Sunday, September 30, 2007

DEMAM BERDARAH – Menguntit Perjalanan Virus Dengue

Demam berdarah, siapa tak bergidik membayangkannya? Penyakit musim hujan ini menjadi momok buat ratusan ribu orang setiap tahunnya. Eiit!!! Jangan terpaku hanya pada kehebatannya menebar wabah. Mengenal sang penyakit jauh lebih penting. Kecuali, Anda rela menjadi korbannya.
Demam berdarah, persisnya Demam Berdarah Dengue (DBD), memang memiliki “reputasi” sangat baik dalam menyengsarakan umat manusia. Di Indonesia, sekali mewabah ia bisa menelan jiwa ratusan orang dan merumahsakitkan ratusan ribu orang, bahkan jutaan lainnya. Setahun belakangan, tingkat kematian (case fatality rate/CFR) akibat DBD sudah menembus 1% dari jumlah kasus yang dilaporkan.

Ibu-ibu yang anaknya banyak beraktifitas di luar rumah pun dibuat cemas. Badan panas sedikit, apa pun penyebabnya, pikiran langsung melayang ke DBD. Kecemasan kian menjadi, karena dalam hitungan hari, bahkan ada yang dalam hitungan jam, kondisi penderita bisa langsung kritis. Jika tidak ditangani secara benar, atau terlambat mendapat pertolongan, acap kali nyawa sulit bisa diselamatkan.

Repotnya, dokter ahli sekalipun (apalagi awam), kadang sulit mendeteksi DBD lebih dini. Hampir semua infeksi penyakit akut pada awal serangannya menyerupai gejala mula DBD. Ciri khas DBD, seperti perdarahan kulit dan tanda perdarahan lainnya, sering muncul hanya di akhir periode penyakit. Jadi, tidak ada ruginya kalau tahu perjalanan klinis DBD.

Tiga Reaksi
Melihat silsilah keluarganya, virus dengue penyebab DBD termasuk anggota famili flaviviridae. Keberadaannya tak bisa diteropong lewat mata telanjang, karena ukurannya sangat renik, hanya sekitar 35 – 45 nanometer. Mereka menyerang tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit. Setelah gigitan maut itu, tercipta “masa tenang nan menghanyutkan” selama sekitar empat hari, saat virus dengue berkembang secara cepat di dalam tubuh.

Ketika merasa jumlah pasukannya lebih dari cukup, barulah mereka meningkatkan serangan dengan memasuki sirkulasi darah viraemia. Pada saat itu tubuh penderita langsung terinfeksi dan mengalami gejala panas. Mendapat serangan mahluk asing, tubuh pun mengadakan perlawanan dengan menunjukkan reaksi tertentu. Bentuk reaksi ini berbeda dari satu orang dengan orang lainnya. Perbedaan yang kelak menyebabkan tak samanya penampilan gejala klinis dan perjalanan DBD di fase selanjutnya.

Namun prinsipnya, bentuk reaksi tubuh terhadap keberadaan virus dengue berlangsung melalui beberapa tahap. Reaksi pertama berupa netralisasi virus, disusul pengendapan hasil netralisasi itu pada pembuluh darah kecil di kulit, berupa gejala ruam. Reaksi kedua, gangguan fungsi pembekuan darah akibat penurunan jumlah dan kualitas komponen-komponen beku darah, yang selanjutnya dapat menimbulkan perdarahan.

Sementara reaksi ketiga, terjadi kebocoran pada pembuluh darah, menyebabkan keluarnya komponen plasma (cairan darah) dari dalam pembuluh darah menuju rongga perut. Apabila badan hanya memberi reaksi bentuk pertama dan kedua saja, maka penderita hanya akan menderita demam dengue. Tapi jika ketiga bentuk reaksi itu muncul, berhati-hatilah, DBD sedang mengincar.

Perdarahan Tak Spontan
Meski sama-sama disebabkan virus dengue, demam dengue dan DBD ibarat dua anak kembar yang lama dipisahkan kedua orangtuanya, sehingga memiliki karakter berbeda. Tak heran kalau manifestasi klinisnya pun beda. Demam dengue tidak terlalu membahayakan atau mengancam jiwa seperti DBD. Demam ini oleh awam kerap disebut “gejala” demam berdarah, ditandai gejala klinis berupa demam, nyeri pada seluruh tubuh, ruam dan perdarahan.

Serangan demamnya dapat muncul mendadak, mencapai suhu 39 – 40 oC. Kalau yang terserang anak-anak, mereka akan enggan bermain seperti biasanya. Demam ini biasanya berlangsung hanya sekitar lima hari, ditandai keluarnya banyak keringat saat demam berakhir. Kadang disebut juga demam biphasik, karena suhu tubuh sempat normal, naik, lalu turun lagi saat penderita sembuh (jika digambarkan, kurvanya tampak seperti punuk unta).

Gejala panas pada penderita demam dengue juga diiringi keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya yang dikeluhkan berupa nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung dan nyeri pada bola mata. Keluhan makin meningkat apabila organ-organ itu digerakkan. Nyeri inilah oleh awam disebut “flu tulang”, karena merata menyerang seluruh tubuh dan hilang bersamaan dengan tuntasnya demam.

Sedangkan ruam timbul pada saat awal panas, bentuknya menyerupai tanda kemerahan pada daerah muka, leher dan dada. Ruam dapat juga muncul pada hari keempat sakit, berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak. Kadang-kadang, ruam timbul hanya pada daerah tangan atau kaki, berbentuk spesifik seperti kaus tangan dan kaki. Bentuk terakhir ini lazimnya timbul setelah panas turun di hari kelima.

Seperti DBD, demam dengue juga disertai perdarahan, tapi tidak selalu berupa perdarahan spontan. Bahkan pada sebagian besar penderita, perdarahan baru muncul setelah dilakukan tes tourniquet. Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang mungkin terjadi umumnya berupa perdarahan kecil (petechiae) dan agak besar di kulit (echimosis), perdarahan gusi atau hidung, dan kadang perdarahan massif yang berakhir dengan kematian.

Pada anak-anak tertentu, munculnya panas selalu disertai perdarahan hidung (epistaksis). Dalam dunia medis, “kebiasaan” ini dikenal sebagai habitual epistaksis, terjadi akibat kelainan bersifat sementara dari gangguan berbagai infeksi (tidak harus karena virus dengue). Ada juga anak yang apabila mengalami sakit panas dan minum obat panas tertentu akan mengalami perdarahan hidung. Pada pasien-pasien jenis di atas, pemberian obat penurun panas sebaiknya dilakukan dengan lebih hati-hati.

Tak Ada Obat Khusus
Bagaimana dengan DBD? Bentuk reaksi pertama dan keduanya sama persis dengan demam dengue. Yang membedakan dua “anak kembar” ini bentuk reaksi ketiganya. Pada DBD, manifestasi gejala klinis reaksi ketiga lebih gawat, berupa keluarnya plasma darah dari dalam pembuluh darah, kemudian masuk ke dalam rongga perut dan rongga selaput paru-paru.

Jika tidak segera ditanggulangi, aksi dengue dapat menyebabkan perdarahan yang sangat massif. Perdarahan inilah yang sering memaksa dokter memberikan transfusi darah dalam jumlah tidak terbayangkan. Itu sebabnya penting diketahui, kapan seorang penderita DBD mulai mengalami keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah. Berdasarkan pengalaman, keluarnya plasma darah ini (apabila ada), biasanya terjadi pada sakit hari ketiga sampai keempat.

Ada beberapa tanda bahaya yang harus diwaspadai penderita DBD, terutama anak-anak. Misalnya, bila timbul panas mendadak yang langsung meninggi, disertai kondisi badan lemas dan loyo. Apalagi bila panas yang timbul juga disertai flushing atau kemerahan pada muka, leher dan dada. Gejala lain yang sering timbul di akhir periode ini adalah panas yang ditunggangi perdarahan kulit, hidung dan gusi.

Jangan keburu senang jika suhu badan pasien berangsur dingin, tapi kondisinya tetap loyo. Denyut nadi kecil, tapi cepat. Pada perabaan, ujung-ujung tangan atau kaki anak terasa dingin. Orang tua yang tidak mengerti, pasti menyangka suhu tubuh anaknya telah kembali normal, bahkan dianggap sembuh, sehingga lalai membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya. Penderita ditahap ini kadang sudah terlalu terlambat untuk diselamatkan.

Untuk menunjang diagnosis DBD, lazimnya dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hasilnya akan menggambarkan terjadinya peningkatan kadar haemoglobin (Hb) dan peningkatan hematokrit (HCT), disertai penurunan trombosit hingga kurang dari 15.000. Perubahan ini biasanya baru terjadi dan terdeteksi pada demam hari ketiga sampai kelima. Itu sebabnya, dokter sering menolak memeriksa darah pasien pada demam hari pertama atau kedua. Percuma, hasilnya pasti normal.

Dalam perjalanan selanjutnya, jumlah trombosit akan terus turun, mulai hari ketiga, keempat dan kelima. Pada hari keenam dan selanjutnya, jumlah trobosit berbalik meningkat, sampai akhirnya kembali ke posisi normal.

Titik balik pada hari keenam inilah yang sering disangka banyak orang sebagai “pengaruh positif” pemberian jambu biji. Pada hari keenam itu, jumlah trombosit memang sudah di atas 15.000. Bila tidak disertai koplikasi dengan penyakit lain, penderita biasanya diperbolehkan pulang.

Pemeriksaan penunjang lain yang sering dilakukan di laboratorium adalah tes Imunoglobulin G (IgG), Imunoglobulin M (IgM) dan tes Widal. Tes Widal ini untuk identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit demam typhoid (tifus). Tes Widal sebaiknya dilakukan menjelang akhir minggu pertama panas atau awal minggu kedua panas. Jika dilaksanakan pada masa awal datangnya demam, dikhawatirkan tak mendapat hasil maksimal.

Meski dikenal sebagai demam ganas, ironisnya, secara medis tidak ada pengobatan khusus yang dapat diberikan untuk melawan DBD. Penyakit ini bersifat self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri. Prinsip pengobatannya secara umum “hanyalah” memberikan cairan elektrolit khususnya natrium dan glukosa.

Asupan berupa minuman yang mengandung cairan elektrolit dan glukosa, seperti air sari buah atau minuman lain yang manis, juga dapat membantu mengatasi kekurangan cairan pada penderita. Bagaimana dengan pemberian jambu biji?

Kabar manfaat jambu biji untuk peningkatan trobosit sampai saat ini masih simpang siur. Sebab, belum ada penelitian secar klinis yang membuktikan kebenarannya.

Jadi, senjata paling ampuh untuk melawan DBD (untuk sementara) masih terletak pada luasnya pengetahuan pasien dan orang-orang terdekatnya. Bermodal pengetahuan itu, mereka tahu kapan saatnya bertindak. Cepat, tepat, dan akurat.

Oleh dr. Widodo Judarwanto Sp.A., di Jakarta

Intisari edisi Jan 2005

MAKANAN TINGGI SERAT – Menurunkan Resiko Kanker Usus

Menurut laporan World Cancer Report – WHO bulan April 2003, diperkirakan pada tahun 2020 penderita kanker di dunia akan meningkat 50% menjadi 15 juta orang. Salah satu kanker yang menonjol peningkatan jumlah penderita dan kematiannya adalah kanker usus. Saat ini ada sekitar 1 juta orang penderita baru yang terdeteksi kanker usus ini, dan hampir ½ juta diantaranya meninggal dunia. Di Amerika Serikat, penyakit ini menduduki posisi kedua setelah kanker paru, dengan jumlah penderita baru setiap tahunnya mencapai 130.000 orang dengan kematian 50.000 orang per tahun. Penderita yang terdeteksi tersebut umumnya memang terlambat memeriksakan diri ke dokter, karena pada stadium akhir atau stadium 4, kemungkinan hidup penderita sudah sangat kecil sekali dan tidak dapat disembuhkan.

Pola Makan Kaya Serat Turunkan Resiko Kanker Usus
Namun dibalik fakta yang menakutkan, laporan kesehatan memberikan setitik harapan bahwa penyakit tersebut dapat dicegah melalui perubahan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Perubahan pola makan sehat, melalui kecukupan serat dari sayur dan buah, serta perubahan gaya hidup yang sehat melalui aktifitas fisik, ternyata terbukti mampu menurunkan resiko kanker usus hingga 40%.

Penelitian dari EPIC (European Prospective Investigation into Cancer & Nutrition) dan AICR (American Institute for Cancer Research) pada bulan Mei 2003, melaporkan bahwa kecukupan konsumsi serat pada pola makan setiap hari ternyata dapat mengurangi resiko kanker usus hingga 40% di masyarakat Eropa dan 27% di Amerika Serikat.

Bagaimana dengan kita di Indonesia?
Data resminya sulit didapat, namun dari dua rumah sakit rujukan, yaitu RSCM dan RS Kanker Dharmais, diperoleh data bahwa RSCM mendapat tambahan 50 pasien baru kanker usus setiap bulannya dan RS Kanker Dharmais menemukan bahwa 6.5% pasien pasien kolonoskopi sudah menderita kanker usus.

Depkes RI melalui hasil penelitiannya tentang konsumsi serat masyarakat Indonesia juga sudah memberikan isyarat-isyarat penting akan potensi bahaya penyakit yang terkait akibat kurangnya konsumsi serat. Ditemukan bahwa konsumsi serat masyarakat kita pada tahun 2001 ternyata lebih rendah dari konsumsi serat masyarakat Eropa dan bahkan Amerika Serikat. Konsumsi serat masyarakat Eropa dan Amerika Serikat sekitar 15 gram per hari, sedangkan masyarakat kita hanya mengkonsumsi serat 10.5 gram per hari. Angka ini sangat memprihatinkan karena kecukupan yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan dunia berkisar antara 25 – 35 gram per hari. Sudah banyak penelitian tingkat dunia yang melihat kaitan yang amat erat antara kurangnya konsumsi serat dengan berbagai macam penyakit seperti; susah Buang Air Besar, wasir, kanker usus, kegemukan, kolesterol dan diabetes mellitus.

Penelitian oleh para dokter di North California, Amerika Serikat, pada Juni 2003 menemukan bahwa susah Buang Air Besar atau konstipasi meningkatkan resiko kanker usus hingga 2 kali lipat.

TIPS
Bila ingin terhindar dari resiko kanker usus dan memiliki kesehatan jangka panjang yang baik, biasakan untuk :

  1. Berolahraga dengan teratur
  2. Biasakan Buang Air Besar setiap hari dan hindari mengejan
  3. Makan sayur dan buah 4 porsi setiap hari
  4. Bila kurang sayur dan buah, dapat digunakan suplemen serat dengan jumlah dan cara pemakaian yang benar

Intisari Edisi Des 2003

Tuesday, September 25, 2007

STROKE & PJK – Kaum Hawa Janganlah Terlena

Wahai kaum wanita, jangan terlena. Stroke atau penyakit jantung koroner sesungguhnya bukan hanya ancaman kebanyakan kaum pria. Paling bijaksana, siapkan diri sejak dini agar kelak lolos dari serangannya.

Sudah lama saya bertetangga dan mengenal baik Karina Suciningsih. Ibu dua anak yang duduk di bangku SMP itu luwes bargaul. Gaya hidupnya pun easy going. Sejak suaminya meninggal tiga tahun lalu karena serangan jantung, gaya hidup keluarga itu tak berubah. Di rumah jarang memasak, dan nyaris tak pernah menyempatkan diri berolahraga. Kalau sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan, selalu mampir ke food court. Cari makanan enak. Jika bukan nasi campur, ya mengudap sop buntut. Pokoknya, makanan yang gurih berlemak. Selalu begitu. Lezat, katanya.

Tiap kali ditanya, enggak takut kelak kena serangan jantung koroner (PJK), ia selalu berkilah, “Ah saya ’kan perempuan. Tak banyak wanita yang kena penyakit “laki-laki macam itu.

Kalau saja sempat membaca hasil sebuah survei di AS, mungkin Karina akan berkilah lain. PJK memang dua kali lebih besar menyerang pria daripada wanita. Namun, nyatanya, di antara 8 – 9 wanita berusia 45 – 60 tahun dan satu diantara tiga wanita berusia 60 tahun ke atas terserang PJK. Satu dari dua wanita itu meninggal karena PJK atau stroke. Angka kematian ini pun jauh melebihi angka kematian akibat kanker payudara (satu dari 25 kasus). Bahkan, angka kematian akibat PJK pada wanita lebih tinggi ketimbang penderita pria. Di Indonesia kurang lebih juga begitu. Nah, lo!

Data dari Women Heart Institute lebih menukik lagi: 44% wanita yang mendapat serangan jantung meninggal di tahun pertama, sedang pria hanya 27%. Enam tahun pertama setelah serangan jantung, menurut survei, 31% wanita mengalami serangan jantung kedua, sementara pria hanya 23%. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menambahkan, sekitar 73% wanita yang terkena serangan jantung berusia di atas 65 tahun, 27% berusia 45 – 64 tahun, untuk usia 29 – 44 tahun di bawah angka itu.

Tak perlu pusing dengan angka-angka yang “ruwet” itu. Yang penting, kaum wanita perlu waspada terhadap ancaman penyakit pembunuh kelas wahid di dunia itu, khususnya yang memasuki usia menopause (50-an tahun). Sebelum masa itu, wanita memang dikaruniai keistimewaan. Mereka terlindung dari PJK oleh hormon estrogen yang mencegah terjadinya arteriosklerosis (penyempitan pembuluh darah jantung). Sebab, hormon itu ikut menguatkan pembuluh darah.

Namun, wanita di bawah usia itu bisa pula terkena bila orang tuanya pernah mengidap PJK atau memainkan gaya hidup kurang benar (overtiredness, pola makan buruk, dll.).

Life Begins At 40?

Prinsip gaya hidup sehat memang sedap di mulut, tapi tak mudah dijalani. Soal makan, misalnya, kita nyaris sulit terbebas dari makanan “beracun”. Menurut buku Exercise Physiology 3rd Edition karangan Lea & Fabinger, sepotong dada ayam (broiler) goreng mengandung 257 kalori, sepotong hamburger 257 kalori, cheeseburger 318 kalori, dan pizza supreme 640 kalori. Belum lagi kentang goreng dan minuman manis atau es krim yang biasa menyertai.

Selain bisa menambah bobot badan, kudapan ala Barat berkalori tinggi itu ikut melejitkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) – salah satu pemicu menyempitnya pembuluh darah dan naiknya tekanan darah.

Bagaimana dengan masakan Indonesia? Tidak beda-beda amat. Masakan padang yang pekat santan, sati kambing, soto jeroan atau sop buntut juga tinggi kalori. Di sana juga termaktub benih-benih penyumbat pembuluh darah jantung.

Lantas bagaimana?

Dokter ahli gizi bilang, tekad dan kesadaran untuk hidup sehat sejak wanita berusia 40-an tahun merupakan kunci nihilnya serangan PJK dan stroke di usia menopause yang sudah di ambang pintu.

Namun, swear, tak mudah menjalaninya. Apalagi ada ungkapan, Life begins at 40. Di usia ini banyak orang sedang giat-giatnya bekerja. Kondisi ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Makan enak di restoran sembari ngerumpi bersama teman-teman menjadi hal biasa. Bekerja hingga larut malam tanpa memperhitungkan istirahat bukan barang aneh. Berolahraga pun hanya berhenti pada niat.

Jalan keluarnya cuma satu, laksanakan, tentu dengan tekad dan kesadaran penuh untuk mengikuti gaya hidup sehat. Soal makan, wanita yang menginjak usia kepala empat sudah sepatutnya tak lagi mudah tergiur pada makanan yang dapat memicu PJK atau stroke, seperti makanan tinggi lemak, gula, garam dll.

Dengan membatasi asupan lemak, misalnya, kadar kolesterol total dalam darah diharapkan berada pada batas normal, tak lebih dari 200 mg% (LDL dibawah 150 mg% dan HDL cukup 35 – 65 mg%). Kadar trigliserida juga diharapkan tak lebih dari 200 mg%. Ini penting karena kadar trigliserida tinggi dibarengi kadar kolersterol tinggi, makin mengancam kesehatan pembuluh darah jantung.

Sebaliknya, menjelang dan setelah usia menopause wanita dianjurkan memperbanyak makanan berserat (sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, beras merah, havermout, sereral), ikan laut tinggi omega-3, serta minum air putih dan jus buah.

Omega-3 – asam lemak tak jenuh ganda – membantu menurunkan kadar kolerterol total, LDL, dan trigliserida. Jangan lupa makan buah-buahan merah seperti pepaya, tomat dan wortel sebagai sumber zat gizi antioksidan (vitamin E, C dan provitamin A). Juga sumber antioksidan zat non-gizi seperti tahu dan tempe. Ketika memasak sehari-hari, gunakan minyak goreng tak jenuh.

Mau ke pesta? Boleh-boleh saja, asal makan secukupnya. Pola berpuasa atau diet lemak dan gula sehari-hari sehabis pesta besar mungkin bisa diupayakan. Atau, menjalankan berbagai cara diet sehat sesuai anjuran pakar atau dokter gizi.

Selain itu, lakukan cek kesehatan secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh. Misalnya, enam bulan hingga satu tahun sekali menjalani pemeriksaan EKG (elektrokardiogram). Bila perlu, uji treadmill untuk mengetahui kinerja jantung. Walaupun sensitivitas alat ini hanya 70 – 80%, setidaknya mampu mendiagnosis dini kemungkinan adanya PJK.

Jangan pula lupa mengontrol tekanan darah, yang sering memicu terjadinya stroke. Di Indonesia diperkirakan, 36% lansia di atas 65 tahun mendapat serangan stroke, meski tidak tercatat berapa persen menyerang kaum hawa.

Tekanan darah pada wanita dikatakan normal, bila tekanan sistoliknya (angka atas) tak lebih dari 140 mmHg dan diastoliknya (angka bawah) tak lebih dari 90 mmHg. Angka idealnya, 120/80. Tekanan darah baru dibilang tinggi kalau tekanan sistoliknya di atas 160 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. Sinyal bahaya akan makin nyata, jika dalam tiga kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang waktu 2 – 8 minggu, kondisi tekanan darah tetap tinggi. Ingat, penyakit tekanan darah tinggi bukan monopoli kaum lansia.

Rileks Tapi Aktif

Agar jauh dari PJK dan stroke, perhatian terhadap kadar gula darah tak terelakkan. Banyak kasus PJK dan stroke berawal dari penyakit diabetes yang tidak terkontrol. Kadar gula yang berlebihan akan lebih mudah merusak pembuluh darah. Batas normal kadar gula darah saat puasa adalah 100 mg/dl dan dua jam setelah makan 140 mg/dl.

Kegemukan perlu dicegah, bila ingin lolos dari lubang jarum. Sebab, kalau bobot anda 30% lebih dari bobot ideal, kadar kolesterol bisa naik, bahkan mengundang tekanan darah tinggi dan diabetes.

Jika terlanjur gemuk, rem harus lebih pakem biar bisa mengurangi makanan berkalori tinggi. Sebaliknya, konsumsi makanan berserat tinggi dan berolahraga perlu digenjot. Lebih siap lagi, semua itu dilakukan di bawah pengawasan ahli atau dokter gizi. Tindakan sembarangan, seperti minum obat atau jamu pencahar, obat pelangsing, obat bersifat diuretik, dan lainnya tanpa pengawasan dokter, justru bisa membahayakan tubuh.

Tak kalah penting, mengendalikan stres dan emosi. Orang bertipe temperamental, emosional serta mudah cemas dan gelisah, cenderung lebih mudah tersenggol gangguan jantung dan tekanan darah tinggi. Resep Ibu Lina (80) yang kesehatannya masih tergolong baik untuk ukuran wanita seusianya mungkin pantas diikuti:

Jalani hidup apa adanya. “Hadapi segala masalah dengan kepala dingin dan lakukan pekerjaan dengan tenang”, ungkapnya.

Hidup rileks tapi tetap aktif juga menjadi kunci sukses untuk sehat. Yang bekerja tetaplah menekuni pekerjaannya. Yang suka berdansa-dansi atau senam poco-poco, lakukanlah dengan suka cita. Selain menyenangkan, kegiatan semacam ini berguna untuk membakar kalori dalam tubuh. Begitu pula berkebun, berjalan kaki di pagi hari tiga kali seminggu, masing-masing setengah sampai satu jam, atau melakukan tugas-tugas rumah tangga.

Hindaru juga rokok. Wanita perokok berisiko mendapat serangan jantung 19 kali lebih besar ketimbang yang tidak.

Bagaimana? Mau menyongsong usia menopause dengan ancaman PJK atau stroke? Atau sebalinya, menikmati masa henti haid dengan penuh keceriaan tanpa dihantui penyakit mematikan itu? Pilihannya terserah anda!

TIPS

3 Langkah Hidup Sehat Tanpa Aterosklerosis :

  • Konsumsi makanan sehat yang bebas dari kandungan kolesterol dan lemak
  • Olahraga secara teratur dan proporsional
  • Bagi yang masih sehat atau yang sudah terjadi, cobalah konsumsi herbal-herbal yang telah dijabarkan di atas

Oleh Nanny Selamihardja

Intisari edisi Des 2003

ARTERI KAKU? – Makanlah Agar-Agar

Apakah anda merasa lebih lemah dari sebelumnya dalam beraktivitas? Mudah-mudahan tidak. Namun, kalau tak lagi sekuat sebelumnya, jangan-jangan anda sudah menderita aterosklerosis. Dengan agar-agar dan kawan-kawan, penyakit pembuluh darah arteri bisa direm.

Pembuluh darah arteri bisa diibaratkan sepotong selang air berbahan plastik. Pada keadaan normal bila volume cairan yang mengalir melaluinya bertambah, selang akan mengembang sesuai dengan penambahan volume cairan tersebut. Bila bagian dalam selang menyempit lantaran banyak lumut atau kerak, selang menjadi kurang elastis. Aliran air yang melewatinya pun bakal terhambat. Tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan air juga bertambah tinggi.

Bila hal serupa terjadi pada pembuluh darah arteri, pembuluh ini akan menjadi kaku. Volume darah yang bisa melewatinya berkurang. Akibatnya, zat gizi dan oksigen yang dibawa darah keseluruh tubuh akan terhambat penyalurannya. Itulah yang terjadi pada derita aterosklerosis.

Aterosklerosis (ada juga yang menyebutnya arteriosklerosis) adalah penyakit dimana pembuluh darah arteri kehilangan elastisitas normalnya, sehingga menjadi kaku dan mengalami penyempitan. Orang sering juga menyebut penyakit ini sebagai penyakit pengerasan pembuluh darah arteri.

Gara-Gara Kerak

Aterosklerosis bisa menimpa si Bujang yang masih tergolong muda, atau si Aki yang sudah masuk kategori lansia. Umumnya memang banyak diderita oleh orang-orang seumur si Aki, karena tubuh orang seusianya memang sudah mengalami kemunduran. Tak salah kalau kemudian aterosklerosis dimasukkan dalam kelompok penyakit degeneratif.

Ada tiga perubahan dasar yang mengakibatkan terjadinya aterosklerosis. Pertama, pembuluh darah arteri kehilangan elastisitas karena serabut-serabut elastis pada dinding pembuluh arteri tersebut mengalami degenerasi. Kedua, pembuluh arteri menjadi kaku akibat penumpukan kerak garam-garam mineral yang cukup banyak pada dindingnya. Ketiga, lubang pembuluh darah arteri menyempit akibat pembentukan jaringan baru atau pengendapan lemak dan kolesterol pada permukaan dalam dindingnya.

Sering kali aterosklerosis menyerang pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak, anggota badan atau jantung. Selain itu, pembuluh darah aorta (arteri yang memasok darah ke tubuh) sering pula terserang aterosklerosis.

Secara umum penyakit ini tidak menunjukkan gejala. Namun, bila terjadi pada sebagian besar pembuluh arteri, penderita akan tidak mampu lagi melakukan pekerjaan sebanyak yang pernah dilakukannya. Jika aterosklerosis terjadi pada tangan atau kaki, anggota badan tersebut akan mengalami mati rasa (gangrene), yang lama-kelamaan dapat berkembang menjadi lumpuh.

Sementara, bila menimpa pembuluh arteri yang ke otak, aktivitas mental penderita akan mengalami kemunduran. Misalnya, penurunan daya ingat, timbul pening atau pikiran mengalami kekacauan. Bahkan, bisa pula menyebabkan stroke.

Aterosklerosis bisa pula menimpa pembuluh darah arteri pada jantung. Kalau yang ini terjadi, penyediaan darah ke jantung jadi berkurang, sehingga penderita merasakan nyeri yang tajam di dada ketika melakukan suatu aktivitas. Dalam hal ini penderita perlu waspada dan menghentikan kegiatannya untuk mencegah terjadinya gangguan lebih hebat lagi pada jantung. Selanjutnya, segera meminta pertolongan dokter.

Penyebab aterosklerosis antara lain, penderita memang keturunan dari seorang yang memiliki kecenderungan menderita penyakit tersebut. Kemungkinan menderita menjadi lebih besar lagi bila ia menderita diabetes, hipotiroidisme, hiperkolesterolemi atau obesitas. Asupan kolesterol, lemak jenuh atau karbohidrat berlebih, terutama kelompok gula, juga berperan dalam berkembangnya penyakit ini. Makanan tertentu dapat menyebabkan peningkatan pengendapan lemak pada dinding pembuluh arteri sebelah dalam serta mempercepat terjadinya gumpalan dalam darah. Gumpalan tersebut selain ada kaitannya dengan aterosklerosis, juga karena perubahan dalam darah sendiri akibat konsumsi makanan tinggi kolesterol.

Menurunkan Kolesterol

Supaya aterosklerosis tidak semakin parah, banyak yang bisa kita lakukan. Yang utama, disiplin dalam menjaga pola makan. Makanan yang banyak mengandung gula – seperti kue dan minuman ringan – perlu dihindari. Begitu juga dengan rokok. Sebaliknya, kosumsilah daging tak berlemak, ikan, susu dan sayur. Lakukan olahraga dengan teratur sesuai petunjuk dokter. Tak ketinggalan, jaga jangan sampai kegemukan.

Ingat, kolesterol dan lemak jenuh memang biang keladi terjadinya aterosklerosis. Untuk mecegah masuknya kolesterol dan lemak ke dalam darah atau menurunkan kadar kolesterol dan lemak darah, ada beberapa bahan alami yang bisa dimanfaatkan.

Dengan bahan alami tersebut, aterosklerosis bisa dicegah. Kalaupun sudah terjadi, penyakit tidak bertambah buruk atau malah bisa diperingan. Apa saja bahan alami itu? Diantaranya, bawang putih dan merah, kunyit, temulawak, kedelai dan agar-agar.

Berdasarkan penelitian, umbi bawang putih (Allium sativum L.) dan bawang merah (A. cepa L.) memiliki kemampuan untuk menghambat sintesis kolesterol dan lemak, sehingga mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Yang berperan menghambat sintesis kolesterol ini adalah senyawa-senyawa belerang organik pada kedua herbal tersebut.

Sementara dalam rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) atau kunyit (C. longga L.) terkandung senyawa-senyawa kurkuminoid, terutama kurkumin. Berdasarkan penelitian, ekstrak akuatik (ekstrak dengan pelarut air) rimpang kedua tanaman tersebut mengurangi kadar kolesterol total (HDL – kolesterol “baik” – dan LDL – kolesterol “jahat”) maupun lemak dalam darah. Hal ini terjadi karena kurkumin menghambat pembentukan kolesterol dalam hati. Kurkumin juga meningkatkan pengeluaran kolesterol oleh hati lewat feses (kotoran). Dengan demikian, kadar kolesterol dan lemak dalam darah menurun.

Biji kedelai (Soya max L.) tak kalah ganasnya mengganyang kolesterol dan lemak dalam tubuh. Disamping karbohidrat, protein dan lemak, biji bahan baku tempe dan tahu ini juga mengandung senyawa-senyawa fosfolipid. Berdasarkan uji klinik, senyawa fosfolipid mampu menurunkan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida. Sedangkan HDL tak terpengaruh oleh kehadiran senyawa tersebut.

Sekadar tahu saja, LDL cenderung menyebabkan aterosklerosis, sedangkan HDL dalam jumlah besar akan menyelimuti LDL dan membawanya ke hati untuk kemudian dikeluarkan lewat “kutub selatan” bersama feses. Jadi, kehadiran kedelai bisa menurunkan LDL tetapi tetap mempertahankan HDL, baik untuk mencegah aterosklerosis atau menjaga aterosklerosis yang telah terjadi tidak menjadi parah.

Untuk bisa merasakan hasilnya, dosis yang digunakan adalah 1 – 3 g fosfolipid per hari. Kalau dalam biji kedelai terkandung 3% fosfolipid, 1 – 3 g fosfolipid setara dengan 34 – 100 g tepung biji kedelai. Jadi, setiap hari kita membutuhkan 34 – 100 g kedelai dalam makanan yang kita konsumsi. Makanan tersebut dapat berupa bubur, roti atau bentuk lain yang kandungan kedelainya setara.

Terakhir, agar-agar [Gelidium cartilagenum (L) Gaillon dan Gracillaria confervoides (L) Greville] juga bisa dipilih untuk mengatasi aterosklerosis. Makanan ini mengandung senyawa polisakarida bukan pati (amilum) yang kurang dicerna oleh saluran pencernaan. Karena kandungan itu, oleh Cuming dan Heaton, agar-agar dimasukkan dalam kelompok dietary fiber yang kemudian diterjemahkan sebagai serat diet. Padahal, lebih tepat bila diterjemahkannya adalah bahan pengembang. Makanan atau bahan apa pun yang mengandung bahan tersebut akan mengembang jika bersentuhan dengan air.

Kandungan dietary fiber itu yang membuat agar-agar bersifat dapat menyerap kolesterol dan lemak, bahkan glukosa (gula), dari makanan yang kita konsumsi. Sifat ini membuat agar-agar bisa mengurangi jumlah kolesterol, lemak dan glukosa yang diserap saluran pencernaan dari makanan. Hasilnya, ketiga zat gizi yang tak terlalu diharapkan itu bisa dikurangi masuknya ke dalam darah. Tak Cuma itu, urusan ke belakang untuk buang hajat pun jadi lancar.

Nah, kalau kita sudah mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak atau kolesterol, hasilnya akan lebih yahut kalau kita juga mengkonsumsi tanaman herbal di atas setelah makan. Supaya mudah, ambilah 2 – 5 g umbi bawang putih atau 20 g bawang merah yang telah dikeringkan dan dimasukkan ke dalam kapsul. Jumlah tersebut untuk keperluan sehari.

Kalau yang kita pilih temulawak atau kunyit, kita memerlukan 3 – 9 g per hari. Rimpang tersebut bisa dimakan dalam keadaan segar, bisa pula diminum air rebusannya. Bila memilih cara kedua, kita terlebih dahulu harus merajang melintang rimpangnya. Rebus dengan air secukupnya sampai 15 menit setelah keluarnya uap. Barulah air rebusannya kita minum.

Lebih afdol lagi bila satu jam kemudian kita juga mengkonsumsi agar-agar 1 – 3 potong sebagai pencuci mulut setiap hari.

Mengapa satu jam setelah mengkonsumsi herbal?

Ya, supaya zat-zat yang terkandung dalam herbal tidak ikut diserobot agar-agar. Dengan agar-agar, kadar kolesterol, lemak dan glukosa dalam darah juga bisa diturunkan. Sintesis lemak dan kolesterol dalam tubuh pun dihambat. Maka, kemungkinan terjadinya atau semakin parahnya aterosklerosis bisa diperkecil.

Nah, sekarang kalau anda masih sehat, cobalah herbal-herbal tadi untuk mencegah aterosklerosis. Kalaupun anda telah menderitanya, konsumsi saja bahan alami tersebut agar penderitaan tak semakin parah. Syukur, kalau malah membaik.

Selamat Mencoba!

TIPS

3 Langkah Hidup Sehat Tanpa Aterosklerosis :

  • Konsumsi makanan sehat yang bebas dari kandungan kolesterol dan lemak
  • Olahraga secara teratur dan proporsional
  • Bagi yang masih sehat atau yang sudah terjadi, cobalah konsumsi herbal-herbal yang telah dijabarkan di atas

Oleh Djoko Hargono – Pemerhati obat alam, di Jakarta

Intisari edisi Feb 2004

Sunday, September 23, 2007

Bathing your baby - cara memandikan bayi yang benar

cara_memandikan_bayiMempersiapkan Mandi sang Bayi

* Selalu rencanakan ritual mandi bayi anda. Pastikan semuanya siap sebelum mulai memandikan bayi. Ini akan membikin lebih mudah dan aman.

* Kalau anda bisa, turunkan suhu airnya sampai 40 derajad celsius. Ini membikin bayi lebih nyaman. Isilah bak mandinya dengan aer hangat. Selalu test airnya terlebih dahulu dengan lengan atau siku anda. Airnya haruslah hangat dan nyaman, bukan panas.

* Pastikan segala keperluan buat mandi tersedia. Anda bisa menyediakan sabun lembut, bola-bola kapas dan sebuah popok bersih di wadahnya masing-masing. Lalu bawalah wadah yan gsudah berisi peralatan mandi itu dengan handuk dan kain pembilas ke ruangan dimana anda akan memandikan bayi. Kalau semuanya sudah siap, ambillah bayi anda.

* Kalau anda kelupaan suatu barang, anda harus membawa bayi anda untuk mengambil barang yang kelupaan itu. Ini agak susah untuk dilakukan apalagi kalau bayinya masih licin dan basah.

* Jangan pernah meninggalkan bayi anda sendiri di bak mandi.

Sebaiknya tidak usah menjawab telpon masuk atau dering bel di pintu selagi anda memandikan anak. Kalaupun anda mau lakukan itu, ambil bayi anda dan bawa juga bersama anda. Jika pasangan anda, famili atau teman-teman anda sering menelpon anda, kasih tahu mereka jam-jam anda memandikan bayi. Katakan pada mereka bahwa anda tidak akan menjawab telpon atau membukakan pintu selama jam-jam tersebut.

Memandikan bayi anda
Bayi anda pertama-tama akan memrlukan spons pembasuh. Mandikan bayi anda dengan spons pembasuh yang lembut terlebih dahulu sebelum puput tali pusernya atau sembuh luka sunatnya (kalau ada). Setelah itu barulah bayi anda boleh memakai bak mandi.

Isi sebuah ember besar atau wadah air yang besar dengan air hangat: gunakan pergelangan tangan ataupun siku anda untuk memastikan suhu yang tepat. Pastikan airnya tidak terlalu dingin ataupun panas. Air yang masih panas akan sangat berbahaya.

Ambil ember air hangat dan sebuah pembasuh lembut di tempat dimana anda akan memandikan bayi anda.

Ambil tempat buat memandikan bayi yang bersuhu hangat dan jangan di tempat yang banyak anginnya. Tentunya anda tidak mau bayi anda kedinginan. Anda bisa menaruh bayi anda di handuk mandi di permukaan yang datar. Jika anda menaruh bayi anda di atas meja, pastikan tidak akan menggelinding. Jangan tinggalkan bayi anda sendirian sedetik pun, ingat itu!

Copot pakain bayi anda. Celupkan pembilas mandi di air hangat dan peres sampai hanya terasa basah saja. Gunakan pembasuh lembut yang sudah basah itu untuk membasuh tubuh bayi anda dengan pelan dan lembut. Bilas kepala dan lehernya, belakang telinga, dan diantara jari tangan maupun kaki.

Bayi yang baru lahir tidak perlu mandi setiap hari. Cukup bersihkan mukanya, leher dan area perpopokan jikalau mereka kotor.

Lembutlah ketika memandikan bayi anda

* Anda bisa menggunakan bathtub anda, kitchen sink atau bak mandi bayi dari plastik. Gunakan sesuatu untuk membersihkan dan mengelap bak mandi bayi anda biar tidak mudah tergelincir atau kepleset. Jika anda menggunakan busa buat membersihkan bak mandi bayi, itu perlu sering-sering dikeringkan tiap kali selesai digunakan. Ini berguna untuk mencegah perkembangbiakan kuman dan bakteri. Atau anda bisa mengeringkan bak mandi bayi dengan handuk kering. Pastikan cuci dan keringkan handuk itu tiap kali selesai digunakan.

* Gunakan lap pembasuh bayi yang bersih, tanpa sabun, untuk membasuh mukanya. Basuhlah bagian luar dan dalam di tiap-tiap kupingya dan bilas dan keringkan lehernya juga.

* Jangan pernah menggunakan sabun busa atau detergen di air mandi bayi karena bisa menyebabkan ruam dan kulit mengelupas.

* Gunakan bola-bola kapas ataupun cotton pads untuk membersihkan mata bayi anda sebelum menaruhnya di bak mandi. Pastikan anda tahan bagian kepala bayi ketika di dalam bak mandi.

* Basuhlah rambut bayi anda dan bilas dengan penuh kelembutan, gunakan sabun dan shampo khusus bayi. Kerjakan hal ini hanya sekali atau dua kali seminggu saja. Bialslah dengan kain basah. Pastikan tidak ada busa sabun yang masuk mata bayi anda. Basuhlah badannya, dumulai dari bagian dada. Setelah dibersihkan dengan kain lembut, bilaslah kain itu dan gunakan sekali lagi untuk membilas bayi. Keringkan bayi anda dengan handuk kering lembut dan bersih. Selalu pastikan dia tertutup. Pastikan bayi anda selalu hangat dan kering dengan menyelimutinya dengan handuk bersih setelah dimandikan.

Friday, September 7, 2007

SANG RAJA – Membasuh Luka

Kalau tahu pisang raja, juga kunyit dan pegagan, bisa menyembuhkan luka pada saluran pencernaan, rasanya rugi kalau tidak dicoba. Ketiganya mengandung senyawa yang mampu menutup luka pada lambung dan usus. Juga menjadi benteng pertahanan bagi saluran pencernaan selagi mengadapi serangan erosi asam lambung.

Pernahkan anda merasakan penderitaan seperti ini?
Bagian atas perut terasa nyeri yang menusuk-nusuk tajam. Kadang malah berlangsung terus-menerus dan terasa menggigit. Saking sakitnya sampai anda harus menekan bagian perut yang sakit itu dengan jari. Atau, nyeri ketika sedang lapar, dan di malam hari nyeri itu sampai membuat anda terjaga.

Kedua bentuk penderitaan itu tidak lain gejala terjadinya tukak peptik atau ulcus peptikum. Luka-luka di saluran pencernaan antara lambung hingga usus. Kalau nyerinya terjadi di bagian atas perut, pertanda tukak terjadi di lambung. Rasa nyeri itu muncul lantaran luka tersenggol getah lambung. Sementara, kalau nyeri terjadi ketika lapar, pertanda terdapat luka di usus dua belas jari.

Luka saluran pencernaan macam ini bisa menimpa siapa saja. Bisa pada anda yang sudah dewasa, bisa pula pada anak kecil. Tak peduli laki-laki atau perempuan. Namun, pada laki-laki luka umumnya terjadi pada usus dua belas jari atau bagian usus paling depan. Pada wanita, tukak sering terjadi pada lambung.

Luka peptik bisa terjadi lantaran adanya erosi pada selaput lendir yang melapisi saluran perncernaan oleh asam lambung yang diproduksi berlebih. Tak cuma lambung yang dibuat terluka, tapi bisa menjalar ke usus dua belas jari dan usus lainnya. Selain itu, ketegangan saraf dan emosi bisa pula ikut andil dalam terjadinya tukak peptik. Pasalnya, ketegangan cenderung memicu lambung menghasilkan asam lambung lebih banyak dari biasanya.

Dalam banyak hal, nyeri gara-gara tukak pada saluran pencernaan dapat diredakan dengan mengkonsumsi makanan. Sebaliknya kondisi penyakit bisa memburuk bila penderita mengkonsumsi minuman beralkohol, teh atau kopi, serta menyantap makanan yang pedas-pedas. Makanya, penderita luka saluran pencernaan seyogyanya menghindari makanan dan minuman tadi. Soalnya, semua itu merangsang kerja lambung.

Penderita yang tidak menghiraukan gejala nyeri saluran pencernaan, atau tidak memperhatikan perkembangan gejalanya, bisa memperparah lukanya menjadi lubang pada lambung atau usus dua belas jari. Bahkan, bisa merusak pembuluh darah, sehingga menimbulkan perdarahan dalam. Kalau ini terjadi, penderita perlu menjalani perawatan di rumah sakit.

Nah, sebelum si tukak berkembang lebih jauh, pengobatan sebaiknya segera dilakukan. Bisa dengan obat kimia, dapat pula dengan obat alami berupa ramuan tumbuhan obat. Beberapa tanaman sudah teruji dalam penyembuhan tukak saluran pencernaan secara alami ini. Diantaranya, kunyit (Curcuma longa L.), antanan atau pegagan (Centella asiatica L. Urban), dan pisang raja (Musa sapientum). Selain mampu mengatasi gejala penyakitnya, obat nabati ini juga bisa menyembuhkan lukanya. Kemampuan itu sudah diketahui melalui pengujian klinis.

Pernah terjadi, seorang penderita yang diobati dengan obat kimia tidak menunjukkan perbaikan. Setelah pengobatannya diganti dengan menggunakan rimpang kunyit, luka di saluran pencernaannya berhasil disembuhkan. Bahkan, sampai detik ini penyakitnya tidak pernah kambuh lagi.

Terbukti Secara Klinis
Bicara soal kunyit, anda pasti mengenal sosoknya. Bagian yang dipercaya ampuh menyembuhkan luka saluran pencernaan adalah rimpangnya yang berwarna orange itu. Rimpang ini mengandung minyak atsiri berwarna kuning hingga kuning jingga dan merupakan campuran kurkumin, monodesmetoksi kurkumin. Dalam penyembuhan tukak saluran pencernaan, rimpang kunyit bekerja dengan menghambat pembentukan getah lambung.

Pada percobaan menggunaka kelinci dan tikus tebukti, ekstrak akuatik (ekstrak dengan pelarut air) dan ekstrak etanolik (ekstrak dengan pelarut etanol) rimpang kunyit secara nyata menekan pembentukan getah lambung. Dengan demikian, salah satu faktor penyebab tukak peptik, yaitu HCl (hidroklorida), dapat dikurangi kadarnya.

Kunyit juga dapat meningkatkan pembentukan lendir dalam saluran cerna. Penambahan lendir ini memungkinkan lapisan lendir di permukaan saluran pencernaan menjadi lebih tebal. Maka, perlindungan terhadap permukaan saluran pencernaan dari ancaman erosi asam lambung pun meningkat. Efek positif berikutnya, tukak peptik bisa dicegah semakin parah.

Minyak atsiri kunyit juga bersifat antibakteri, termasuk terhadap Staphylococcus aureus. Sifat ini memungkinkan penyembuhan luka semakin cepat. Bukti klinisnya, pemberian jus atau serbuk rimpang kunyit pada penderita tukak peptik empat kali sehari mempercepat proses penyembuhan tukak. Bahkan dapat mengurangi rasa nyerinya.

Menurut penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa dosis sekali konsumsi adalah 500 – 700 mg sebuk rimpang kunyit. Kalau dalam bentuk jus, diperlukan 6 g rimpang segar. Biar rasanya lumayan enak, bisa ditambahkan sesendok makan madu setiap kali hendak diminum. Supaya hasilnya baik, konsumsilah ramuan tadi empat kali dalam sehari, masing-masing tiga kali sebelum makan dan sekali menjelang tidur.

Membentuk Kolagen
Untuk menyembuhkan tukak peptik, anda bisa pula menggunakan pegagan. Bila tumbuhan ini anda pilih, bagian yang digunakan sebagai obat yaitu bagian tanaman yang terdapat di atas permukaan tanah (herba). Di dalamnya terkandung zat-zat triterpena, seperti asam asiatat dan asam madekasat, serta senyawa-senyawa glikosida esternya, seperti asiatikosida dan madekosida.

Ekstrak tanaman dengan pelarut air atau rebusan gerbanya ini diketahui bekerja menekan aktivitas susunan saraf pusat, sehingga bersifat menenangkan. Sebab, herba pegagan dalam bentuk rebusan atau ekstrak itu meningkatkan kadar asam g amino butirat di dalam otak. Penderita menjadi tenang, sehingga menghambat perkembangan tukak saluran perncernaan lebih lanjut.

Herba pegagan juga memiliki kemampuan menyembuhkan tukak. Penelitian secara in vitro (di laboratorium) membuktikan, kandungan asiatikosida, asam asiatat dan asam madekasat bisa menstimulasi pembentukan kolagen, suatu protein yang terlibat dalam proses penyembuhan luka pada manusia. Sementara, kandungan asiatikoksida mempercepat penyembuhan tukak dengan mempercepat kerja sikatrisial (penggantian jaringan parenkim yang rusak dengan jaringan ikat). Tak kalah penting, pegagan juga bersifat antibakteri yang makin menunjang proses penyembuhan.

Cara pakainya mudah. Ambil 0.35 – 0.7 g serbuk herba pegagan (yang sudah dikeringkan), lalu konsumsilah seperti halnya kita menenggak puyer. Atau, diminum hasil seduhannya. Anda dapat pula merebus 12 g cacahan herba pegagan selama 15 menit setelah keluarnya uap, lalu diminum airnya. Cara apapun yang dipilih, frekuensi mengkonsumsinya sama saja, tiga kali sehari.

Luka Cepat Sembuh
Kalau anda termasuk penggemar buah pisang raja, tak perlu repot-repot mencari tanaman lain. Buah ini bisa digunakan untuk menyembuhkan tukak peptik. Namun, yang bisa dijadikan obat adalah buah yang tua tapi belum masak. Caranya, daging buahnya dirajang tipis-tipis, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering, ditumbuk hingga menjadi sebuk. Dalam buah pisang raja terkandung zat-zat yang bersifat antitukak peptik, yakni sitoindosida I, II, III dan IV. Namun, diantara keempatnya yang paling kuat kerjanya ialah sitoindosida IV. Zat-zat itu sangat peka terhadap suhu. Karena itu pengeringan daging buah ini cukup dengan cara diangin-anginkan setelah dirajang tipis-tipis agar cepat kering.

Dalam pengobatan tukak saluran pencernaan, daging buah pisang raja punya kemampuan merangsang pembentukan lendir dalam saluran pencernaan. Hasilnya, lapisan lendir di permukaan saluran pencernaan semakin tebal. Dengan begitu, permukaan saluran perncernaan akan terlindungi dari erosi asam lambung. Serbuk daging buah pisang raja juga memiliki kemampuan mempercepat penyembuhan tukak dengan cara mempengaruhi proses pembelahan sel-sel jaringan pada luka. Cara kerja buah pisang raja itu jelas lebih baik dibandingkan dengan kerja obat kimi, seperti aluminium hidroksida atau zat-zat antasida lainnya yang hanya bekerja untuk menetralkan HCl.

Untuk pengobatan dengan buah pisang raja cukup sediakan 1 – 2 sendok makan serbuk buah pisang ini. Campurkan baik-baik serbuk itu dengan madu sebelum dikonsumsi. Konsumsilah ramuan ini 2 – 3 kali sehari sebelum makan.

Rasanya, penyembuhan luka di saluran pencernaan tak terlalu sulit. Dengan bahan alami yang ada di sekitar kita, penderitaan akibat ulah asam lambung bisa teratasi. Hanya saja, buat anda kaum wanita yang sedang hamil atau menyusui sabaiknya tidak mengobati tukak peptik dengan kunyit atau pegagan.

Bagaimanapun, janin yang sedang dikandung atau bayi yang sedang disusui akan ikut terpengaruh kerja kedua herbal itu. Ini dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan janin atau si jabang bayi. Namun, dalam kondisi normal, siapa saja tetap bisa menyembuhkan luka saluran pencernaan tanpa perlu khawatir menerima pengaruh buruk. Selamat Mencoba!




TIPS
Jangan menggunakan pengobatan herbal ini bila anda sedang hamil atau menyusui
Wanita muda sebaiknya tidak mengkonsumsi pegagan karena dapat mengurangi kesuburan

Oleh Djoko Hargono - Pemerhati obat alam, di Jakarta
Intisari Desember 2003

SERANGAN FAJAR DI TUMIT

Beberapa kasus terjadi pada saat mereka baru saja terjaga dari tidur. Ketika hendak beralih ke tempat lain, tiba-tiba ada rasa nyeri menyerang tumit. Apa yang terjadi ini?

Bagaimana kabar kaki anda pagi ini? “Lho ada apa lagi ini? Tidak ada hujan tidak ada angin, kok tiba-tiba bertanya tentang kaki?” demikian mungkin pikir anda.

Bukan apa-apa, sih. Pertanyaan itu sebenarnya hanya memancing anda agar memperhatikan kondisi kaki anda pagi ini.

Kaki, karena terletak di bagian paling bawah, memang paling sering kurang mendapat perhatian. Jangan-jangan, kita baru memperhatikannya setelah merasakan gangguan. Wah, semoga kecurigaan itu salah.

Namun, kalaupun benar kita jarang mempehatikan kaki, jangan lantas menyalahkan diri sendiri kalau tiba-tiba kaki terasa sakit saat melangkah turun dari tempat tidur di pagi hari.

Nyeri cengkrang-cengkring itu biasanya menyerang tumit. Sakitnya seperti tertusuk pisau kecil. Anehnya, selang beberapa menit berjalan, nyeri itu perlahan-lahan menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi pada tumit kita?

Sol Jaringan Ikat
Nyeri tumit memang acap datang tanpa disangka-sangka. Gejalanya pun sebenarnya jarang menjadi pertanda penyakit serius. Pada umumnya penyebab utamanya adalah gangguan yang disebut plantar fasciitis atau peradangan bagian plantar fascia. Walaupun bisa juga merupakan akibat dari saraf terjepit atau gangguan kronis, seperti artritis atau bursitis.

Plantar fascia merupakan struktur serupa jaringan fibrus (ikat) yang lebar yang terentang dari tulang tumit hingga pangkal tulang jari kaki. Gunanya seperti pita karet tebal di telapak dasar kaki, yakni sebagai penyangga bagian lengkung kaki agar bagian tersebut tidak lunglai.

Menurut Jonathan S. Jaivin, MD. dari Southern California Orthopedic Institute, kasus nyeri tumit tercatat sebagai kasus yang paling sering terjadi.

Penyebabnya, telapak kaki yang bekerja terlalu “keras”. Tugas berat dapat mengakibatkan plantar fascia tegang, sehingga menarik tulang tumit. Kegiatan yang dinilai membebani kaki tersebut diantaranya berjalan, joging, mengangkat barang berat dan berdiri terlalu lama. Plantar fasciitis dapat pula terjadi kalau seseorang yang semula secara fisik kurang aktif lalu mendadak melakukan kegiatan fisik.

Akibatnya, bila kegiatan berbeban berat itu dilakukan terus-menerus, plantar fascia akan tertekan. Malah bisa-bisa menimbulkan sobekan kecil pada pita alias “sol” kaki, peradangan dan rasa sakit serta nyeri.

Pada umumnya, rasa sakit berkembang secara perlahan-lahan, mendadak atau tiba-tiba sekali. Rasa sakit lebih hebat timbul pagi hari, saat fascia dalam keadaan kaku. Nyeri itu umumnya menghilang saat otot kaki melemas. Namun, dapat kambuh saat kita duduk atau berdiri dalam waktu lama, naik tangga atau berdiri berjinjit.

Serangan yang biasanya hanya menyerang satu kaki – meski beberapa kasus terjadi pada dua kaki – dimulai dengan nyeri ringan di tulang tumit. Dari pengamatan dicatat, nyeri itu lebih sering terasa setelah – bukan selama – berolah raga.

Plantar fasciitis harus segera diatasi. Bukan hanya karena menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga kalau dibiarkan saja kondisi itu dapat menjadi kronis. Tidak tertutup kemungkinan juga menghambat aktivitas penderita dan menimbulkan gangguan pada kaki, lutut, pinggul dan punggung. Itu karena plantar fasciitis mengubah cara berjalan seseorang.

Tak Kenal Usia
Plantar fasciitis dapat saja terjadi pada semua usia. Namun, kelompok orang yang rawan menderita nyeri tumit ini memiliki ciri khusus.

Beberapa kelompok itu diantaranya pelari, olahragawan atletik, orang dengan jenis pekerjaan yang menuntut berdiri atau berjalan dalam waktu cukup lama – terutama bila dilakukan di permukaan yang keras.

Selain itu “korbannya” juga orang yang kelebihan bobot badan – termasuk wanita hamil. Semakin berat badan kita, akan semakin bertambah tekanan pada kaki.

Orang yang memiliki telapak datar atau sangat melengkung harus pula berhati-hati. Itu karena saat ia berjalan atau berlari, beban berat pada kaki tidak tersebar merata. Kondisi demikian akan membebani plantar fascia.

Orang berusia lanjutpun harus lebih memperhatikan agar terhindar dari gangguan tersebut. Pasalnya, semakin tua seseorang, semakin kurang kelenturan plantar fascia-nya. Artinya, bantalan lemak yang melindungi tulang tumit sudah menipis dan tidak lagi bisa menahan tekanan bila kaki terbebani. Tulang tumit dan jaringan yang berhubungan ke situ pun semakin tertekan.

Resiko mengalami nyeri tumit juga akan semakin besar bila seseorang menggunakan sepatu kurang tepat. Misalnya, sepatu dengan sol tipis – yang kurang bisa mendukung bagian tengah telapak kaki, terlalu besar di bagian tumit atau sudah tua.

Sedangkan memakai sepatu bertumit tinggi (lebih dari 5 cm) secara rutin dapat memendekkan otot achilles (otot daging tumit) – yang menempel pada tulang tumit – dan mengencangkan otot betis. Namun, saat kita menggantinya dengan sepatu tumit datar justru akan menambah ketegangan pada tumit. Jadi, sepatu paling tepat sebenarnya yang bertumit rendah.

Kompres Hingga Operasi
Ada terapi mudah mengatasinya bila gangguan terhitung ringan. Caranya, berjalan dengan langkah-langkah ringan. Biasanya rasa nyeri serta peradangan perlahan-lahan berkurang.

Terapi lain dengan melakukan kompres es. Tujuan utamanya, untuk menyembuhkan robekan dan mengurangi peradangan sekaligus mencegah kambuh kembali. Kompres dengan es di daerah yang sakit sekitar 20 menit setelah melakukan suatu kegiatan.

Memijat dengan es dianjurkan pula dilakukan setiap malam sebelum tidur selama 10 – 14 hari. Caranya, pijat pelan bagian telapak kaki menggunakan es batu – yang dibuat dengan cetakan gelas plastik. Guling-gulingkan es batu selama 15 menit.

Selain terapi tersebut, penderita biasanya dianjurkan menggunakan alat bantu. Misanlnya, memakai sepatu dengan sol yang mampu mengurangi penyerapan benturan pada kaki atau memasang bantalan tumit dari karet untuk tujuan yang sama.

Usahakan pula saat tidur, plantar fascia berada dalam posisi rileks. Kaki yang terus tegang akan membuatnya meregang dan robek kembali.

Bila terapi pertama kurang memberikan hasil untuk mengurangi nyeri, dapat diberikan suntikan kortikosteroid. Suntikan pada tumit acap kali dapat membantu menghilangkan peradangan kalau dengan cara lain tidak mempan. Namun, suntikan yang terlalu banyak tidak dianjurkan, karena malah dapat melemahkan serta merusak plantar fascia serta menyusutkan bantalan lemak di sekeliling tulang tumit.

Selain itu, ada juga dokter yang – selain memberikan obat untuk mengatasi radang di tumit – meminta pasiennya memakai gips selama beberapa minggu.

Beberapa minggu? Lama sekali?
Benar, salah satu kunci utama keberhasilan mengatasi nyeri tumit adalah kesabaran. Kesembuhan memang tidak dapat dengan cepat diraih. Gambaran umumnya, ada yang membutuhkan waktu 2 bulan, tapi ada pula yang sampai 6 bulan. Bahkan, ada pula yang sampai setahun masih didera nyeri tersebut.

Nah, bagi yang menderita plantar fasciitis selama setahun atau lebih, bahkan penderitaan itu demikian parah sehingga menghambat dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, mungkin perlu menjalani pembedahan. Namun pembedahan ini dalam kenyataannya jarang dilakukan.

Menurut dr. Stephen L. Barret, DPM dan Robert O’Malley, DPM., kurang bijaksana rasanya untuk melakukan operasi pada pasien yang baru menjalani percobaan pengobatan selama waktu singkat dan belum lengkap melakukan pemeriksaan mekanis kaki tidak normal yang mengakibatkan gangguan tersebut. Operasi hanya dilakukan pada sedikit pasien yang gagal mendapat manfaat dari terapi pertama dan kedua, serta masih merasakan nyeri tumit yang mengganggu setelah menjalani terapi dalam jangka waktu cukup lama.

Kurangi Beban
Selain menjalani terapi, penderita plantar fasciitis harus pula melakukan perubahan gaya hidup untuk mendukung kesembuhan.

Salah satunya, mencari cara alternatif. Bukan melulu berolahraga dengan berjoging atau jalan kaki. Lakukan olahraga secara bergantian seperti berenang atau bersepeda. Intinya, lakukan olahraga yang mengurangi beban pada tumit.
Melakukan latihan peregangan setiap hari akan meningkatkan fleksibilitas plantar fascia, otot achilles dan otot betis. Beberapa latihan peregangan di antaranya membersihkan jari-jari kaki dengan handuk, meregangkan jari-jari kaki dengan bantuan jari tangan, meregangkan betis dan tumit pada lantai. Latihan peregangan pagi hari sebelum beranjak dari tempat tidur akan membantu melemaskan kembali plantar fascia yang semalaman tidak digerakkan.

Memakani sepatu bertumit rendah sampai sedang, antara 2.5 – 5 cm, kokoh dan mendukung bagian tengah telapak kaki. Pilih sepatu berkualitas baik untuk berjalan dan berlari.

Advis yang tak boleh dilupakan bagi mereka yang memiliki bobot badan berlebih, berusahalah mengurangi berat badan.

Jadi, bila mengalami nyeri tumit, jangan hanya merasa kesal. Meski gangguan tumit memang bisa menjengkelkan, tetapi sekadar merasa kesal justru tidak akan menyelesaikan masalahnya.

TIPS
Stretching Tendon Achilles
Stretching memang merupakan salah satu jalan mengurangi nyeri tumit. Caranya, menghadap dinding dengan salah satu kaki berada 20 cm dari dinding dan kaki lain sekitar 60 cm dati dinding. Lalu, jatuhkan beban tubuh ke dinding dengan bertopangkan tangan. Biarkan telapak kaki menekan lantai.

Latihan ini akan meregangkan pita tumit pada kaki yang berada jauh dari dinding. Terapkan latihan ini pada dua kaki secara bergantian masing-masing selama dua menit, sebanyak tiga sampai lima kali sehari. Dan berlatihlah selama 6 – 8 minggu.

Setelah itu perhatikan apakah ada perbaikan?

Oleh Nanny Selamihardja
Intisari edisi Feb 2004


MENJAGA OTAK TETAP BEROTOT

Banyak menyantap makanan sumber vitamin E dan C membuat kondisi otak bisa tetap terjaga. Apalagi kalau ditambah dengan kegiatan yang berkaitan erat dengan kualitas fungsi otak.

“Umur saya baru 40 tahun, tapi kenapa akhir-akhir ini saya jadi pelupa? Setelah menaruh kunci mobil, sudah lupa dimana letaknya, padahal baru lima menit lalu. Janji menjemput anak di sekolah pukul 12.00, baru ingat setelah pukul 14.00. Apa ini pertanda menurunnya daya ingat alias pikun?” keluh seorang pria.

Jangan cepat menilai diri sudah mulai pikun, kata dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.S., spesialis saraf dari RS Mitra Intenational, Jatinegara, Jakarta.

“Memasuki usia 40-an tahun daya ingat seseorang rata-rata masih normal, kecuali pernah mengalami stroke, cedera otak berat, atau lainnya,” tambahnya.
Lalu, kenapa pria itu mengeluh pelupa?

Banyak orang usia 40-an tahun sedang naik daun, sibuk dengan pekerjaan kantor atau urusan bisnis. Begitu bangun tidur, yang menyesaki otak hanyalah hal-hal besar yang perlu dilakukan pada hari itu, sehingga yang kecil-kecil kerap terabaikan. Bisa jadi, itu antara lain biang keladinya. Kurang konsentrasi.

Kalau sifat pelupa diartikan sebagai pikun, itu berkaitan dengan fungsi luhur yang mulai menurun, yang meliputi daya pikir, daya ingat (memori), kemampuan menilai, berbahasa, berkomunikasi dll. “Kalau dalam otaknya tersimpan berbagai masalah yang perlu diselesaikan sehingga lupa melakukan banyak hal, itu masih normal. Bukan gejala penurunan daya ingat, tapi kurang konsentrasi saja,” tegas dr. Sukono.

Bobot Otak Berkurang
Banyak contoh bagaimana fungsi luhur bisa dikatakan sudah menurun. Misal, marah-marah mencari uang yang katanya hilang, padahal tersimpan di saku. Sibuk mencari kacamata, ternyata masih nempel di kepala. Atau, makan belepotan, pakai lipstik sampai ke luar bibir, sering lupa menutup resluiting celana, di bandara bingung mengurus tiket, membayar fiskal dll.

Menjadi pikun ada prosesnya. Dari normal menuju pikun, menurut dr. Sukono, harus melalui tahap MCI (mild cognitif impairment). Kalau tidak dijaga, bisa menjurus ke pikun (dementia).

Tidak terelakkan, memasuki usia 50 tahun fungsi organ dalam tubuh, termasuk otak, menurun. Berat otak orang dewasa sekitar 1.3 kg. Di usia setengah abad itu, beratnya mengurang tinggal 1.2 kg, karena menyusutnya kadar air.

Namun, tak perlu was-was. Beranjak tua tidak harus menjadi kakek atau nenek pikun. Paling-paling daya ingat sedikit anjlok. Pikun baru terjadi bila otak mengalami atrofi atau penciutan. Tapi, dengan gaya hidup sehat, resiko kepikunan dapat dihalau.

Sebelum memasuki fase MCI, dr. Sukono menyarankan agar kita melakukan primary prevention. Makan seimbang, berhenti merokok, menghindari minuman beralkohol, berolahraga teratur, menghindari stres, serta cukup berekreasi.

Bila sudah melangkah ke tahap MCI, usahakan jangan sampai terjerumus ke tahap dementia dengan melakukan secondary prevention. Kalau gejala pikun mulai tampak, segera atasi dengan, misalnya, banyak melakukan senam crossing (tangan dan kaki digerakkan menyilang secara bergantian) agar otak kiri dan kanan bekerja seimbang, lebih banyak membaca, mengisi teka-teki silang, lebih memperhatikan makanan sehat dan tetap aktif berorganisasi sosial.

Diketahui, otak kiri berfungsi untuk memikirkan hal-hal yang logis dan verbal. Sedangkan otak kanan untuk kreatifitas, imajinasi dan fantasi.

Yang juga perlu, jangan sampai terserang penyakit yang bisa semakin mengganggu fungsi otak, seperti stroke, diabetes atau pengapuran pembuluh darah. Bila anda penderita tekanan darah tinggi atau diabetes, kendalikan penyakit itu sebaik-baiknya agar selalu berada pada kadar normal untuk mencegah serangan stroke. Pasalnya, penurunan daya ingat banyak dijumpai pada lansia yang mengalami gangguan pembuluh darah akibat aliran darah (termasuk ke otak) tidak cukup lagi.

Indikator untuk menilai penyakit vaskuler, menurut pakar gizi dr. Luciana B. Sutanto MS., adalah kadar homosistein darah yang tinggi (hiperhomosisteinemia). Itu karena antara lain rendahnya kadar vitamin B12, folat dan B6 dalam tubuh.

Konsumsi Makanan Sehat
Dr. Luciana menganjurkan banyak mengkonsumsi makanan sumber vitamin B12 (daging tanpa lemak, hati, susu, keju, telur), asam folat (sayuran segar hijau, hati, daging tanpa lemak) dan B6 (daging, ikan, sayur-mayur, ragi, beras, susu, kacang tanah, kacang-kacangan). Juga vitamin C (sayuran hijau tua, kuning/merah, buah-buahan, seperti jambu klutuk, jeruk, tomat), serta riboflavin atau B2 (ragi, susu, telur, kacang tanah, kacang-kacangan, sayur berdaun hijau, daging tanpa lemak), yang berperan dalam menjaga penurunan daya ingat serta kemampuan berpikir abstrak nonverbal.

Masalahnya, 20 – 50% populasi lanjut usia mengalami perubahan sel permukaan dan fungsi lambung, sehingga penyerapan B12 terganggu. Akibatnya, kadar yang disyaratkan sering kali tidak tercukupi.

Kadar glukosa juga cukup penting bagi kerja otak untuk menjaga daya tangkap dan daya ingat tetap baik. Padahal, metabolisme glukosa pada usia lanjut umumnya menurun atau mengalami perubahan. Karena itu, perlu selalu dijaga keseimbangannya. Kadar glukosa darah yang sangat rendah (hipoglikemia) atau sangat tinggi (hiperglikemia), menurut Luciana, akan mempengaruhi metabolisme otak, bahkan bisa mengakibatkan koma. Sebab itu, penderita diabetes patut berhati-hati dalam mengendalikan kadar glukosanya.

Sukono dan Luciana senada mengingatkan pentingnya antioksidan untuk menghabisi radikal bebas, perusak sel dalam tubuh. Antioksidan itu penyerang utama radikal bebas demi kesehatan otak. Mengingat semakin tua kebutuhan akan antioksidan semakin banyak, salah satu yang dianjurkan ialah mengkonsumsi vitamin E, nutrien yang konon bermanfaat mencegah penurunan daya ingat.

Suatu penelitian di Meksiko menunjukkan, orang tua yang mendapat asupan karbohidrat, serat, vitamin B6, C dan E (padi-padian, minyak biji kapas, sayuran hijau, taoge, kuning telur, kacang-kacangan), beta karoten, besi (Fe) dan seng (Zn) dalam jumlah cukup mempunyai penampilan kognitif lebih baik.

Hasil penelitian lain di AS menunjukkan, vitamin C diperlukan untuk memproduksi hydroxyproline, komponen kolagen terpenting untuk memperkuat pembuluh darah dan membuatnya lebih lentur. Sedang vitamin E merupakan antioksidan pelarut lemak dalam otak.

Penelitian National Institute of Aging di Bethesda, Marryland, AS, terhadap 11.178 manula berusia 67 – 109 tahun juga menunjukkan, mereka yang rajin mengkonsumsi vitamin E hidup lebih sehat sampai tua. Mereka yang mengkonsumsi paling tidak 100 IU vitamin E dalam sehari, memiliki resiko 27% lebih rendah terhadap semua penyebab kematian. Vitamin E juga katanya memperlambat kemunduran pernderita Alzheimer.

Sukono menganjurkan, konsumsi vitamin E 200 – 800 IU tiap hari, ditambah vitamin C sekitar 500 IU untuk menambah “kekuatan” otak. Namun, hendaknya tidak dikonsumsi berlebihan agar tidak mubazir, terutama vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C. Jika kebanyakan, malah akan dibuang bersama urine.

Omega-3 atau asam lemak tak jenuh majemuk (mengandung EPA = eikosapentaenoik dan DHA = dokosaheksaenoik) juga dianjurkan. Asam lemak ini menekan proses terjadinya penggumpalan darah, sehingga pengapuran pembuluh darah dapat dihambat. Nutrien itu banyak terdapat pada ikan laut seperti tenggiri, sarden, tuna dan kakap.

Perihal ginko biloba, Sukono berkomentar, tak ada salahnya dikonsumsi. Konon, suplemen ini mempunyai peran agar orang tak mudah jatuh pikun. Cara kerjanya menghambat sel-sel bekuan darah, memperlancar aliran darah, meningkatkan toleransi terhadap kondisi kurang oksigen, serta mencegah kerusakan selaput sel akibat pengaruh radikal bebas.
Sukono menambahkan, obat penurun kadar kolesterol yang mengandung statin pun, menurut penelitian, bisa mencegah kepikunan. Begitu juga dengan obat golongan NSAID (non steroid antiinflamatory drugs) atau obat anti-peradangan serta terapi hormon pada wanita menopause.

Jangan Menganggur
Untuk menjaga agar daya ingat tidak turun, “Mengkonsumsi makanan sehat apa saja tidak menjadi masalah, asal tahu batasnya,” kata Sungkono. “Konsumsi makanan dalam jumlah cukup dengan jenis makanan bervariasi diharapkan dapat memenuhi nutrien yang diperlukan dalam metabolisme dan kerja otak,” tambah Luciana. Nutrien dalam bentuk suplemen hanya diperlukan jika dari bahan makanan sehari-hari belum terpenuhi.

Kalau dibilang protein hewani penting untuk “membangun” daya pikir, bagaimana dengan kaum vegetarian? “Penganut vegetarian yang menghindari protein hewani belum terbukti menjadikan dirinya cepat pikun, karena sumber protein bisa diperoleh dari makanan lain,” tambahnya. Daging merah yang tinggi protein dan lemak hewaninya sebenarnya lebih diperlukan bagi anak atau remaja untuk masa pertumbuhan mereka. Sedangkan bagi orang dewasa menjelang tua, tidak begitu diperlukan lagi.

Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu tetap aktif di usia lanjut. Sukono menyarankan agar setiap manula tidak menarik diri dari dunia pergaulan. “Tetaplah bersosialisasi dengan dunia luar dan carilah teman sebaya sebagai kawan mengobrol,” sarannya. Bermain catur, membaca buku, bernyanyi dan belajar bahasa bisa mempertahankan daya ingat.

Namun, setiap kegiatan hendaknya dilakukan sesuai dengan usia. “Jangan melakukan kegiatan di luar batas kemampuan usianya sehingga malah kelelahan atau jatuh sakit,” tambahnya. Bila ditawari suplemen atau obat awet muda, Sukono berpesan agar berhati-hati. “Minum obat ada batasnya, tidak boleh ngawur atau berlebihan.”

Bagaimanapun tidak ada makanan atau suplemen khas yang bisa menyempurnakan kerja otak. Yang ada, menunjang kesehatan otak!

Oleh Nany Selamihardja
Intisari edisi Desember 2003