini kesalahan BBPOM atau dari pihak produsen..yg menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi tanpa melihat efek samping dari pemakaian zat tersebut .
Tuesday, May 12, 2009
Hikmah "Pandemi Influenza" Bagi Indonesia
Masih ingatkah Anda kapan pertama kali flu burung di temukan di Indonesia? Benar, kasus flu burung pertama di Indonesia yang menimpa Iwan Siswara dan kedua anaknya terjadi pada pertengahan Juli 2005 lalu. Sejak saat itu kasus demi kasus terus bertambah, sampai dengan Juni 2007 tercatat 101 kasus Flu burung di Indonesia dengan 80 orang meninggal dunia, serta 21 orang dinyatakan sehat kembali. Bahkan hingga tanggal 28 Januari 2008 jumlah kasus mencapai 124 orang, 100 orang diantaranya meninggal dunia. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 80.6%. Oleh karenanya Indonesia tercatat sebagai salah satu Negara dengan kasus flu burung dengan kematian terbanyak di dunia.
Setiap Kejadian Pasti Ada Hikmahnya
Guna melindungi masyarakat dan mencegah jatuhnya korban, maka tingkat alert (kewaspadaan) sistem surveilans ditingkatkan baik di masyarakat maupun institusi kesehatan (rumah sakit, Puskesmas, dan lain-lain). Sejak itu pula Depkes mempunyai prosedur tetap (protap) yaitu kewaspadan dini, dimana bila ada pasien yang menderita pneumonia berat dengan disertai adanya faktor risiko dan atau hasil laboratorium penunjang mengarah ke infeksi virus, diperlakukan sebagai under investigation ( dalam penylidikan ), sehingga penderita tersebut dilakukan pengambilan sample dan pemeriksaan ke arah AI serta ditelusuri faktor risiko dan riwayat kontaknya dan seterusnya.
Tidak hanya sampai disitu saja, berbagai langkah pun di tempuh pemerintah melalui Departemen Kesehatan. Mulai dari dibentuknya KOMNAS FLU BURUNG (FBPI), pendistribusian Oseltamivir/Tamiflu sampai tingkat puskesmas, melengkapi berbagai alat dan sarana kesehatan seperti thermo scanner, body cleaner, ambulans di Pelabuhan dan Bandara, sampai disiapkannya rumah sakit – rumah sakit rujukan khusus flu burung. Dan yang menjadi perhatian dunia adalah pelaksanaan Simulasi penanggulangan Pandemi Influenza April 2008 di Bali dan April 2009 lalu di Makassar (Sulsel) serta mungkin akan berlanjut di beberapa daerah lainnya.
Dari sekian upaya yang dilakukan (masih banyak lagi) diharapkan Indonesia menjadi lebih siap untuk menghadapi pandemi influenza terutama bila bila terjadi sinyal epidemiologi berupa penularan dari orang ke orang yang pernah kontak serta diperkuat oleh adanya sinyal virologi yaitu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap virus.
Apa yang Terjadi Kemudiaan ?
Tanpa diduga dunia dikagetkan oleh merebaknya FLU BABI (Swine Influenza) yang pertama kali ditemukan kasusnya pada manusia 15 Pebruari 2009 di Meksiko, yang kemudian disebut Flu Meksiko dan terakhir menjadi Influenza A H1N1.
Dimana hingga tanggal 10 mei 2009 sudah 29 negara yang melaporkan terjadi 4379 kasus infeksi influenza A(H1N1). Di Meksiko (10/5) telah dilaporkan 1626 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, termasuk 45 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan di Amerika dilaporkan 2254 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, serta termasuk dua orang meninggal dunia (WHO).
WHO sendiri telah menetapkan status Pandemi pada level 5 untuk kasus influenza H1N1 ini, satu tingkat dibawah pandemi influenza yang dapat menyebar keseluruh penjuru dunia, serta memperingatkan negara-negara di dunia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebarannya.
Bagaimana Dengan Indonesia?
Bersama negara-negara anggota ASEAN +3 (Jepang, Korea, dan China) Indonesia mengadakan pertemuan “Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1” di Bangkok Thailand tanggal 7-8 Mei 2009. Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Usul Indonesia yang disepakati sebagai salah satu klausul adalah agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif. (depkes.go.id)
Apakah Indonesia Terbebas dari Ancaman Pandemi Influenza ?
Tentu saja tidak bukan ? Indonesia mungkin lebih siap menghadapinya namun jangan lupa bahwa terlalu banyak faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab pandemi influenza terjadi di negeri ini.
Kita bahkan tidak pernah tahu masalah kesehatan apalagi yang akan muncul dan dapat menjadi perhatian dunia internasional atau yang sering disebut sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern). Kapan, dimana, dan siapa yang akan terkena kita juga tidak tahu, tetapi kita bisa mengambil hikmah dan belajar dari apa yang pernah dan sedang terjadi.
Apa yang dilakukan pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya hanyalah sebuah upaya melindungi masyarakat dan menjaga kesehatannya.
Hal yang terpenting adalah bagaimana kita meningkatkan kewaspadaan diri terhadap kemungkinan terjadinya masalah kesehatan apapun itu, dengan berpola dan berprilaku hidup sehat.(F.Isnaini)
Pandemi atau tidak harus tetap waspada!
Semoga Bermanfaat
Setiap Kejadian Pasti Ada Hikmahnya
Guna melindungi masyarakat dan mencegah jatuhnya korban, maka tingkat alert (kewaspadaan) sistem surveilans ditingkatkan baik di masyarakat maupun institusi kesehatan (rumah sakit, Puskesmas, dan lain-lain). Sejak itu pula Depkes mempunyai prosedur tetap (protap) yaitu kewaspadan dini, dimana bila ada pasien yang menderita pneumonia berat dengan disertai adanya faktor risiko dan atau hasil laboratorium penunjang mengarah ke infeksi virus, diperlakukan sebagai under investigation ( dalam penylidikan ), sehingga penderita tersebut dilakukan pengambilan sample dan pemeriksaan ke arah AI serta ditelusuri faktor risiko dan riwayat kontaknya dan seterusnya.
Tidak hanya sampai disitu saja, berbagai langkah pun di tempuh pemerintah melalui Departemen Kesehatan. Mulai dari dibentuknya KOMNAS FLU BURUNG (FBPI), pendistribusian Oseltamivir/Tamiflu sampai tingkat puskesmas, melengkapi berbagai alat dan sarana kesehatan seperti thermo scanner, body cleaner, ambulans di Pelabuhan dan Bandara, sampai disiapkannya rumah sakit – rumah sakit rujukan khusus flu burung. Dan yang menjadi perhatian dunia adalah pelaksanaan Simulasi penanggulangan Pandemi Influenza April 2008 di Bali dan April 2009 lalu di Makassar (Sulsel) serta mungkin akan berlanjut di beberapa daerah lainnya.
Dari sekian upaya yang dilakukan (masih banyak lagi) diharapkan Indonesia menjadi lebih siap untuk menghadapi pandemi influenza terutama bila bila terjadi sinyal epidemiologi berupa penularan dari orang ke orang yang pernah kontak serta diperkuat oleh adanya sinyal virologi yaitu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap virus.
Apa yang Terjadi Kemudiaan ?
Tanpa diduga dunia dikagetkan oleh merebaknya FLU BABI (Swine Influenza) yang pertama kali ditemukan kasusnya pada manusia 15 Pebruari 2009 di Meksiko, yang kemudian disebut Flu Meksiko dan terakhir menjadi Influenza A H1N1.
Dimana hingga tanggal 10 mei 2009 sudah 29 negara yang melaporkan terjadi 4379 kasus infeksi influenza A(H1N1). Di Meksiko (10/5) telah dilaporkan 1626 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, termasuk 45 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan di Amerika dilaporkan 2254 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, serta termasuk dua orang meninggal dunia (WHO).
WHO sendiri telah menetapkan status Pandemi pada level 5 untuk kasus influenza H1N1 ini, satu tingkat dibawah pandemi influenza yang dapat menyebar keseluruh penjuru dunia, serta memperingatkan negara-negara di dunia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebarannya.
Bagaimana Dengan Indonesia?
Bersama negara-negara anggota ASEAN +3 (Jepang, Korea, dan China) Indonesia mengadakan pertemuan “Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1” di Bangkok Thailand tanggal 7-8 Mei 2009. Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Usul Indonesia yang disepakati sebagai salah satu klausul adalah agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif. (depkes.go.id)
Apakah Indonesia Terbebas dari Ancaman Pandemi Influenza ?
Tentu saja tidak bukan ? Indonesia mungkin lebih siap menghadapinya namun jangan lupa bahwa terlalu banyak faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab pandemi influenza terjadi di negeri ini.
Kita bahkan tidak pernah tahu masalah kesehatan apalagi yang akan muncul dan dapat menjadi perhatian dunia internasional atau yang sering disebut sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern). Kapan, dimana, dan siapa yang akan terkena kita juga tidak tahu, tetapi kita bisa mengambil hikmah dan belajar dari apa yang pernah dan sedang terjadi.
Apa yang dilakukan pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya hanyalah sebuah upaya melindungi masyarakat dan menjaga kesehatannya.
Hal yang terpenting adalah bagaimana kita meningkatkan kewaspadaan diri terhadap kemungkinan terjadinya masalah kesehatan apapun itu, dengan berpola dan berprilaku hidup sehat.(F.Isnaini)
Pandemi atau tidak harus tetap waspada!
Semoga Bermanfaat
Hikmah "Pandemi Influenza" Bagi Indonesia
Masih ingatkah Anda kapan pertama kali flu burung di temukan di Indonesia? Benar, kasus flu burung pertama di Indonesia yang menimpa Iwan Siswara dan kedua anaknya terjadi pada pertengahan Juli 2005 lalu. Sejak saat itu kasus demi kasus terus bertambah, sampai dengan Juni 2007 tercatat 101 kasus Flu burung di Indonesia dengan 80 orang meninggal dunia, serta 21 orang dinyatakan sehat kembali. Bahkan hingga tanggal 28 Januari 2008 jumlah kasus mencapai 124 orang, 100 orang diantaranya meninggal dunia. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 80.6%. Oleh karenanya Indonesia tercatat sebagai salah satu Negara dengan kasus flu burung dengan kematian terbanyak di dunia.
Setiap Kejadian Pasti Ada Hikmahnya
Guna melindungi masyarakat dan mencegah jatuhnya korban, maka tingkat alert (kewaspadaan) sistem surveilans ditingkatkan baik di masyarakat maupun institusi kesehatan (rumah sakit, Puskesmas, dan lain-lain). Sejak itu pula Depkes mempunyai prosedur tetap (protap) yaitu kewaspadan dini, dimana bila ada pasien yang menderita pneumonia berat dengan disertai adanya faktor risiko dan atau hasil laboratorium penunjang mengarah ke infeksi virus, diperlakukan sebagai under investigation ( dalam penylidikan ), sehingga penderita tersebut dilakukan pengambilan sample dan pemeriksaan ke arah AI serta ditelusuri faktor risiko dan riwayat kontaknya dan seterusnya.
Tidak hanya sampai disitu saja, berbagai langkah pun di tempuh pemerintah melalui Departemen Kesehatan. Mulai dari dibentuknya KOMNAS FLU BURUNG (FBPI), pendistribusian Oseltamivir/Tamiflu sampai tingkat puskesmas, melengkapi berbagai alat dan sarana kesehatan seperti thermo scanner, body cleaner, ambulans di Pelabuhan dan Bandara, sampai disiapkannya rumah sakit – rumah sakit rujukan khusus flu burung. Dan yang menjadi perhatian dunia adalah pelaksanaan Simulasi penanggulangan Pandemi Influenza April 2008 di Bali dan April 2009 lalu di Makassar (Sulsel) serta mungkin akan berlanjut di beberapa daerah lainnya.
Dari sekian upaya yang dilakukan (masih banyak lagi) diharapkan Indonesia menjadi lebih siap untuk menghadapi pandemi influenza terutama bila bila terjadi sinyal epidemiologi berupa penularan dari orang ke orang yang pernah kontak serta diperkuat oleh adanya sinyal virologi yaitu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap virus.
Apa yang Terjadi Kemudiaan ?
Tanpa diduga dunia dikagetkan oleh merebaknya FLU BABI (Swine Influenza) yang pertama kali ditemukan kasusnya pada manusia 15 Pebruari 2009 di Meksiko, yang kemudian disebut Flu Meksiko dan terakhir menjadi Influenza A H1N1.
Dimana hingga tanggal 10 mei 2009 sudah 29 negara yang melaporkan terjadi 4379 kasus infeksi influenza A(H1N1). Di Meksiko (10/5) telah dilaporkan 1626 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, termasuk 45 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan di Amerika dilaporkan 2254 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, serta termasuk dua orang meninggal dunia (WHO).
WHO sendiri telah menetapkan status Pandemi pada level 5 untuk kasus influenza H1N1 ini, satu tingkat dibawah pandemi influenza yang dapat menyebar keseluruh penjuru dunia, serta memperingatkan negara-negara di dunia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebarannya.
Bagaimana Dengan Indonesia?
Bersama negara-negara anggota ASEAN +3 (Jepang, Korea, dan China) Indonesia mengadakan pertemuan “Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1” di Bangkok Thailand tanggal 7-8 Mei 2009. Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Usul Indonesia yang disepakati sebagai salah satu klausul adalah agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif. (depkes.go.id)
Apakah Indonesia Terbebas dari Ancaman Pandemi Influenza ?
Tentu saja tidak bukan ? Indonesia mungkin lebih siap menghadapinya namun jangan lupa bahwa terlalu banyak faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab pandemi influenza terjadi di negeri ini.
Kita bahkan tidak pernah tahu masalah kesehatan apalagi yang akan muncul dan dapat menjadi perhatian dunia internasional atau yang sering disebut sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern). Kapan, dimana, dan siapa yang akan terkena kita juga tidak tahu, tetapi kita bisa mengambil hikmah dan belajar dari apa yang pernah dan sedang terjadi.
Apa yang dilakukan pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya hanyalah sebuah upaya melindungi masyarakat dan menjaga kesehatannya.
Hal yang terpenting adalah bagaimana kita meningkatkan kewaspadaan diri terhadap kemungkinan terjadinya masalah kesehatan apapun itu, dengan berpola dan berprilaku hidup sehat.(F.Isnaini)
Pandemi atau tidak harus tetap waspada!
Semoga Bermanfaat
Setiap Kejadian Pasti Ada Hikmahnya
Guna melindungi masyarakat dan mencegah jatuhnya korban, maka tingkat alert (kewaspadaan) sistem surveilans ditingkatkan baik di masyarakat maupun institusi kesehatan (rumah sakit, Puskesmas, dan lain-lain). Sejak itu pula Depkes mempunyai prosedur tetap (protap) yaitu kewaspadan dini, dimana bila ada pasien yang menderita pneumonia berat dengan disertai adanya faktor risiko dan atau hasil laboratorium penunjang mengarah ke infeksi virus, diperlakukan sebagai under investigation ( dalam penylidikan ), sehingga penderita tersebut dilakukan pengambilan sample dan pemeriksaan ke arah AI serta ditelusuri faktor risiko dan riwayat kontaknya dan seterusnya.
Tidak hanya sampai disitu saja, berbagai langkah pun di tempuh pemerintah melalui Departemen Kesehatan. Mulai dari dibentuknya KOMNAS FLU BURUNG (FBPI), pendistribusian Oseltamivir/Tamiflu sampai tingkat puskesmas, melengkapi berbagai alat dan sarana kesehatan seperti thermo scanner, body cleaner, ambulans di Pelabuhan dan Bandara, sampai disiapkannya rumah sakit – rumah sakit rujukan khusus flu burung. Dan yang menjadi perhatian dunia adalah pelaksanaan Simulasi penanggulangan Pandemi Influenza April 2008 di Bali dan April 2009 lalu di Makassar (Sulsel) serta mungkin akan berlanjut di beberapa daerah lainnya.
Dari sekian upaya yang dilakukan (masih banyak lagi) diharapkan Indonesia menjadi lebih siap untuk menghadapi pandemi influenza terutama bila bila terjadi sinyal epidemiologi berupa penularan dari orang ke orang yang pernah kontak serta diperkuat oleh adanya sinyal virologi yaitu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap virus.
Apa yang Terjadi Kemudiaan ?
Tanpa diduga dunia dikagetkan oleh merebaknya FLU BABI (Swine Influenza) yang pertama kali ditemukan kasusnya pada manusia 15 Pebruari 2009 di Meksiko, yang kemudian disebut Flu Meksiko dan terakhir menjadi Influenza A H1N1.
Dimana hingga tanggal 10 mei 2009 sudah 29 negara yang melaporkan terjadi 4379 kasus infeksi influenza A(H1N1). Di Meksiko (10/5) telah dilaporkan 1626 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, termasuk 45 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan di Amerika dilaporkan 2254 hasil laboratorium konfirmasi kasus infeksi pada manusia, serta termasuk dua orang meninggal dunia (WHO).
WHO sendiri telah menetapkan status Pandemi pada level 5 untuk kasus influenza H1N1 ini, satu tingkat dibawah pandemi influenza yang dapat menyebar keseluruh penjuru dunia, serta memperingatkan negara-negara di dunia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebarannya.
Bagaimana Dengan Indonesia?
Bersama negara-negara anggota ASEAN +3 (Jepang, Korea, dan China) Indonesia mengadakan pertemuan “Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1” di Bangkok Thailand tanggal 7-8 Mei 2009. Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Usul Indonesia yang disepakati sebagai salah satu klausul adalah agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif. (depkes.go.id)
Apakah Indonesia Terbebas dari Ancaman Pandemi Influenza ?
Tentu saja tidak bukan ? Indonesia mungkin lebih siap menghadapinya namun jangan lupa bahwa terlalu banyak faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab pandemi influenza terjadi di negeri ini.
Kita bahkan tidak pernah tahu masalah kesehatan apalagi yang akan muncul dan dapat menjadi perhatian dunia internasional atau yang sering disebut sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern). Kapan, dimana, dan siapa yang akan terkena kita juga tidak tahu, tetapi kita bisa mengambil hikmah dan belajar dari apa yang pernah dan sedang terjadi.
Apa yang dilakukan pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya hanyalah sebuah upaya melindungi masyarakat dan menjaga kesehatannya.
Hal yang terpenting adalah bagaimana kita meningkatkan kewaspadaan diri terhadap kemungkinan terjadinya masalah kesehatan apapun itu, dengan berpola dan berprilaku hidup sehat.(F.Isnaini)
Pandemi atau tidak harus tetap waspada!
Semoga Bermanfaat
Pandemi atau Tidak, Waspadai Flu Babi
INILAH.COM, London - Jumlah kasus Influenza A (H1N1) atau yang lebih dikenal sebagai flu babi terus melonjak. Dunia pun terbagi dalam memandang virus yang pertama kali ditemukan di Meksiko itu. Bahkan, sekelompok ilmuwan percaya flu A akan menjadi pandemi global.
Periset dari MRC Centre for Outbreak Analysis and Modelling di Imperial College London, Inggris, dalam riset terbaru mereka menyimpulkan bahwa wabah flu A ini menunjukkan tahap awal terjadinya pandemi. Dalam riset itu, MRC berkolaborasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah otoritas kesehatan di Meksiko.
Menurut estimasi periset, berdasarkan kasus yang terjadi di Meksiko, tingkat kefatalan kasus flu A mencapai empat dari seribu kasus. Artinya, rangkaian virus yang menyerang kali ini sama mematikannya seperti pandemi flu pada 1957. Meski demikian, para ahli mengatakan tak perlu panik dengan fakta bahwa dunia medis lebih maju saat ini dibandingkan 1957.
“Hasil studi ini menunjukkan penyebaran virus sama seperti tahap awal sebuah pandemi flu. Sejauh ini hampir mirip dengan pandemi 1957 dalam hal proporsional orang yang terinfeksi dan prosentase kasus fatal,” ujar seorang periset MRC, Profesor Neil Ferguson.
Para ahli memperkirakan kasus H1N1 pertama kali terjadi di Meksiko pada 15 Februari 2009. Pada akhir April, para ahli memprediksikan virus ini akan menjangkiti minimal 6 ribu orang dan maksimal 23 ribu penduduk. Jumlah kematian positif dan dugaan flu A sudah lebih dari 100 kasus.
Prediksi itu benar-benar terjadi. Hingga kini virus itu sudah menginfeksi lebih dari 3.000 orang di Meksiko. Sementara angka kematiannya mencapai lebih dari 150 orang baik yang positif H1N1 maupun dugaan.
Rasio kematian (CFR) akibat flu A diduga berada di kisaran 0,4% (4 kematian dari 1.000 kasus). Ada juga kalangan ahli lain yang masih memproyeksikan CFR pada level 0,3-1,5%.
Untuk setiap orang yang terinfeksi, ada kemungkinan terkena kasus kedua dengan rasio 1,2-1,6 kali. Rasio itu cukup tinggi dibandingkan flu musiman biasa yang menginfeksi 10-15% populasi dunia. Meski demikian, jumlah itu masih lebih rendah pada skala pandemi flu yang menginfeksi 20-30% populasi.
Dalam penyebaran virus H1N1 yang terjadi di tempat asalnya, desa terpencil La Gloria di Meksiko, risiko bagi anak-anak dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Sebanyak 61% anak-anak di bawah 15 tahun terjangkiti flu A dan orang dewasa di atas 15 tahun hanya 29%. Hal ini disebabkan karena anak-anak lebih rentan atau karena mereka berinteraksi jauh lebih banyak ketimbang orang dewasa, misalnya di sekolah.
“Apa yang kita saksikan ini tak sama dengan flu musiman biasa dan masih ada kekhawatiran mengenai flu ini. Jika benar, maka pandemi akan melukai sistem kesehatan kita. Meski demikian, H1N1 tidak bertransmisi dengan mudah seperti pandemi 1918,” lanjut Ferguson.
Pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1918 menewaskan sekitar 50-100 juta penduduk dunia karena belum adanya sistem medis yang memadai. Tidak ada catatan yang bisa memastikan kawasan asal virus itu.
Sementara pandemi flu Asia (H2N2) yang terjadi pada 1957 berasal dari bebek liar yang pertama kali terjadi di China. Diperkirakan 1-4 juta penduduk dunia tewas saat itu.
Untuk kasus virus H1N1 Meksiko ini, WHO masih menetapkan status kewaspadaan di level 5 atau satu tingkat di bawah pandemi.
Beberapa negara, seperti ASEAN+3, berpendapat status itu terlalu berlebihan karena berdampak buruk bagi suatu negara. Misalnya Meksiko yang langsung mengalami defisit anggaran, mereka terpukul secara ekonomi dan politik.
“Meski demikian, kami memahami WHO mewaspadai gelombang kedua virus ini,” ujar Menkes Siti Fadillah Supari saat memberikan keterangan pers akhir pekan lalu. Kemungkinan terjadinya pandemi selalu ada, namun ada pula kemungkinan hal itu tak akan terjadi. Meski demikian, tak ada salahnya menerapkan gaya hidup sehat sebagai perlindungan diri.
Semoga Bermanfaat
Periset dari MRC Centre for Outbreak Analysis and Modelling di Imperial College London, Inggris, dalam riset terbaru mereka menyimpulkan bahwa wabah flu A ini menunjukkan tahap awal terjadinya pandemi. Dalam riset itu, MRC berkolaborasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah otoritas kesehatan di Meksiko.
Menurut estimasi periset, berdasarkan kasus yang terjadi di Meksiko, tingkat kefatalan kasus flu A mencapai empat dari seribu kasus. Artinya, rangkaian virus yang menyerang kali ini sama mematikannya seperti pandemi flu pada 1957. Meski demikian, para ahli mengatakan tak perlu panik dengan fakta bahwa dunia medis lebih maju saat ini dibandingkan 1957.
“Hasil studi ini menunjukkan penyebaran virus sama seperti tahap awal sebuah pandemi flu. Sejauh ini hampir mirip dengan pandemi 1957 dalam hal proporsional orang yang terinfeksi dan prosentase kasus fatal,” ujar seorang periset MRC, Profesor Neil Ferguson.
Para ahli memperkirakan kasus H1N1 pertama kali terjadi di Meksiko pada 15 Februari 2009. Pada akhir April, para ahli memprediksikan virus ini akan menjangkiti minimal 6 ribu orang dan maksimal 23 ribu penduduk. Jumlah kematian positif dan dugaan flu A sudah lebih dari 100 kasus.
Prediksi itu benar-benar terjadi. Hingga kini virus itu sudah menginfeksi lebih dari 3.000 orang di Meksiko. Sementara angka kematiannya mencapai lebih dari 150 orang baik yang positif H1N1 maupun dugaan.
Rasio kematian (CFR) akibat flu A diduga berada di kisaran 0,4% (4 kematian dari 1.000 kasus). Ada juga kalangan ahli lain yang masih memproyeksikan CFR pada level 0,3-1,5%.
Untuk setiap orang yang terinfeksi, ada kemungkinan terkena kasus kedua dengan rasio 1,2-1,6 kali. Rasio itu cukup tinggi dibandingkan flu musiman biasa yang menginfeksi 10-15% populasi dunia. Meski demikian, jumlah itu masih lebih rendah pada skala pandemi flu yang menginfeksi 20-30% populasi.
Dalam penyebaran virus H1N1 yang terjadi di tempat asalnya, desa terpencil La Gloria di Meksiko, risiko bagi anak-anak dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Sebanyak 61% anak-anak di bawah 15 tahun terjangkiti flu A dan orang dewasa di atas 15 tahun hanya 29%. Hal ini disebabkan karena anak-anak lebih rentan atau karena mereka berinteraksi jauh lebih banyak ketimbang orang dewasa, misalnya di sekolah.
“Apa yang kita saksikan ini tak sama dengan flu musiman biasa dan masih ada kekhawatiran mengenai flu ini. Jika benar, maka pandemi akan melukai sistem kesehatan kita. Meski demikian, H1N1 tidak bertransmisi dengan mudah seperti pandemi 1918,” lanjut Ferguson.
Pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1918 menewaskan sekitar 50-100 juta penduduk dunia karena belum adanya sistem medis yang memadai. Tidak ada catatan yang bisa memastikan kawasan asal virus itu.
Sementara pandemi flu Asia (H2N2) yang terjadi pada 1957 berasal dari bebek liar yang pertama kali terjadi di China. Diperkirakan 1-4 juta penduduk dunia tewas saat itu.
Untuk kasus virus H1N1 Meksiko ini, WHO masih menetapkan status kewaspadaan di level 5 atau satu tingkat di bawah pandemi.
Beberapa negara, seperti ASEAN+3, berpendapat status itu terlalu berlebihan karena berdampak buruk bagi suatu negara. Misalnya Meksiko yang langsung mengalami defisit anggaran, mereka terpukul secara ekonomi dan politik.
“Meski demikian, kami memahami WHO mewaspadai gelombang kedua virus ini,” ujar Menkes Siti Fadillah Supari saat memberikan keterangan pers akhir pekan lalu. Kemungkinan terjadinya pandemi selalu ada, namun ada pula kemungkinan hal itu tak akan terjadi. Meski demikian, tak ada salahnya menerapkan gaya hidup sehat sebagai perlindungan diri.
Semoga Bermanfaat
Pandemi atau Tidak, Waspadai Flu Babi
INILAH.COM, London - Jumlah kasus Influenza A (H1N1) atau yang lebih dikenal sebagai flu babi terus melonjak. Dunia pun terbagi dalam memandang virus yang pertama kali ditemukan di Meksiko itu. Bahkan, sekelompok ilmuwan percaya flu A akan menjadi pandemi global.
Periset dari MRC Centre for Outbreak Analysis and Modelling di Imperial College London, Inggris, dalam riset terbaru mereka menyimpulkan bahwa wabah flu A ini menunjukkan tahap awal terjadinya pandemi. Dalam riset itu, MRC berkolaborasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah otoritas kesehatan di Meksiko.
Menurut estimasi periset, berdasarkan kasus yang terjadi di Meksiko, tingkat kefatalan kasus flu A mencapai empat dari seribu kasus. Artinya, rangkaian virus yang menyerang kali ini sama mematikannya seperti pandemi flu pada 1957. Meski demikian, para ahli mengatakan tak perlu panik dengan fakta bahwa dunia medis lebih maju saat ini dibandingkan 1957.
“Hasil studi ini menunjukkan penyebaran virus sama seperti tahap awal sebuah pandemi flu. Sejauh ini hampir mirip dengan pandemi 1957 dalam hal proporsional orang yang terinfeksi dan prosentase kasus fatal,” ujar seorang periset MRC, Profesor Neil Ferguson.
Para ahli memperkirakan kasus H1N1 pertama kali terjadi di Meksiko pada 15 Februari 2009. Pada akhir April, para ahli memprediksikan virus ini akan menjangkiti minimal 6 ribu orang dan maksimal 23 ribu penduduk. Jumlah kematian positif dan dugaan flu A sudah lebih dari 100 kasus.
Prediksi itu benar-benar terjadi. Hingga kini virus itu sudah menginfeksi lebih dari 3.000 orang di Meksiko. Sementara angka kematiannya mencapai lebih dari 150 orang baik yang positif H1N1 maupun dugaan.
Rasio kematian (CFR) akibat flu A diduga berada di kisaran 0,4% (4 kematian dari 1.000 kasus). Ada juga kalangan ahli lain yang masih memproyeksikan CFR pada level 0,3-1,5%.
Untuk setiap orang yang terinfeksi, ada kemungkinan terkena kasus kedua dengan rasio 1,2-1,6 kali. Rasio itu cukup tinggi dibandingkan flu musiman biasa yang menginfeksi 10-15% populasi dunia. Meski demikian, jumlah itu masih lebih rendah pada skala pandemi flu yang menginfeksi 20-30% populasi.
Dalam penyebaran virus H1N1 yang terjadi di tempat asalnya, desa terpencil La Gloria di Meksiko, risiko bagi anak-anak dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Sebanyak 61% anak-anak di bawah 15 tahun terjangkiti flu A dan orang dewasa di atas 15 tahun hanya 29%. Hal ini disebabkan karena anak-anak lebih rentan atau karena mereka berinteraksi jauh lebih banyak ketimbang orang dewasa, misalnya di sekolah.
“Apa yang kita saksikan ini tak sama dengan flu musiman biasa dan masih ada kekhawatiran mengenai flu ini. Jika benar, maka pandemi akan melukai sistem kesehatan kita. Meski demikian, H1N1 tidak bertransmisi dengan mudah seperti pandemi 1918,” lanjut Ferguson.
Pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1918 menewaskan sekitar 50-100 juta penduduk dunia karena belum adanya sistem medis yang memadai. Tidak ada catatan yang bisa memastikan kawasan asal virus itu.
Sementara pandemi flu Asia (H2N2) yang terjadi pada 1957 berasal dari bebek liar yang pertama kali terjadi di China. Diperkirakan 1-4 juta penduduk dunia tewas saat itu.
Untuk kasus virus H1N1 Meksiko ini, WHO masih menetapkan status kewaspadaan di level 5 atau satu tingkat di bawah pandemi.
Beberapa negara, seperti ASEAN+3, berpendapat status itu terlalu berlebihan karena berdampak buruk bagi suatu negara. Misalnya Meksiko yang langsung mengalami defisit anggaran, mereka terpukul secara ekonomi dan politik.
“Meski demikian, kami memahami WHO mewaspadai gelombang kedua virus ini,” ujar Menkes Siti Fadillah Supari saat memberikan keterangan pers akhir pekan lalu. Kemungkinan terjadinya pandemi selalu ada, namun ada pula kemungkinan hal itu tak akan terjadi. Meski demikian, tak ada salahnya menerapkan gaya hidup sehat sebagai perlindungan diri.
Semoga Bermanfaat
Periset dari MRC Centre for Outbreak Analysis and Modelling di Imperial College London, Inggris, dalam riset terbaru mereka menyimpulkan bahwa wabah flu A ini menunjukkan tahap awal terjadinya pandemi. Dalam riset itu, MRC berkolaborasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah otoritas kesehatan di Meksiko.
Menurut estimasi periset, berdasarkan kasus yang terjadi di Meksiko, tingkat kefatalan kasus flu A mencapai empat dari seribu kasus. Artinya, rangkaian virus yang menyerang kali ini sama mematikannya seperti pandemi flu pada 1957. Meski demikian, para ahli mengatakan tak perlu panik dengan fakta bahwa dunia medis lebih maju saat ini dibandingkan 1957.
“Hasil studi ini menunjukkan penyebaran virus sama seperti tahap awal sebuah pandemi flu. Sejauh ini hampir mirip dengan pandemi 1957 dalam hal proporsional orang yang terinfeksi dan prosentase kasus fatal,” ujar seorang periset MRC, Profesor Neil Ferguson.
Para ahli memperkirakan kasus H1N1 pertama kali terjadi di Meksiko pada 15 Februari 2009. Pada akhir April, para ahli memprediksikan virus ini akan menjangkiti minimal 6 ribu orang dan maksimal 23 ribu penduduk. Jumlah kematian positif dan dugaan flu A sudah lebih dari 100 kasus.
Prediksi itu benar-benar terjadi. Hingga kini virus itu sudah menginfeksi lebih dari 3.000 orang di Meksiko. Sementara angka kematiannya mencapai lebih dari 150 orang baik yang positif H1N1 maupun dugaan.
Rasio kematian (CFR) akibat flu A diduga berada di kisaran 0,4% (4 kematian dari 1.000 kasus). Ada juga kalangan ahli lain yang masih memproyeksikan CFR pada level 0,3-1,5%.
Untuk setiap orang yang terinfeksi, ada kemungkinan terkena kasus kedua dengan rasio 1,2-1,6 kali. Rasio itu cukup tinggi dibandingkan flu musiman biasa yang menginfeksi 10-15% populasi dunia. Meski demikian, jumlah itu masih lebih rendah pada skala pandemi flu yang menginfeksi 20-30% populasi.
Dalam penyebaran virus H1N1 yang terjadi di tempat asalnya, desa terpencil La Gloria di Meksiko, risiko bagi anak-anak dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Sebanyak 61% anak-anak di bawah 15 tahun terjangkiti flu A dan orang dewasa di atas 15 tahun hanya 29%. Hal ini disebabkan karena anak-anak lebih rentan atau karena mereka berinteraksi jauh lebih banyak ketimbang orang dewasa, misalnya di sekolah.
“Apa yang kita saksikan ini tak sama dengan flu musiman biasa dan masih ada kekhawatiran mengenai flu ini. Jika benar, maka pandemi akan melukai sistem kesehatan kita. Meski demikian, H1N1 tidak bertransmisi dengan mudah seperti pandemi 1918,” lanjut Ferguson.
Pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1918 menewaskan sekitar 50-100 juta penduduk dunia karena belum adanya sistem medis yang memadai. Tidak ada catatan yang bisa memastikan kawasan asal virus itu.
Sementara pandemi flu Asia (H2N2) yang terjadi pada 1957 berasal dari bebek liar yang pertama kali terjadi di China. Diperkirakan 1-4 juta penduduk dunia tewas saat itu.
Untuk kasus virus H1N1 Meksiko ini, WHO masih menetapkan status kewaspadaan di level 5 atau satu tingkat di bawah pandemi.
Beberapa negara, seperti ASEAN+3, berpendapat status itu terlalu berlebihan karena berdampak buruk bagi suatu negara. Misalnya Meksiko yang langsung mengalami defisit anggaran, mereka terpukul secara ekonomi dan politik.
“Meski demikian, kami memahami WHO mewaspadai gelombang kedua virus ini,” ujar Menkes Siti Fadillah Supari saat memberikan keterangan pers akhir pekan lalu. Kemungkinan terjadinya pandemi selalu ada, namun ada pula kemungkinan hal itu tak akan terjadi. Meski demikian, tak ada salahnya menerapkan gaya hidup sehat sebagai perlindungan diri.
Semoga Bermanfaat
Mencegah lebih baik dari pada mengobati
Kebanyakan orang membeli masakan ayam, baik yang dimasak atau ayam goreng, rata-rata memilih paha ayam. Selain isi atau dagingnya lebih banyak, ternyata ada alasan lain yang berhubungan dengan kesehatan.
Ada alasan lain kenapa orang memilih paha ayam, daripada memilih leher ataupun sayapnya. Ternyata banyak kaum cewek atau perempuan terkena kista gara-gara makan leher dan sayap. Banyak yang sudah operasi dan kistanya tumbuh kembali.
Seperti yang anda saksikan, pada jaman modern ini ayam disuntik dengan steroid agar cepat besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan ini tak lain adalah kebutuhan akan makanan. Biasanya suntikan ini dilakukan pada bagian leher atau sayap. Oleh karena ini pada dua tempat inilah terdapat konsentrasi steroid yang paling tinggi. Steroid inilah yang memberikan pengaruh pada tubuh sehingga cepat pertumbuhannya. Bahkan lebih bahayanya lagi efeknya bagi hormone wanita, membuat wanita lebih rentan untuk terkena kista rahim. Oleh karena hal itu, saya menyarankan untuk selalu berhati-hati dengan yang anda konsumsi terutama mengurangi makanan chicken wings.
Ada alasan lain kenapa orang memilih paha ayam, daripada memilih leher ataupun sayapnya. Ternyata banyak kaum cewek atau perempuan terkena kista gara-gara makan leher dan sayap. Banyak yang sudah operasi dan kistanya tumbuh kembali.
Seperti yang anda saksikan, pada jaman modern ini ayam disuntik dengan steroid agar cepat besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan ini tak lain adalah kebutuhan akan makanan. Biasanya suntikan ini dilakukan pada bagian leher atau sayap. Oleh karena ini pada dua tempat inilah terdapat konsentrasi steroid yang paling tinggi. Steroid inilah yang memberikan pengaruh pada tubuh sehingga cepat pertumbuhannya. Bahkan lebih bahayanya lagi efeknya bagi hormone wanita, membuat wanita lebih rentan untuk terkena kista rahim. Oleh karena hal itu, saya menyarankan untuk selalu berhati-hati dengan yang anda konsumsi terutama mengurangi makanan chicken wings.
Sunday, May 10, 2009
Influenza A(H1N1)
WHO is not recommending travel restrictions related to the outbreak of the influenza A(H1N1) virus.
Individuals who are ill should delay travel plans and returning travelers who fall ill should seek appropriate medical care. These recommendations are prudent measures which can limit the spread of many communicable diseases, including influenza.
Further information on the situation will be available on the WHO web site on a regular basis.
For the Question and Answear about Influenza A H1N1 HERE !
Semoga Bermanfaat
Influenza A(H1N1)
WHO is not recommending travel restrictions related to the outbreak of the influenza A(H1N1) virus.
Individuals who are ill should delay travel plans and returning travelers who fall ill should seek appropriate medical care. These recommendations are prudent measures which can limit the spread of many communicable diseases, including influenza.
Further information on the situation will be available on the WHO web site on a regular basis.
For the Question and Answear about Influenza A H1N1 HERE !
Semoga Bermanfaat
Saturday, May 9, 2009
Indonesia Usulkan Revisi Parameter Status Pandemi
www.depkes.go.id
Indonesia mengusulkan agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Usul Indonesia itu disepakati sebagai salah satu klausul dalam Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1 di Bangkok Thailan tanggal 7-8 Mei 2009.
Hal itu disampaikan Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K ) kepada para wartawan saat Jumpa Pers setibanya di tanah air usai menghadiri pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN +3 (China, Jepang dan Korea) tanggal 9 Mei 2009.
Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif, bahkan sudah melaksanakan 2 kali simulasi berskala lengkap (full scale simulation) kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang dilakukan di Jembrana Bali pada April 2008 dan di Makassar Sulsel pada April 2009, ujar Menkes.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh semua negara-negara ASEAN + 3, yaitu 10 negara ASEAN (Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Vietnam) dengan China, Jepang dan Korea, telah menyepakati berbagai hal.
1. Pertemuan ini merupakan komitmen politik yang tinggi untuk menunjukkan solidaritas ASEAN + 3 Members State untuk menghadapi ancaman outbreak dari influenza A H1N1 baru. Semua sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan di negaranya masing-masing dalam menghadapi influenza A H1N1.
2. Semua member state, sepakat bahwa outbreak kali ini belum mencapai status 6 Pandemi. Semua juga sepakat bahwa ancaman pandemi ini secara klinis ringan, tetapi kita semua harus tetap waspada dan melakukan upaya kesiapsiagaan yang baik.
3. Joint Ministerial Statement pada pertemuan ini juga telah memutuskan beberapa hal antara lain :
1. Melanjutkan implementasi Pandemic Preparedness Plan masing-masing negara
2. Meningkatkan efektifitas komunikasi publik agar masyarakat tidak panik
3. Mempertimbangkan sistem di dalam negara ASEAN + 3 untuk memfasilitasi ketersediaan suplai esensial bila terjadi keadaan emergency
Indonesia mengusulkan agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Usul Indonesia itu disepakati sebagai salah satu klausul dalam Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1 di Bangkok Thailan tanggal 7-8 Mei 2009.
Hal itu disampaikan Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K ) kepada para wartawan saat Jumpa Pers setibanya di tanah air usai menghadiri pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN +3 (China, Jepang dan Korea) tanggal 9 Mei 2009.
Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif, bahkan sudah melaksanakan 2 kali simulasi berskala lengkap (full scale simulation) kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang dilakukan di Jembrana Bali pada April 2008 dan di Makassar Sulsel pada April 2009, ujar Menkes.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh semua negara-negara ASEAN + 3, yaitu 10 negara ASEAN (Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Vietnam) dengan China, Jepang dan Korea, telah menyepakati berbagai hal.
1. Pertemuan ini merupakan komitmen politik yang tinggi untuk menunjukkan solidaritas ASEAN + 3 Members State untuk menghadapi ancaman outbreak dari influenza A H1N1 baru. Semua sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan di negaranya masing-masing dalam menghadapi influenza A H1N1.
2. Semua member state, sepakat bahwa outbreak kali ini belum mencapai status 6 Pandemi. Semua juga sepakat bahwa ancaman pandemi ini secara klinis ringan, tetapi kita semua harus tetap waspada dan melakukan upaya kesiapsiagaan yang baik.
3. Joint Ministerial Statement pada pertemuan ini juga telah memutuskan beberapa hal antara lain :
1. Melanjutkan implementasi Pandemic Preparedness Plan masing-masing negara
2. Meningkatkan efektifitas komunikasi publik agar masyarakat tidak panik
3. Mempertimbangkan sistem di dalam negara ASEAN + 3 untuk memfasilitasi ketersediaan suplai esensial bila terjadi keadaan emergency
Indonesia Usulkan Revisi Parameter Status Pandemi
www.depkes.go.id
Indonesia mengusulkan agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Usul Indonesia itu disepakati sebagai salah satu klausul dalam Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1 di Bangkok Thailan tanggal 7-8 Mei 2009.
Hal itu disampaikan Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K ) kepada para wartawan saat Jumpa Pers setibanya di tanah air usai menghadiri pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN +3 (China, Jepang dan Korea) tanggal 9 Mei 2009.
Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif, bahkan sudah melaksanakan 2 kali simulasi berskala lengkap (full scale simulation) kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang dilakukan di Jembrana Bali pada April 2008 dan di Makassar Sulsel pada April 2009, ujar Menkes.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh semua negara-negara ASEAN + 3, yaitu 10 negara ASEAN (Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Vietnam) dengan China, Jepang dan Korea, telah menyepakati berbagai hal.
1. Pertemuan ini merupakan komitmen politik yang tinggi untuk menunjukkan solidaritas ASEAN + 3 Members State untuk menghadapi ancaman outbreak dari influenza A H1N1 baru. Semua sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan di negaranya masing-masing dalam menghadapi influenza A H1N1.
2. Semua member state, sepakat bahwa outbreak kali ini belum mencapai status 6 Pandemi. Semua juga sepakat bahwa ancaman pandemi ini secara klinis ringan, tetapi kita semua harus tetap waspada dan melakukan upaya kesiapsiagaan yang baik.
3. Joint Ministerial Statement pada pertemuan ini juga telah memutuskan beberapa hal antara lain :
1. Melanjutkan implementasi Pandemic Preparedness Plan masing-masing negara
2. Meningkatkan efektifitas komunikasi publik agar masyarakat tidak panik
3. Mempertimbangkan sistem di dalam negara ASEAN + 3 untuk memfasilitasi ketersediaan suplai esensial bila terjadi keadaan emergency
Indonesia mengusulkan agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).
Usul Indonesia itu disepakati sebagai salah satu klausul dalam Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1 di Bangkok Thailan tanggal 7-8 Mei 2009.
Hal itu disampaikan Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K ) kepada para wartawan saat Jumpa Pers setibanya di tanah air usai menghadiri pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN +3 (China, Jepang dan Korea) tanggal 9 Mei 2009.
Dalam pertemuan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dengan anggota Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Litbangkes Prof. dr. Agus Puwadianto SH, dan Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik dr. Wijaya Lukito, Ph.D.
Di dalam Joint Ministerial Statement, Indonesia juga mengingatkan meskipun dunia sedang menghadapi outbreak influenza A H1N1 tetapi ASEAN + 3 tetap akan terus menyelesaikan proses perjuangan Indonesia dalam virus sharing dan benefit sharing di WHO (IGM-PIP) yang akan berlangsung di WHA minggu depan, kata dr. Siti Fadilah Supari.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga mengemukakan bahwa telah melaksanakan pandemic preparedness plan secara komprehensif, bahkan sudah melaksanakan 2 kali simulasi berskala lengkap (full scale simulation) kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang dilakukan di Jembrana Bali pada April 2008 dan di Makassar Sulsel pada April 2009, ujar Menkes.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh semua negara-negara ASEAN + 3, yaitu 10 negara ASEAN (Indonesia, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Vietnam) dengan China, Jepang dan Korea, telah menyepakati berbagai hal.
1. Pertemuan ini merupakan komitmen politik yang tinggi untuk menunjukkan solidaritas ASEAN + 3 Members State untuk menghadapi ancaman outbreak dari influenza A H1N1 baru. Semua sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan di negaranya masing-masing dalam menghadapi influenza A H1N1.
2. Semua member state, sepakat bahwa outbreak kali ini belum mencapai status 6 Pandemi. Semua juga sepakat bahwa ancaman pandemi ini secara klinis ringan, tetapi kita semua harus tetap waspada dan melakukan upaya kesiapsiagaan yang baik.
3. Joint Ministerial Statement pada pertemuan ini juga telah memutuskan beberapa hal antara lain :
1. Melanjutkan implementasi Pandemic Preparedness Plan masing-masing negara
2. Meningkatkan efektifitas komunikasi publik agar masyarakat tidak panik
3. Mempertimbangkan sistem di dalam negara ASEAN + 3 untuk memfasilitasi ketersediaan suplai esensial bila terjadi keadaan emergency
Friday, May 8, 2009
Obat Berbagai Penyakit
Tomat adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang cerah sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati bermacam penyakit.
Kalau dirunut sejarahnya, tomat atau Lyopercisum esculentum pada mulanya ditemukan di sekitar Peru, Ekuador dan Bolivia. Di Prancis, tomat dinamakan `apel cinta' atau pomme d'amour. Dikatakan sebagai apel cinta, karena tomat diyakini mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkanjumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.
Tomat juga banyak digunakan untuk masakan, seperti sup, jus, pasta, dllnya. Rasanya yang sedikit asam bahkan membuat selera makan meningkat.
Lebih jauh menurut penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, sebagai orang pertama yang meneliti manfaat tomat, pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare, serangan empedu,gangguan pencernaan dan memulihkan fungsi lever.
Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, yang dikutip dari situs mumtanaz, juga berhasil menemukan manfaat tomat lainnya. Menurutnya, gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Hal ini juga diakui oleh dokter gizi, Dr Leane Suniar Manurung MSc. Melihat khasiat tomat begitu banyak, maka tomat baik dikonsumsi siapapun sejak usia dini. Apalagi tomat juga tinggi kandungan vitamin C dan vitamin A, yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Dalam pigmen warna merah pada tomat, mempunyai nilai lebih lainnya. Warna merah pada tomat lebih banyak mengandung lycopene, yaitu suatu zat antioksidan yang dapat menghancurkan radikal bebas dalam tubuh akibat rokok, polusi dan sinar ultraviolet.
Selain itu, belakangan diketahui lycopene juga berkhasiat membantu mencegah kerusakan sel yang dapat mengakibatkan kanker leher rahim, kanker prostat, kanker perut dan kanker pankreas. "Memang lycopene tidak hanya ditemukan pada tomat, tetapi juga pada anggur merah, semangka dan pepaya. Namun, lycopene yang paling banyak terdapat pada tomat," terang Leane.
sumber : tribun-timur.com
Kalau dirunut sejarahnya, tomat atau Lyopercisum esculentum pada mulanya ditemukan di sekitar Peru, Ekuador dan Bolivia. Di Prancis, tomat dinamakan `apel cinta' atau pomme d'amour. Dikatakan sebagai apel cinta, karena tomat diyakini mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkanjumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.
Tomat juga banyak digunakan untuk masakan, seperti sup, jus, pasta, dllnya. Rasanya yang sedikit asam bahkan membuat selera makan meningkat.
Lebih jauh menurut penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, sebagai orang pertama yang meneliti manfaat tomat, pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare, serangan empedu,gangguan pencernaan dan memulihkan fungsi lever.
Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, yang dikutip dari situs mumtanaz, juga berhasil menemukan manfaat tomat lainnya. Menurutnya, gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Hal ini juga diakui oleh dokter gizi, Dr Leane Suniar Manurung MSc. Melihat khasiat tomat begitu banyak, maka tomat baik dikonsumsi siapapun sejak usia dini. Apalagi tomat juga tinggi kandungan vitamin C dan vitamin A, yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Dalam pigmen warna merah pada tomat, mempunyai nilai lebih lainnya. Warna merah pada tomat lebih banyak mengandung lycopene, yaitu suatu zat antioksidan yang dapat menghancurkan radikal bebas dalam tubuh akibat rokok, polusi dan sinar ultraviolet.
Selain itu, belakangan diketahui lycopene juga berkhasiat membantu mencegah kerusakan sel yang dapat mengakibatkan kanker leher rahim, kanker prostat, kanker perut dan kanker pankreas. "Memang lycopene tidak hanya ditemukan pada tomat, tetapi juga pada anggur merah, semangka dan pepaya. Namun, lycopene yang paling banyak terdapat pada tomat," terang Leane.
sumber : tribun-timur.com
Thursday, May 7, 2009
Ragam Emosi Si Kecil
Artikel ini dirangkum dari tabloid anak-anak. Artikelnya lumayan panjang, jadi aku ambil intinya saja. Ada beberapa jenis emosi anak yang perlu diketahui orang tua, diantaranya adalah:
1. Takut
Rasa takut muncul karena pengalaman, ingat akan sesuatu, atau dari kebiasaan. Bisa dari acara seram di TV, atau melihat gambar yang menakutkan. Bisa juga dari kabiasaan orang tua atau orang di sekitar si
1. Takut
Rasa takut muncul karena pengalaman, ingat akan sesuatu, atau dari kebiasaan. Bisa dari acara seram di TV, atau melihat gambar yang menakutkan. Bisa juga dari kabiasaan orang tua atau orang di sekitar si
Cari: Penyebab Stres yang Tak Terungkap
KOMPAS.com — Memang tak disebutkan di kontrak kerja, namun stres adalah bagian dari semua pekerjaan. Sebuah survei yang diadakan oleh www.careerbuilder.com menyatakan, sebanyak 78 persen pekerja mengalami stres dan kelelahan di tempat kerjanya. Lho kok?
Memang ada faktor-faktor yang jelas bisa menambahkan tingkat stres, seperti tuntutan pekerjaan, deadline yang mengimpit setiap waktu, dan atasan yang terus-terusan meminta lebih. Namun, ada pula hal-hal yang tak terlalu kelihatan dan bisa bikin stres. Dan hal-hal inilah yang menimbulkan pengalaman dan perasaan negatif di tempat kerja yang menyebabkan kelelahan berlebihan di tempat kerja.
Ukur tingkat stres
Dalam buku terbarunya yang berjudul Overworked, Overwhelmed, and Underpaid, Louis Barajas menunjukkan beberapa tanda jika Anda mengalami kelelahan dan stres berat, yakni;
*Anda bekerja lebih dari 40 jam per minggu.
*Anda berpikiran serius untuk berhenti bekerja atau mencoba mencari pekerjaan baru setidaknya sekali di bulan lalu.
*Anda pernah lalai setidaknya sekali deadline penting dalam 6 bulan terakhir.
*Anda menunda cek rutin ke dokter karena Anda tak pernah punya waktu senggang atau pun uang untuk pergi.
*Anda merasa stres dan merasa tak aman dengan keuangan Anda dari pada 5 tahun lalu.
Penyebab stres tersembunyi
Beberapa faktor yang berkontribusi pada tingkat stres tak selalu berbentuk nyata, seperti rekan kerja atau manajer, ataupun tumpukan pekerjaan yang tak terselesaikan di meja. Namun, elemen-elemen ini juga meningkatkan level stres Anda, antara lain adalah;
1. Memikirkan masalah pekerjaan ke rumah dan membiarkannya mengganggu kehidupan personal Anda. Anda mungkin sulit membatasi antara pekerjaan dan hal di rumah. Ketika pekerjaan mulai sibuk, kehidupan profesional bisa merasuki kehidupan personal Anda. Jika ketidakseimbangan ini mencapai kembali ke kehidupan pekerjaan Anda, akan terjadi sebuah lingkaran setan.
2. Tak memiliki waktu untuk berlibur atau bekerja saat berlibur. Jika Anda tak bisa benar-benar melepaskan diri dari pekerjaan, Anda tak akan bisa benar-benar merasakan keuntungan beristirahat dan rileksasi. Jika perusahaan Anda sedang mengalami kesulitan dan terjadi pengurangan karyawan, maka Anda harus kerja ekstra keras, dan perusahaan tak akan mengijinkan Anda untuk berlibur.
3. Kompetisi antarpekerja dan gosip. Ini bisa jadi tantangan untuk bisa menggapai tujuan dan tenggat waktu pekerjaan yang sedang Anda kerjakan. Namun, jika Anda berada dalam lingkungan kerja yang penuh kompetisi, Anda juga harus mewaspadai rekan kerja Anda. Jika Anda adalah target gosip yang beredar di kantor, atau berada dalam sebuah perebutan kekuasaan, tingkat stres Anda bisa melebihi atap kantor.
4. Merasa tak dianggap. Kebanyakan pekerja tak merasa dianggap penting oleh tempat kerja mereka. Tentu, kompensasi dan fasilitas adalah sebuah pengenalan dan apresiasi atas hasil kerja Anda. Namun, hanya sedikit kata "terima kasih" atau foto bahwa Anda adalah karyawan terbaik bulan ini lupa dipajang, membuat para pekerja merasa hasil kerja mereka hanya sia-sia.
Semoga Bermanfaat
Cari: Penyebab Stres yang Tak Terungkap
KOMPAS.com — Memang tak disebutkan di kontrak kerja, namun stres adalah bagian dari semua pekerjaan. Sebuah survei yang diadakan oleh www.careerbuilder.com menyatakan, sebanyak 78 persen pekerja mengalami stres dan kelelahan di tempat kerjanya. Lho kok?
Memang ada faktor-faktor yang jelas bisa menambahkan tingkat stres, seperti tuntutan pekerjaan, deadline yang mengimpit setiap waktu, dan atasan yang terus-terusan meminta lebih. Namun, ada pula hal-hal yang tak terlalu kelihatan dan bisa bikin stres. Dan hal-hal inilah yang menimbulkan pengalaman dan perasaan negatif di tempat kerja yang menyebabkan kelelahan berlebihan di tempat kerja.
Ukur tingkat stres
Dalam buku terbarunya yang berjudul Overworked, Overwhelmed, and Underpaid, Louis Barajas menunjukkan beberapa tanda jika Anda mengalami kelelahan dan stres berat, yakni;
*Anda bekerja lebih dari 40 jam per minggu.
*Anda berpikiran serius untuk berhenti bekerja atau mencoba mencari pekerjaan baru setidaknya sekali di bulan lalu.
*Anda pernah lalai setidaknya sekali deadline penting dalam 6 bulan terakhir.
*Anda menunda cek rutin ke dokter karena Anda tak pernah punya waktu senggang atau pun uang untuk pergi.
*Anda merasa stres dan merasa tak aman dengan keuangan Anda dari pada 5 tahun lalu.
Penyebab stres tersembunyi
Beberapa faktor yang berkontribusi pada tingkat stres tak selalu berbentuk nyata, seperti rekan kerja atau manajer, ataupun tumpukan pekerjaan yang tak terselesaikan di meja. Namun, elemen-elemen ini juga meningkatkan level stres Anda, antara lain adalah;
1. Memikirkan masalah pekerjaan ke rumah dan membiarkannya mengganggu kehidupan personal Anda. Anda mungkin sulit membatasi antara pekerjaan dan hal di rumah. Ketika pekerjaan mulai sibuk, kehidupan profesional bisa merasuki kehidupan personal Anda. Jika ketidakseimbangan ini mencapai kembali ke kehidupan pekerjaan Anda, akan terjadi sebuah lingkaran setan.
2. Tak memiliki waktu untuk berlibur atau bekerja saat berlibur. Jika Anda tak bisa benar-benar melepaskan diri dari pekerjaan, Anda tak akan bisa benar-benar merasakan keuntungan beristirahat dan rileksasi. Jika perusahaan Anda sedang mengalami kesulitan dan terjadi pengurangan karyawan, maka Anda harus kerja ekstra keras, dan perusahaan tak akan mengijinkan Anda untuk berlibur.
3. Kompetisi antarpekerja dan gosip. Ini bisa jadi tantangan untuk bisa menggapai tujuan dan tenggat waktu pekerjaan yang sedang Anda kerjakan. Namun, jika Anda berada dalam lingkungan kerja yang penuh kompetisi, Anda juga harus mewaspadai rekan kerja Anda. Jika Anda adalah target gosip yang beredar di kantor, atau berada dalam sebuah perebutan kekuasaan, tingkat stres Anda bisa melebihi atap kantor.
4. Merasa tak dianggap. Kebanyakan pekerja tak merasa dianggap penting oleh tempat kerja mereka. Tentu, kompensasi dan fasilitas adalah sebuah pengenalan dan apresiasi atas hasil kerja Anda. Namun, hanya sedikit kata "terima kasih" atau foto bahwa Anda adalah karyawan terbaik bulan ini lupa dipajang, membuat para pekerja merasa hasil kerja mereka hanya sia-sia.
Semoga Bermanfaat
Subscribe to:
Posts (Atom)