(Donovanosis)
1. Identifikasi
Granuloma inguinale adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, menyerang kulit dan selaput lendir genitalia externa, daerah inguinal dan anal. Penyakit ini berlangsung kronis, progresif dan destruktif, penularannya sangat lambat. Penyakit ditandai dengan munculnya nodula, papula menyebar secara pelaha-lahan, tidak lunak, exuberant, granulomatous, ulcerative dan terjadi pembentukan jaringan parut.
Lesi berbentuk khas berupa granuloma berwarna merah seperti daging sapi, meluas kepinggir dengan ciri khas pada ujungnya menggulung dan akhirnya membentuk jaringan ikat. Lesi tidak mudah remuk (nontriable). Lesi biasanya muncul pada bagian-bagian tubuh yang hangat dan lembab, misalnya didaerah lipat paha, daerah perianal, serotum, vulca dn vagina. Hampir 90% daerah yang terkena adalah daerah genitalia, daerah inguinal sekitar 10%, daerah anal sekitar 1-5%.
Apabila tidak diobati penyakit ini sangat destruktif dan dapat merusk struktur alat kelamin dan menyebar denan cara auto inokulasi kebagian lain dari tubuh. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium yaitu dengan ditemukannya Donovan bodies yaitu organisme berbentuk batang didalam sitoplasma. Donovan bodies dapat dilihat pad preparat jaringn granulasi yag diwarnai dengan pengecatan Wright atau Giemsa. Pemeriksaan histologis juga dapat dilakukan terhadap jaringan biopsi. Tanda phatoguonomis dan penyakit ini adalah pada pemeriksaan mikroskopis sel-sel mononuklear yang terinfeksi dipenuhi dengan Donovan bodies.Tidak dilakukan kultur, oleh karena sangat sulit dilakukan. Pemeriksaan serologis dan pemeriksaan PCR hanya dilakukan untuk tujuan penelitian. Untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi disebabkan oleh Haemophilus ducrey dapat dilakukan dengan kultur menggunakan media selektif.
2. Penyebab Penyakit
Calymmatobacterium granulomatis (Donovania granulomatis), basil gram negatif, diduga sebagai penyebab, namun belum pasti.
3. Distribusi Penyakit
Jarang ditemukan di negara maju (jarang ditemukan di Amerika Serikat, KLB kadang-kadang juga terjadi). Penyakit ini endemis di wilayah tropis dan subtropis seperti: India Selatan, Papua Nugini, Australia tengah dan utara, kadang-kadang Amerika Latin, Kepulauan Karibia, Afrika bagian tengah dan timur selatan. Lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita dan pada orang dengan status sosial ekonomi rendah; dapat terjadi pada anak berumur 1-4 tahun, tetapi paling dominan pada usia 20-40 tahun.
4. Reservoir: Manusia.
5. Cara Penularan
Diduga melalui kontak langsung dengan lesi selama melakukan hubungan seksual tetapi dalam berbagai studi hanya 20-65% pasangan seksual yang terinfeksi, ada beberapa kasus penularan bukan melalui hubungan seksual.
6. Masa Inkubasi: Tidak diketahui, mungkin antara 1 sampai 16 minggu.
7. Masa Penularan
Tidak diketahui, penularan mungkin tetap berlangsun selama masih ada lesi terbuka pada kulit atau membrana mukosa.
8. Kerentanan dan Kekebalan
Kerentanan sangat bervariasi, tidak terbentuk setelah mendapatkan infeksi.
9. Cara-cara Pemberantasan
A. Upaya Pencegahan
Kecuali cara-cara yang dapat diterapkan hanya untuk sifilis, maka cara-cara penanggulangan untuk sifilis, seperti yang diuraikan pada 9A berlaku juga untuk pencegahan granuloma inguinalae. Program penyuluhan kesehatan masyarakat pada daerah endemis ditekankan mengenai pentingnya diagnosa dini dan pengobatan dini.
B. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar
1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat: Penyakit ini wajib dilaporkan di semua negara bagian di Amerika Serikat dan negara lain didunia, Kelas 3B (lihat pelaporan tentang penyakit menular).
2) Isolasi: Tidak ada, hindari kontak yang erat dengan penderita sampai lesi sembuh.
3) Disinfeksi serentak: Disinfeksi dilakukan terhadap discharge dari lesi dan terhadap barang-barang yanga tercemar.
4) Karantina: Tidak ada.
5) Imunisasi Kontak: Tidak dilkakukan, berikan pengobatan dengan segera apabila secara klinis dicurigai telah terjadi infeksi.
6) Investigasi kontak dan sumber infeksi: Lakukan pemeriksaan terhadap kontak seksual.
7) Pengobatan spesifik: Erythromycin, TP-SMX dan doxycycline, dilaporkan cukup efektif tetapi strain resisten terhadap obat dapat terjadi. Pengobatan diteruskan selama 3 minggu sampai lesi sembuh, kambuh jarang terjadi tetapi kalau terjadi maka respons terhadap pengobatan kedua kurang. Dosis tunggal dengan cefriaxone IM atau ciprofloxacin PO dilaporkan juga cukup efektif.
Sumber : CDC Manual
No comments:
Post a Comment