Thursday, April 30, 2009

Tips Memilih Mainan Anak



Ketika membelikan mainan buat si kecil, apa yang menjadi pertimbangan Anda? harganya? merknya? kegunaannya? atau pilihan yang lainnya lagi?
Agar bisa memilih mainan yang tepat buat buah hati Anda, berikut tip-tipsnya.

1. Orang tua perlu tahu tahap-tahap perkembangan anak, baik usia, emosi dan fisiknya.
2. Peduli terhadap mainan yang digunakan, jangan asal beli yang mahal, sesuaikan dengan

Wednesday, April 29, 2009

Depkes Siapkan Oseltamivir di Puskesmas dan Rumah Sakit

Departemen Kesehatan secara terus menerus mengikuti perkembangan kesehatan yang terjadi di dunia dengan mengumpulkan data dan informasi serta kajian ilmiah dari berbagai sumber. Menurut Dirjen P2PL Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS, sesuai International Health Regulation 2005, setiap negara anggota WHO mempunyai focal point yang secara otomatis memperoleh laporan tentang perkembangan penyakit flu babi (swine flu) yang terjadi di Meksiko dan berbagai belahan dunia lainnya.
Walaupun penyakit flu babi yang disebabkan virus H1N1 belum ditemukan di Indonesia, namun Depkes telah melakukan berbagai langkah kesiapsiagaan agar tidak masuk ke Indonesia dan antisipasi penanggulangnnya. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ditjen P2PL Depkes dr. Rita Kusriastuti, M.Sc. menyatakan Depkes telah mendistribusikan oseltamivir ke seluruh Puskesmas, RS rujukan flu burung, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab/Kota dan Provinsi yang pada dasarnya sama dengan obat untuk penanggulangan flu burung H5N1. Sedangkan di Depkes juga masih tersedia stok oseltamivir.
Depkes juga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan yang mampu menangani kasus flu babi. Tiap rumah sakit memiliki ruang isolasi pasien, ventilator, obat dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya termasuk APD (Alat Pelndung Diri) bagi petugas kesehatan, jelas dr. Rita. Simulasi pandemi penanggulangan episenter influenza juga sudah dua kali dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi apabila benar-benar terjadi pandemi.

Gejala flu babi mirip dengan flu burung, yaitu demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare. Cara penularannya melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita dengan masa inkubasinya 3 sampai 5 hari, ujar dr. Rita Karena itu, masyarakat dihimbau untuk mewaspadai flu babi dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat, tegas dr. Rita.

Menurut catatan WHO 29 April 2009 sudah 9 negara yang mempunyai kasus swine influenza A/H1N1 dengan 148 kasus. Di Amerika Serikat dilaporkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium terdapat 91 kasus dengan satu kematian. Di Meksiko dilaporkan 26 kasus yang positif, 7 diantaranya meninggal dunia. Tujuh negara yang juga melaporkan kasus swine influenza A yaitu Austria (1 kasus), Kanada (13 kasus), Jerman (3 kasus), Israel (2 kasus), New Zeland (3 kasus), Spanyol (4 kasus) dan di Inggris (5 kasus)selain di Meksiko dan Amerika Serikat.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Semoga Bermanfaat

Depkes Siapkan Oseltamivir di Puskesmas dan Rumah Sakit

Departemen Kesehatan secara terus menerus mengikuti perkembangan kesehatan yang terjadi di dunia dengan mengumpulkan data dan informasi serta kajian ilmiah dari berbagai sumber. Menurut Dirjen P2PL Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS, sesuai International Health Regulation 2005, setiap negara anggota WHO mempunyai focal point yang secara otomatis memperoleh laporan tentang perkembangan penyakit flu babi (swine flu) yang terjadi di Meksiko dan berbagai belahan dunia lainnya.
Walaupun penyakit flu babi yang disebabkan virus H1N1 belum ditemukan di Indonesia, namun Depkes telah melakukan berbagai langkah kesiapsiagaan agar tidak masuk ke Indonesia dan antisipasi penanggulangnnya. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ditjen P2PL Depkes dr. Rita Kusriastuti, M.Sc. menyatakan Depkes telah mendistribusikan oseltamivir ke seluruh Puskesmas, RS rujukan flu burung, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab/Kota dan Provinsi yang pada dasarnya sama dengan obat untuk penanggulangan flu burung H5N1. Sedangkan di Depkes juga masih tersedia stok oseltamivir.
Depkes juga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan yang mampu menangani kasus flu babi. Tiap rumah sakit memiliki ruang isolasi pasien, ventilator, obat dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya termasuk APD (Alat Pelndung Diri) bagi petugas kesehatan, jelas dr. Rita. Simulasi pandemi penanggulangan episenter influenza juga sudah dua kali dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi apabila benar-benar terjadi pandemi.

Gejala flu babi mirip dengan flu burung, yaitu demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare. Cara penularannya melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita dengan masa inkubasinya 3 sampai 5 hari, ujar dr. Rita Karena itu, masyarakat dihimbau untuk mewaspadai flu babi dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat, tegas dr. Rita.

Menurut catatan WHO 29 April 2009 sudah 9 negara yang mempunyai kasus swine influenza A/H1N1 dengan 148 kasus. Di Amerika Serikat dilaporkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium terdapat 91 kasus dengan satu kematian. Di Meksiko dilaporkan 26 kasus yang positif, 7 diantaranya meninggal dunia. Tujuh negara yang juga melaporkan kasus swine influenza A yaitu Austria (1 kasus), Kanada (13 kasus), Jerman (3 kasus), Israel (2 kasus), New Zeland (3 kasus), Spanyol (4 kasus) dan di Inggris (5 kasus)selain di Meksiko dan Amerika Serikat.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Semoga Bermanfaat

Tuesday, April 28, 2009

Sepuluh Jenis Makanan Sahabat Kolesterol

Kolesterol


Sering repot menghadapi kandungan kolesterol darah yang naik turun? Atau tak tahu makanan apa yang bisa merendam kenaikan kadar kolesterol darah? Ternyata alpukat dan berbagai kacang-kacangan tetap bisa Anda makan.

Strategi dalam memilih dan mengkonsumsi makanan dapat menurunkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) yang terkenal jahat, dan menjaga HDL (High Density Lipoprotein ) yang baik untuk tubuh. Kestabilan kadar kolesterol dalam darah dapat membantu menurunkan resiko terserang jantung dan juga stroke. Jika Anda tergolong orang yang tidak menjaga konsumsi makanan dengan cermat, mulailah berlatih. Berbagai jenis makanan berikut ini dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dalam darah.

Kacang Kedelai
Untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah gunakan produk-produk dengan berbahan dasar kedelai, seperti tahu, tempe, susu kedelai, tofu dan lain-lain. Kandungan lemak tak jenuhnya sangat baik untuk menjaga jantung agar tetap sehat. Mengapa lemak jenuh tidak baik untuk jantung? Karena lemak jenuh memacu hati memproduksi kolesterol dalam darah yang kemudian bisa memicu terjadinya serangan jantung. 

Kacang-kacangan 
Tidak ada makanan lain yang mengandung serat tinggi serta rendah kolesterol bersamaan selain kacang-kacangan. Dengan mengkonsumsi secangkir kacang (segala jenis kacang) dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 10% selama 6 minggu. Kandungan soluble fiber ini juga banyak terkandung dalam beras merah, apel, gandum, dan beberapa jenis buah-buahan dan sayuran.

Ikan Salmon 
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa beberapa jenis lemak dapat mencegah tingginya kadar kolesterol. Asam lemak omega 3 adalah salah satunya, yang banyak terkandung dalam ikan salmon. Untuk memperbanyak asam lemak omega 3 selain dari salmon bisa memilih ikan herring, mackerel, sarden, atau tuna.

Alpukat 
Alpukat merupakan salah satu sumber lemak tak jenuh tunggal yang sehat untuk jantung. Jenis lemak inilah yang meningkatkan kadar HDL dalam darah yang sangat baik untuk kolesterol dan rendah LDL yang memicu tingginya kolesterol dalam darah. Meski baik bagi kesehatan, alpukat ini sangat kaya akan kalori. Untuk menyiasatinya kombinasikan alpukat dengan makanan lain yang kaya kan rempah. 

Bawang Putih
Bawang putih sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di berbagai kultur di dunia. Orang Mesir kuno percaya bahwa dengan mengkonsumsi bawang putih dapat meningkatkan stamina. Kini, bawang putih dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol, mengurangi tekanan darah tinggi, dan juga menjaga tubuh dari infeksi.

Bayam
Bayam yang kaya akan kandungan lutein, pigmen berwarna kuning yang banyak ditemukan dalam daun pada sayuran hijau dan juga kuning telur. Lutein ini sudah sangat dipercaya dapat melawan age-related macular degeneration, yang mejadi penyebab kebutaan. Bayam merupakan sumber lutein tertinggi, konsumsilah bayam setiap hari untuk untuk mencegah terjadinya serangan jantung dan juga stroke.

Maragarine 
Dua buah blok margarin sudah dibuktikan dapat menurunkan kadar kolesterol. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan memblokir penyerapan kolesterol yang terkandung dalam makanan.

Walnut, Cashew, Almond 
Mulailah mengkonsumsi berbagai jenis kacang, karena lemak tidak jenuh (monounsaturated fats) banyak ditemukan dalam kacang-kacangan. Bahkan sampai dua kali lipatnya dan sangat baik bagi jantung sebagai low-fat diet. Selain itu, kacang-kacangan juga mengandung vitamin E, magnesium, dan juga phytochemicals yang berkaitan erat dengan kesehatan jantung. Sedangkan walnut kaya akan omega 3. Orang yang mengkonsumsi kacang-kacangan secara rutin hanya memiliki sedikit kemungkinan terkena penyakit jantung dan penyakit ain dibandingkan dengan orang yang tidak megnkonsumsi. 

Meski sangat baik bagi kesehatan, kacang juga sangat tinggi akan kalori. Untuk menyiasatinya, taruhlah cincangan kacang dalam kulkas dan campurlah 2 sendok makan kacang tadi dalam sereal, sayur, salad, ataupun yoghurt setiap hari.

Teh 
Minuman super enak disajikan hangat dan dingin Teh, disajikan dalam kondisi hangat atau dingin tetap mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Sudah banyak penelitian telah membuktikan bahwa teh dapat menjaga syaraf dalam tubuh dalam kondisi yang rileks dan juga mencegah darah menggumpal.

Cokelat: Bonus manis untuk jantung 
Ingin membantu kondisi jantung lebih baik, ada baiknya mengkonsumsi permen cokelat ataupun cokelat batangan. Sebaiknya memilih dark chocolate karena jika dibandingkan dengan milk chocolate, dark chocolate memiliki 3 kali lebih banyak antioksidan. Flavonoid antioksidan ini menjaga agar darah tetap lancar dan tidak menggumpal yang menyebabkan saluran darah tersumbat. Milk Chocolate juga baik untuk tubuh, memiliki antioksidan lebih banyak dibandingkan dengan anggur merah. Sedangkan cokelat putih justru tidak memilikinya sedikit pun. Kadar flavonoid pada cokelat sangat beragam, tergantung di mana ia tumbuh dan bagaimana cara mengolahnya.

Nah, ingin menjaga kadar kolesterol Anda? Mulailah mengkonsumsi jenis makanan di atas guna menghambat peningkatan kadar kolesterol Anda.

(dev/Odi) Eka Septia
© 2008 detikcom

Monday, April 27, 2009

Tips To Protect From Swine Flu


What can I do to protect myself from getting sick?

(Versi Indonesia)
There is no vaccine available right now to protect against swine flu. There are everyday actions that can help prevent the spread of germs that cause respiratory illnesses like influenza. Take these everyday steps to protect your health:
  • Cover your nose and mouth with a tissue when you cough or sneeze. Throw the tissue in the trash after you use it.
  • Wash your hands often with soap and water, especially after you cough or sneeze. Alcohol-based hand cleaners are
    also effective.
  • Try to avoid close contact with sick people.
  • If you get sick with influenza, CDC recommends that you stay home from work or school and limit contact with others to keep from infecting them. Avoid touching your eyes, nose or mouth. Germs spread
    this way.



Don't Forget To Wash your hand
Scientists estimate that people are not washing their hands often or well enough and may transmit up to 80% of all infections by their hands. From doorknobs to animals to food, harmful germs can live on almost everything. Handwashing may be your single most important act to help stop the spread of infection and stay healthy.


Put Your Hands Together. Flash Player 9 is required.

Semoga Bermanfaat

Tips To Protect From Swine Flu


What can I do to protect myself from getting sick?

(Versi Indonesia)
There is no vaccine available right now to protect against swine flu. There are everyday actions that can help prevent the spread of germs that cause respiratory illnesses like influenza. Take these everyday steps to protect your health:
  • Cover your nose and mouth with a tissue when you cough or sneeze. Throw the tissue in the trash after you use it.
  • Wash your hands often with soap and water, especially after you cough or sneeze. Alcohol-based hand cleaners are
    also effective.
  • Try to avoid close contact with sick people.
  • If you get sick with influenza, CDC recommends that you stay home from work or school and limit contact with others to keep from infecting them. Avoid touching your eyes, nose or mouth. Germs spread
    this way.



Don't Forget To Wash your hand
Scientists estimate that people are not washing their hands often or well enough and may transmit up to 80% of all infections by their hands. From doorknobs to animals to food, harmful germs can live on almost everything. Handwashing may be your single most important act to help stop the spread of infection and stay healthy.


Put Your Hands Together. Flash Player 9 is required.

Semoga Bermanfaat

Tips Hindari Flu Babi!

detikcom - Selasa, April 28
Virus strain baru flu babi (swine flu) memang bisa mematikan. Apalagi virus strain baru bisa menyebar dengan cepat. Sebabnya, tak seorang pun punya kekebalan alami terhadap virus baru ini. Dan butuh waktu beberapa bulan untuk mengembangkan vaksinasi virus ini.
Namun setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit flu babi yang ditularkan dari orang ke orang ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan beberapa tips.
  1. Tutupi hidung dan mulut Anda dengan tisu jika Anda batuk atau bersin. Kemudian buang tisu itu ke kotak sampah.
  2. Sering-seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih dan sabun, terutama setelah Anda batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.
  3. Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut Anda dengan tangan.
  4. Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
  5. Jika Anda sakit flu, CDC menyarankan Anda untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah.
Di Meksiko, negara yang paling parah dilanda wabah flu babi ini, pemerintah negeri itu mengeluarkan imbauan bagi warganya untuk tidak berciuman, meski hanya cium pipi. Demikian seperti dilansir CNN, Senin (27/4/2009).
Pemerintah Meksiko juga mengimbau untuk tidak berada di antara kerumunan orang banyak serta tidak berdekatan dengan orang lain yang sakit. Penggunaan masker juga digalakkan di negeri itu.
DON'T TRY THIS AT HOME !

Semoga Bermanfaat

Tips Hindari Flu Babi!

detikcom - Selasa, April 28
Virus strain baru flu babi (swine flu) memang bisa mematikan. Apalagi virus strain baru bisa menyebar dengan cepat. Sebabnya, tak seorang pun punya kekebalan alami terhadap virus baru ini. Dan butuh waktu beberapa bulan untuk mengembangkan vaksinasi virus ini.
Namun setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit flu babi yang ditularkan dari orang ke orang ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan beberapa tips.
  1. Tutupi hidung dan mulut Anda dengan tisu jika Anda batuk atau bersin. Kemudian buang tisu itu ke kotak sampah.
  2. Sering-seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih dan sabun, terutama setelah Anda batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.
  3. Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut Anda dengan tangan.
  4. Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
  5. Jika Anda sakit flu, CDC menyarankan Anda untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah.
Di Meksiko, negara yang paling parah dilanda wabah flu babi ini, pemerintah negeri itu mengeluarkan imbauan bagi warganya untuk tidak berciuman, meski hanya cium pipi. Demikian seperti dilansir CNN, Senin (27/4/2009).
Pemerintah Meksiko juga mengimbau untuk tidak berada di antara kerumunan orang banyak serta tidak berdekatan dengan orang lain yang sakit. Penggunaan masker juga digalakkan di negeri itu.
DON'T TRY THIS AT HOME !

Semoga Bermanfaat

Sunday, April 26, 2009

Questions & Answers Key Facts about Swine Influenza (Swine Flu)

from: www.cdc.gov

Swine Flu

What is Swine Influenza?
Swine Influenza (swine flu) is a respiratory disease of pigs caused by type A influenza virus that regularly causes outbreaks of influenza in pigs. Swine flu viruses cause high levels of illness and low death rates in pigs. Swine influenza viruses may circulate among swine throughout the year, but most outbreaks occur during the late fall and winter months similar to outbreaks in humans. The classical swine flu virus (an influenza type A H1N1 virus) was first isolated from a pig in 1930.
How many swine flu viruses are there?
Like all influenza viruses, swine flu viruses change constantly. Pigs can be infected by avian influenza and human influenza viruses as well as swine influenza viruses. When influenza viruses from different species infect pigs, the viruses can reassort (i.e. swap genes) and new viruses that are a mix of swine, human and/or avian influenza viruses can emerge. Over the years, different variations of swine flu viruses have emerged. At this time, there are four main influenza type A virus subtypes that have been isolated in pigs: H1N1, H1N2, H3N2, and H3N1. However, most of the recently isolated influenza viruses from pigs have been H1N1 viruses.

Swine Flu in Humans

Can humans catch swine flu?
Swine flu viruses do not normally infect humans. However, sporadic human infections with swine flu have occurred. Most commonly, these cases occur in persons with direct exposure to pigs (e.g. children near pigs at a fair or workers in the swine industry). In addition, there have been documented cases of one person spreading swine flu to others. For example, an outbreak of apparent swine flu infection in pigs in Wisconsin in 1988 resulted in multiple human infections, and, although no community outbreak resulted, there was antibody evidence of virus transmission from the patient to health care workers who had close contact with the patient.
How common is swine flu infection in humans?
In the past, CDC received reports of approximately one human swine influenza virus infection every one to two years in the U.S., but from December 2005 through February 2009, 12 cases of human infection with swine influenza have been reported.
What are the symptoms of swine flu in humans?
The symptoms of swine flu in people are expected to be similar to the symptoms of regular human seasonal influenza and include fever, lethargy, lack of appetite and coughing. Some people with swine flu also have reported runny nose, sore throat, nausea, vomiting and diarrhea.
Can people catch swine flu from eating pork?
No. Swine influenza viruses are not transmitted by food. You can not get swine influenza from eating pork or pork products. Eating properly handled and cooked pork and pork products is safe. Cooking pork to an internal temperature of 160°F kills the swine flu virus as it does other bacteria and viruses.
How does swine flu spread?
Influenza viruses can be directly transmitted from pigs to people and from people to pigs. Human infection with flu viruses from pigs are most likely to occur when people are in close proximity to infected pigs, such as in pig barns and livestock exhibits housing pigs at fairs. Human-to-human transmission of swine flu can also occur. This is thought to occur in the same way as seasonal flu occurs in people, which is mainly person-to-person transmission through coughing or sneezing of people infected with the influenza virus. People may become infected by touching something with flu viruses on it and then touching their mouth or nose.
What do we know about human-to-human spread of swine flu?
In September 1988, a previously healthy 32-year-old pregnant woman was hospitalized for pneumonia and died 8 days later. A swine H1N1 flu virus was detected. Four days before getting sick, the patient visited a county fair swine exhibition where there was widespread influenza-like illness among the swine.
In follow-up studies, 76% of swine exhibitors tested had antibody evidence of swine flu infection but no serious illnesses were detected among this group. Additional studies suggest that one to three health care personnel who had contact with the patient developed mild influenza-like illnesses with antibody evidence of swine flu infection.
How can human infections with swine influenza be diagnosed?
To diagnose swine influenza A infection, a respiratory specimen would generally need to be collected within the first 4 to 5 days of illness (when an infected person is most likely to be shedding virus). However, some persons, especially children, may shed virus for 10 days or longer. Identification as a swine flu influenza A virus requires sending the specimen to CDC for laboratory testing.
What medications are available to treat swine flu infections in humans?
There are four different antiviral drugs that are licensed for use in the US for the treatment of influenza: amantadine, rimantadine, oseltamivir and zanamivir. While most swine influenza viruses have been susceptible to all four drugs, the most recent swine influenza viruses isolated from humans are resistant to amantadine and rimantadine. At this time, CDC recommends the use of oseltamivir or zanamivir for the treatment and/or prevention of infection with swine influenza viruses.
What other examples of swine flu outbreaks are there?
Probably the most well known is an outbreak of swine flu among soldiers in Fort Dix, New Jersey in 1976. The virus caused disease with x-ray evidence of pneumonia in at least 4 soldiers and 1 death; all of these patients had previously been healthy. The virus was transmitted to close contacts in a basic training environment, with limited transmission outside the basic training group. The virus is thought to have circulated for a month and disappeared. The source of the virus, the exact time of its introduction into Fort Dix, and factors limiting its spread and duration are unknown. The Fort Dix outbreak may have been caused by introduction of an animal virus into a stressed human population in close contact in crowded facilities during the winter. The swine influenza A virus collected from a Fort Dix soldier was named A/New Jersey/76 (Hsw1N1).
Is the H1N1 swine flu virus the same as human H1N1 viruses?
No. The H1N1 swine flu viruses are antigenically very different from human H1N1 viruses and, therefore, vaccines for human seasonal flu would not provide protection from H1N1 swine flu viruses.

Swine Flu in Pigs

How does swine flu spread among pigs?
Swine flu viruses are thought to be spread mostly through close contact among pigs and possibly from contaminated objects moving between infected and uninfected pigs. Herds with continuous swine flu infections and herds that are vaccinated against swine flu may have sporadic disease, or may show only mild or no symptoms of infection.
What are signs of swine flu in pigs?
Signs of swine flu in pigs can include sudden onset of fever, depression, coughing (barking), discharge from the nose or eyes, sneezing, breathing difficulties, eye redness or inflammation, and going off feed.
How common is swine flu among pigs?
H1N1 and H3N2 swine flu viruses are endemic among pig populations in the United States and something that the industry deals with routinely. Outbreaks among pigs normally occur in colder weather months (late fall and winter) and sometimes with the introduction of new pigs into susceptible herds. Studies have shown that the swine flu H1N1 is common throughout pig populations worldwide, with 25 percent of animals showing antibody evidence of infection. In the U.S. studies have shown that 30 percent of the pig population has antibody evidence of having had H1N1 infection. More specifically, 51 percent of pigs in the north-central U.S. have been shown to have antibody evidence of infection with swine H1N1. Human infections with swine flu H1N1 viruses are rare. There is currently no way to differentiate antibody produced in response to flu vaccination in pigs from antibody made in response to pig infections with swine H1N1 influenza.
While H1N1 swine viruses have been known to circulate among pig populations since at least 1930, H3N2 influenza viruses did not begin circulating among US pigs until 1998. The H3N2 viruses initially were introduced into the pig population from humans. The current swine flu H3N2 viruses are closely related to human H3N2 viruses.
Is there a vaccine for swine flu?
Vaccines are available to be given to pigs to prevent swine influenza. There is no vaccine to protect humans from swine flu. The seasonal influenza vaccine will likely help provide partial protection against swine H3N2, but not swine H1N1 viruses.

Related Links

INFLUENZA: Pigs, People and Public Health (Fact Sheet)External Web Site Policy.

Semoga Bermanfaat

Questions & Answers Key Facts about Swine Influenza (Swine Flu)

from: www.cdc.gov

Swine Flu

What is Swine Influenza?
Swine Influenza (swine flu) is a respiratory disease of pigs caused by type A influenza virus that regularly causes outbreaks of influenza in pigs. Swine flu viruses cause high levels of illness and low death rates in pigs. Swine influenza viruses may circulate among swine throughout the year, but most outbreaks occur during the late fall and winter months similar to outbreaks in humans. The classical swine flu virus (an influenza type A H1N1 virus) was first isolated from a pig in 1930.
How many swine flu viruses are there?
Like all influenza viruses, swine flu viruses change constantly. Pigs can be infected by avian influenza and human influenza viruses as well as swine influenza viruses. When influenza viruses from different species infect pigs, the viruses can reassort (i.e. swap genes) and new viruses that are a mix of swine, human and/or avian influenza viruses can emerge. Over the years, different variations of swine flu viruses have emerged. At this time, there are four main influenza type A virus subtypes that have been isolated in pigs: H1N1, H1N2, H3N2, and H3N1. However, most of the recently isolated influenza viruses from pigs have been H1N1 viruses.

Swine Flu in Humans

Can humans catch swine flu?
Swine flu viruses do not normally infect humans. However, sporadic human infections with swine flu have occurred. Most commonly, these cases occur in persons with direct exposure to pigs (e.g. children near pigs at a fair or workers in the swine industry). In addition, there have been documented cases of one person spreading swine flu to others. For example, an outbreak of apparent swine flu infection in pigs in Wisconsin in 1988 resulted in multiple human infections, and, although no community outbreak resulted, there was antibody evidence of virus transmission from the patient to health care workers who had close contact with the patient.
How common is swine flu infection in humans?
In the past, CDC received reports of approximately one human swine influenza virus infection every one to two years in the U.S., but from December 2005 through February 2009, 12 cases of human infection with swine influenza have been reported.
What are the symptoms of swine flu in humans?
The symptoms of swine flu in people are expected to be similar to the symptoms of regular human seasonal influenza and include fever, lethargy, lack of appetite and coughing. Some people with swine flu also have reported runny nose, sore throat, nausea, vomiting and diarrhea.
Can people catch swine flu from eating pork?
No. Swine influenza viruses are not transmitted by food. You can not get swine influenza from eating pork or pork products. Eating properly handled and cooked pork and pork products is safe. Cooking pork to an internal temperature of 160°F kills the swine flu virus as it does other bacteria and viruses.
How does swine flu spread?
Influenza viruses can be directly transmitted from pigs to people and from people to pigs. Human infection with flu viruses from pigs are most likely to occur when people are in close proximity to infected pigs, such as in pig barns and livestock exhibits housing pigs at fairs. Human-to-human transmission of swine flu can also occur. This is thought to occur in the same way as seasonal flu occurs in people, which is mainly person-to-person transmission through coughing or sneezing of people infected with the influenza virus. People may become infected by touching something with flu viruses on it and then touching their mouth or nose.
What do we know about human-to-human spread of swine flu?
In September 1988, a previously healthy 32-year-old pregnant woman was hospitalized for pneumonia and died 8 days later. A swine H1N1 flu virus was detected. Four days before getting sick, the patient visited a county fair swine exhibition where there was widespread influenza-like illness among the swine.
In follow-up studies, 76% of swine exhibitors tested had antibody evidence of swine flu infection but no serious illnesses were detected among this group. Additional studies suggest that one to three health care personnel who had contact with the patient developed mild influenza-like illnesses with antibody evidence of swine flu infection.
How can human infections with swine influenza be diagnosed?
To diagnose swine influenza A infection, a respiratory specimen would generally need to be collected within the first 4 to 5 days of illness (when an infected person is most likely to be shedding virus). However, some persons, especially children, may shed virus for 10 days or longer. Identification as a swine flu influenza A virus requires sending the specimen to CDC for laboratory testing.
What medications are available to treat swine flu infections in humans?
There are four different antiviral drugs that are licensed for use in the US for the treatment of influenza: amantadine, rimantadine, oseltamivir and zanamivir. While most swine influenza viruses have been susceptible to all four drugs, the most recent swine influenza viruses isolated from humans are resistant to amantadine and rimantadine. At this time, CDC recommends the use of oseltamivir or zanamivir for the treatment and/or prevention of infection with swine influenza viruses.
What other examples of swine flu outbreaks are there?
Probably the most well known is an outbreak of swine flu among soldiers in Fort Dix, New Jersey in 1976. The virus caused disease with x-ray evidence of pneumonia in at least 4 soldiers and 1 death; all of these patients had previously been healthy. The virus was transmitted to close contacts in a basic training environment, with limited transmission outside the basic training group. The virus is thought to have circulated for a month and disappeared. The source of the virus, the exact time of its introduction into Fort Dix, and factors limiting its spread and duration are unknown. The Fort Dix outbreak may have been caused by introduction of an animal virus into a stressed human population in close contact in crowded facilities during the winter. The swine influenza A virus collected from a Fort Dix soldier was named A/New Jersey/76 (Hsw1N1).
Is the H1N1 swine flu virus the same as human H1N1 viruses?
No. The H1N1 swine flu viruses are antigenically very different from human H1N1 viruses and, therefore, vaccines for human seasonal flu would not provide protection from H1N1 swine flu viruses.

Swine Flu in Pigs

How does swine flu spread among pigs?
Swine flu viruses are thought to be spread mostly through close contact among pigs and possibly from contaminated objects moving between infected and uninfected pigs. Herds with continuous swine flu infections and herds that are vaccinated against swine flu may have sporadic disease, or may show only mild or no symptoms of infection.
What are signs of swine flu in pigs?
Signs of swine flu in pigs can include sudden onset of fever, depression, coughing (barking), discharge from the nose or eyes, sneezing, breathing difficulties, eye redness or inflammation, and going off feed.
How common is swine flu among pigs?
H1N1 and H3N2 swine flu viruses are endemic among pig populations in the United States and something that the industry deals with routinely. Outbreaks among pigs normally occur in colder weather months (late fall and winter) and sometimes with the introduction of new pigs into susceptible herds. Studies have shown that the swine flu H1N1 is common throughout pig populations worldwide, with 25 percent of animals showing antibody evidence of infection. In the U.S. studies have shown that 30 percent of the pig population has antibody evidence of having had H1N1 infection. More specifically, 51 percent of pigs in the north-central U.S. have been shown to have antibody evidence of infection with swine H1N1. Human infections with swine flu H1N1 viruses are rare. There is currently no way to differentiate antibody produced in response to flu vaccination in pigs from antibody made in response to pig infections with swine H1N1 influenza.
While H1N1 swine viruses have been known to circulate among pig populations since at least 1930, H3N2 influenza viruses did not begin circulating among US pigs until 1998. The H3N2 viruses initially were introduced into the pig population from humans. The current swine flu H3N2 viruses are closely related to human H3N2 viruses.
Is there a vaccine for swine flu?
Vaccines are available to be given to pigs to prevent swine influenza. There is no vaccine to protect humans from swine flu. The seasonal influenza vaccine will likely help provide partial protection against swine H3N2, but not swine H1N1 viruses.

Related Links

INFLUENZA: Pigs, People and Public Health (Fact Sheet)External Web Site Policy.

Semoga Bermanfaat

Swine influenza


From Wikipedia, the free encyclopedia

Swine influenza virus (referred to as Swine influenza viruses or SIV) refers to influenza cases that are caused by Orthomyxoviruses endemic to populations of pigs. SIV strains isolated to date have been classified either as Influenzavirus C or one of the various subtypes of the genus Influenzavirus A.[1]
Swine flu infects people every year and is found typically in people who have been in contact with pigs, although there have been cases of person-to-person transmission.[2] Symptoms include: fever, disorientation, stiffness of the joints, vomiting, and loss of conciousness ending in death.[3] Influenza A virus subtypes H1N1, H1N2, H3N1 and H3N2 are all known to cause SIV infections.[4][5] and H2N3.[6]
In swine, three influenza A virus subtypes (H1N1, H3N2, and H1N2) are circulating throughout the world.[citation needed] In the United States, the H1N1 subtype was exclusively prevalent among swine populations before 1998; however, since late August 1998, H3N2 subtypes have been isolated from pigs. Most H3N2 virus isolates are triple reassortants, meaning that it contains genes from human (HA, NA, and PB1), swine (NS, NP, and M), and avian (PB2 and PA) lineages.[citation needed]


Semoga Bermanfaat

Swine influenza


From Wikipedia, the free encyclopedia

Swine influenza virus (referred to as Swine influenza viruses or SIV) refers to influenza cases that are caused by Orthomyxoviruses endemic to populations of pigs. SIV strains isolated to date have been classified either as Influenzavirus C or one of the various subtypes of the genus Influenzavirus A.[1]
Swine flu infects people every year and is found typically in people who have been in contact with pigs, although there have been cases of person-to-person transmission.[2] Symptoms include: fever, disorientation, stiffness of the joints, vomiting, and loss of conciousness ending in death.[3] Influenza A virus subtypes H1N1, H1N2, H3N1 and H3N2 are all known to cause SIV infections.[4][5] and H2N3.[6]
In swine, three influenza A virus subtypes (H1N1, H3N2, and H1N2) are circulating throughout the world.[citation needed] In the United States, the H1N1 subtype was exclusively prevalent among swine populations before 1998; however, since late August 1998, H3N2 subtypes have been isolated from pigs. Most H3N2 virus isolates are triple reassortants, meaning that it contains genes from human (HA, NA, and PB1), swine (NS, NP, and M), and avian (PB2 and PA) lineages.[citation needed]


Semoga Bermanfaat

Tentang Flu BABI (Swine Flu)

depkes.go.id

Seperti disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS., kepada para wartawan di Makassar tanggal 25 April 2009 saat berlangsungnya kegiatan simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza.
Menurut Prof. Tjandra, penyakit flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan penularan antar manusia.

Secara umum penyakit ini mirip dengan influenza (Influenza Like Illness-ILI)

Gejala Klinis : demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare.

Virus H1N1 sebenarnya biasa ditemukan pada manusia dan hewan terutama babi tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Begitu juga dengan virus flu burung H5N1 meskipun sama-sama virus influenza tipe A.

Cara penularan : flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita.

Masa inkubasi: 3 sampai 5 hari.

Pencegahan Dan Kewaspadaan :
Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai seperti halnya terhadap flu burung dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu.

DON'T TRY THIS AT HOME !



Semoga Bermanfaat

Tentang Flu BABI (Swine Flu)

depkes.go.id

Seperti disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS., kepada para wartawan di Makassar tanggal 25 April 2009 saat berlangsungnya kegiatan simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza.
Menurut Prof. Tjandra, penyakit flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan penularan antar manusia.

Secara umum penyakit ini mirip dengan influenza (Influenza Like Illness-ILI)

Gejala Klinis : demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare.

Virus H1N1 sebenarnya biasa ditemukan pada manusia dan hewan terutama babi tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Begitu juga dengan virus flu burung H5N1 meskipun sama-sama virus influenza tipe A.

Cara penularan : flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita.

Masa inkubasi: 3 sampai 5 hari.

Pencegahan Dan Kewaspadaan :
Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai seperti halnya terhadap flu burung dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu.

DON'T TRY THIS AT HOME !



Semoga Bermanfaat

Friday, April 24, 2009

Layar Komputer Ancam Mata Si Kecil


Kalau ditanya soal permainan favorit anak masa kini, jawabannya mungkin tidak lagi main petak umpet atau congklak, tapi main komputer. Tapi, ada bahaya bagi mata si kecil.

Bisa dibilang, komputer bukan lagi merupakan barang mewah. Benda ini sudah menjadi gaya hidup termasuk anak-anak. Masalahnya, si kecil sangat mudah ‘tersihir’ dalam waktu yang cukup lama di depan layar komputer. Dan ini akan

Tuesday, April 21, 2009

FORUM

IDAI Forum

Ketika Si Kecil Mulai Bicara

Memperhatikan serta mengikuti perkembangan si kecil adalah saat yang menyenangkan. Tahu perkembangan si kecil sehari-hari dan makin hari makin pintar adalah kebanggaan tersendiri bagi orang tua.
Kadang bagi orang tua yang bekerja kalau tidak pandai-pandai mengatur waktu bersama si kecil bisa kehilangan momen yang berharga. Dan itu tak mungkin akan terulang kembali.

Saat si kecil mulai bicara,

Thursday, April 16, 2009

FLU SINGAPURA



FLU SINGAPURA - HFMD - KTM


"Flu Singapura" sebenarnya adalah penyakit yang didunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM )
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus.
Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.

EPIDEMIOLOGI:

Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum/?biasa? pada kelompok masyarakat yang ?crowded? dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ).
Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur (oro-oro), tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (?carrier?) seperti lalat dan kecoa. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2 ? 5 hari.

GAMBARAN KLINIK :

Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti ?flu? pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus dumulut seperti sariawan ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki.
Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini membaik sendiri dalam 7-10 hari.
Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat. Pada bayi/anak-anak muda yang timbul gejala berat , harus dirujuk kerumah sakit sebagai berikut :

o Hiperpireksia ( suhu lebih dari 39 der. C).
o Demam tidak turun-turun (?Prolonged Fever?)
o Tachicardia.
o Tachypneu
o Malas makan, muntah atau diare dengan dehidrasi.
o Lethargi
o Nyeri pada leher,lengan dan kaki.
o Serta kejang-kejang.

Komplikasi penyakit ini adalah :

o Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial)
o Encephalitis ( bulbar )
o Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis
o Paralisis akut flaksid (?Polio-like illness? )

Satu kelompok dengan penyakit ini adalah :

1. Vesicular stomatitis dengan exanthem (KTM) - Cox A 16, EV 71 (Penyakit ini)
2. Vesicular Pharyngitis (Herpangina) - EV 70
3. Acute Lymphonodular Pharyngitis - Cox A 10

LABORATORIUM :

Sampel ( Spesimen ) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak.
Spesimen dibawa dengan ?Hank?s Virus Transport?. Isolasi virus dencara biakan sel dengan suckling mouse inoculation.
Setelah dilakukan ?Tissue Culture?, kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu / IPA, CT, PCR dll. Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk melihat peningkatan titer.

Diagnosa Laboratorium adalah sebagai berikut :

1. Deteksi Virus :

o Immuno histochemistry (in situ)
o Imunofluoresensi antibodi (indirek)
o Isolasi dan identifikasi virus.
Pada sel Vero ; RD ; L20B
Uji netralisasi terhadap intersekting pools
Antisera (SCHMIDT pools) atau EV-71 (Nagoya) antiserum.

2. Deteksi RNA :

RT-PCR
Primer : 5? CTACTTTGGGTGTCCGTGTT 3?
5? GGGAACTTCGATTACCATCC 3?
Partial DNA sekuensing (PCR Product)

3. Serodiagnosis :

Serokonversi paired sera dengan uji serum netralisasi terhadap virus EV-71 (BrCr, Nagoya) pada sel Vero.
Uji ELISA sedang dikembangkan.
Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis KTM, hanya kita dapat mengatahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71.

TATALAKSANA :

o Istirahat yang cukup
o Pengobatan spesifik tidak ada.
o Dapat diberikan :

Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus

Extracorporeal membrane oxygenation.

o Pengobatan simptomatik :
Antiseptik didaerah mulut
Analgesik misal parasetamol
Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Penyakit ini adalah ?self limiting diseases? ( berobat jalan ) yang sembuh dalam 7-10 hari, pasien perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang dirawat adalah yang dengan gejala berat dan komplikasi tersebut diatas.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT:
Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan ?Overcrowding?, kebersihan (Higiene dan Sanitasi). Lingkungan dan perorangan misal cuci tangan, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.
Di Rumah sakit ? Universal Precaution? harus dilaksanakan.
Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)

UPAYA PEMERINTAH DALAM HAL INI :
Meningkatkan survailans epidemiologi (perlu definisi klinik)
Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan KTM untuk memotong rantai penularan.
Memberikan penyuluhan tentang tamda-tanda dan gejala KTM
Menjaga kebersihan perorangan.
Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena :
o Daya tahan tubuh menurun.
o Tidak menularkan kebalita lainnya.
Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana KTM termasuk pelaksanaan ?Universal Precaution?nya.

Hand-Foot-Mouth Disease (HFMD)

Etiologi : Coxsackievirus A 16
Cara Penularan : Droplets
Masa Inkubasi : 4 ? 6 Hari

Manifestasi Klinis :
Masa prodromal ditandai dengan panas subfebris, anoreksia, malaise dan nyeri tenggorokan yang timbul 1 ? 2 hari sebelum timbul enantem. Enantem adalah manifestasi yang paling sering pada HFMD. Lesi dimulai dengan vesikel yang cepat menjadi ulkus dengan dasar eritem, ukuran 4-8 mm yang kemudian menjadi krusta, terdapat pada mukosa bukal dan lidah serta dapat menyebar sampai palatum uvula dan pilar anterior tonsil. Eksantema tampak sebagai vesiko pustul berwarna putih keabu-abuan, berukuran 3-7 mm terdapat pada lengan dan kaki, pada permukaan dorsal atau lateral, pada anak sering juga terdapat di bokong. Lesi dapat berulang beberapa minggu setelah infeksi, jarang menjadibula dan biasanya asimptomatik, dapat terjadi rasa gatal atau nyeri pada lesi. Lesi menghilang tanpa bekas.

Diagnosis :
Manifestasi klinis dan isolasi virus dengan preparat Tzank.

Diagnosis Banding : Varisela, herpes

Semoga Bermanfaat
(sumber:www.infeksi.com)

Cari Tahu Yang Lain...
Cara Menghindari Kanker !

TORCH Pada Kehamilan


Kolesterol ?

FLU SINGAPURA



FLU SINGAPURA - HFMD - KTM


"Flu Singapura" sebenarnya adalah penyakit yang didunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM )
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus.
Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.

EPIDEMIOLOGI:

Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum/?biasa? pada kelompok masyarakat yang ?crowded? dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ).
Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur (oro-oro), tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (?carrier?) seperti lalat dan kecoa. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2 ? 5 hari.

GAMBARAN KLINIK :

Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti ?flu? pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus dumulut seperti sariawan ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki.
Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini membaik sendiri dalam 7-10 hari.
Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat. Pada bayi/anak-anak muda yang timbul gejala berat , harus dirujuk kerumah sakit sebagai berikut :

o Hiperpireksia ( suhu lebih dari 39 der. C).
o Demam tidak turun-turun (?Prolonged Fever?)
o Tachicardia.
o Tachypneu
o Malas makan, muntah atau diare dengan dehidrasi.
o Lethargi
o Nyeri pada leher,lengan dan kaki.
o Serta kejang-kejang.

Komplikasi penyakit ini adalah :

o Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial)
o Encephalitis ( bulbar )
o Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis
o Paralisis akut flaksid (?Polio-like illness? )

Satu kelompok dengan penyakit ini adalah :

1. Vesicular stomatitis dengan exanthem (KTM) - Cox A 16, EV 71 (Penyakit ini)
2. Vesicular Pharyngitis (Herpangina) - EV 70
3. Acute Lymphonodular Pharyngitis - Cox A 10

LABORATORIUM :

Sampel ( Spesimen ) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak.
Spesimen dibawa dengan ?Hank?s Virus Transport?. Isolasi virus dencara biakan sel dengan suckling mouse inoculation.
Setelah dilakukan ?Tissue Culture?, kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu / IPA, CT, PCR dll. Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk melihat peningkatan titer.

Diagnosa Laboratorium adalah sebagai berikut :

1. Deteksi Virus :

o Immuno histochemistry (in situ)
o Imunofluoresensi antibodi (indirek)
o Isolasi dan identifikasi virus.
Pada sel Vero ; RD ; L20B
Uji netralisasi terhadap intersekting pools
Antisera (SCHMIDT pools) atau EV-71 (Nagoya) antiserum.

2. Deteksi RNA :

RT-PCR
Primer : 5? CTACTTTGGGTGTCCGTGTT 3?
5? GGGAACTTCGATTACCATCC 3?
Partial DNA sekuensing (PCR Product)

3. Serodiagnosis :

Serokonversi paired sera dengan uji serum netralisasi terhadap virus EV-71 (BrCr, Nagoya) pada sel Vero.
Uji ELISA sedang dikembangkan.
Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis KTM, hanya kita dapat mengatahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71.

TATALAKSANA :

o Istirahat yang cukup
o Pengobatan spesifik tidak ada.
o Dapat diberikan :

Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus

Extracorporeal membrane oxygenation.

o Pengobatan simptomatik :
Antiseptik didaerah mulut
Analgesik misal parasetamol
Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Penyakit ini adalah ?self limiting diseases? ( berobat jalan ) yang sembuh dalam 7-10 hari, pasien perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang dirawat adalah yang dengan gejala berat dan komplikasi tersebut diatas.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT:
Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan ?Overcrowding?, kebersihan (Higiene dan Sanitasi). Lingkungan dan perorangan misal cuci tangan, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.
Di Rumah sakit ? Universal Precaution? harus dilaksanakan.
Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)

UPAYA PEMERINTAH DALAM HAL INI :
Meningkatkan survailans epidemiologi (perlu definisi klinik)
Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan KTM untuk memotong rantai penularan.
Memberikan penyuluhan tentang tamda-tanda dan gejala KTM
Menjaga kebersihan perorangan.
Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena :
o Daya tahan tubuh menurun.
o Tidak menularkan kebalita lainnya.
Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana KTM termasuk pelaksanaan ?Universal Precaution?nya.

Hand-Foot-Mouth Disease (HFMD)

Etiologi : Coxsackievirus A 16
Cara Penularan : Droplets
Masa Inkubasi : 4 ? 6 Hari

Manifestasi Klinis :
Masa prodromal ditandai dengan panas subfebris, anoreksia, malaise dan nyeri tenggorokan yang timbul 1 ? 2 hari sebelum timbul enantem. Enantem adalah manifestasi yang paling sering pada HFMD. Lesi dimulai dengan vesikel yang cepat menjadi ulkus dengan dasar eritem, ukuran 4-8 mm yang kemudian menjadi krusta, terdapat pada mukosa bukal dan lidah serta dapat menyebar sampai palatum uvula dan pilar anterior tonsil. Eksantema tampak sebagai vesiko pustul berwarna putih keabu-abuan, berukuran 3-7 mm terdapat pada lengan dan kaki, pada permukaan dorsal atau lateral, pada anak sering juga terdapat di bokong. Lesi dapat berulang beberapa minggu setelah infeksi, jarang menjadibula dan biasanya asimptomatik, dapat terjadi rasa gatal atau nyeri pada lesi. Lesi menghilang tanpa bekas.

Diagnosis :
Manifestasi klinis dan isolasi virus dengan preparat Tzank.

Diagnosis Banding : Varisela, herpes

Semoga Bermanfaat
(sumber:www.infeksi.com)

Cari Tahu Yang Lain...
Cara Menghindari Kanker !

TORCH Pada Kehamilan


Kolesterol ?

Wednesday, April 15, 2009

Si kecil naik pesawat?



Ingin melakukan perjalanan dengan pesawat bersama si kecil? Riskan memang, tapi bisa saja dilakukan. Pastinya butuh perhatian khusus ya, jika Anda ingin si kecil ikut serta dalam perjalanan Anda.

Benarkah si kecil boleh naik pesawat? Sebenarnya bayi usia tiga bulan atau lebih sudah bisa melakukan perjalanan dengan pesawat. Ada juga maskapai yang memperbolehkan bayi sebelum usia 3 bulan.

Friday, April 10, 2009

Mengatasi Stress Walaupun Pekerjaan Menumpuk

Merasa sangat terbeban saat harus berangkat ke kantor? Mungkin itu merupakan masalah bagi Anda yang saat ini sedang bekerja. Memang, bekerja bukan hal yang menyenangkan. Seringkali kita merasa pekerjaan kita tidak ada habisnya. Pekerjaan satu belum selesai, datang lagi pekerjaan lain. Rasanya tidak ada waktu untuk beristirahat, kepala terasa penuh dan membayangkannya saja sudah membuat stress.Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
Hal itu memang tidak bisa dihindari. Namun ingatlah bahwa kesehatan tubuh adalah yang terpenting, karena pikiran yang tegang dapat merusak kesehatan Anda. Daripada Anda merasa terus tertekan dengan hal tersebut, Anda bisa melakukan tips berikut sehingga dapat mengurangi beban pikiran.

Berhenti mengeluh

Bila kita terus menerus hanya mengeluhkan pekerjaan kita, pikiran kita akan semakin tertekan dan pekerjaan tidak akan selesai juga bukan? Cobalah cari sedikit nilai positif yang bisa diambil, anggap saja ini sebagai sarana belajar bagi Anda. Atau pikirkan hal menarik yang akan Anda lakukan saat menerima gaji.

Tentukan prioritas

Memang kita tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan sekaligus, maka tentukan mana dahulu yang lebih penting dan harus diselesaikan. Jangan pikirkan pekerjaan lain, karena akan membuat konsentrasi Anda terganggu dan pekerjaan lebih lambat selesai.

Tetap rileks dan istirahat

Sesibuk apapun Anda, saat jam istirahat, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bersantai. Bila mungkin, gunakan waktu istirahat Anda untuk tidur minimal 15 menit. Hal ini dapat membuat tubuh dan pikiran Anda lebih segar.

Makan makanan yang bergizi

Jangan lupa tetap memperhatikan makanan Anda agar gizi tetap tercukupi. Gizi yang cukup dapat membuat tubuh lebih sehat dan bersemangat. Usahakan agar mengkonsumsi cukup buah.

Pulang pada waktunya

Bila pekerjaan bisa dikerjakan besok dan Anda tidak diminta lembur, pulanglah pada waktunya. Ini akan membantu Anda memperoleh waktu lebih banyak untuk beristirahat dan bersantai bersama keluarga.

Minta cuti dan refreshing

Bila Anda sudah sangat penat, cobalah minta cuti pada atasan Anda. Gunakan cuti Anda untuk mengunjungi tempat-tempat yang Anda sukai, misalnya jalan-jalan ke gunung atau pantai. Bila mungkin, ajaklah anak atau keluarga Anda untuk berlibur bersama.

Cari pekerjaan lain

Hal ini merupakan salah satu pilihan jika Anda merasa sudah tidak sanggup lagi melaksanakan pekerjaan Anda. Cobalah cari pekerjaan lain yang berbeda dan Anda sukai. Namun pikirkan dahulu hal ini dengan matang sebelumnya.

Bayi Baru Lahir: Tips Atasi Hidung Tersumbat

Saat hidung bayi yang baru lahir (0 - 3 bulan), Bunda biasanya panik dan bingung. Benarkah, bayi baru lahir tidak boleh diberikan balsem pelega nafas. Adakah cara aman untuk membantukan bernafas lancar kembali?
Lendir mengering. Hidung tersumbat adalah gejala awal influenza atau flu. Hidung bayi biasanya banyak mengandung lendir di momen seperti ini. Tapi karena udara yang keluar masuk lewat

Wednesday, April 8, 2009

Dapat Award Lagi

Hmm.... lagi posting tentang Award lagi nih. Kali ini datang dari sobat Winardi Andalas Putro. Makasih banyak ya Win atas awardnya. Sebenarnya bingung juga, karena yang MA Friendship Award dapat juga langsung dari sobat Marcellino Agatha. Aku posting bareng gak apa-apa ya Marcell?? habis bingung nih....

Ini dia Award kali ini ada 4 buah:
1. Blogger Inspiration Award
2. Blogger

Tuesday, April 7, 2009

5 Kebiasaan Buruk Ayah Dan Ibu

Siapa bilang jadi orangtua tak pernah bersalah dalam mendidik dan merawat anak? Sebagai Ayah dan Ibu, Anda berdua tentu pernah secara tak sengaja memperlihatkan kebiasaan buruk di depan Si Kecil, kan?
 
Setiap orangtua tentu selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Apakah dengan membuat Si Kecil tetap sibuk beraktivitas, atau memberi kebebasan memilih kepadanya. Yang jelas, orangtua

Monday, April 6, 2009

Smart Blogger Award

Award kali ini datang dari sobat Nur Rahmat. Untuk selengkapnya tentang pembagian Award ini bisa dibaca disini. Bingung juga kadang kalau menerima Award seperti ini, penilaian mereka apa ya? Aku yang baru ngeblog mulai bulan Januari kemarin, masih banyak kekurangannya. Tapi tidak apa-apa sih, biar semangat ngeblognya.
Sekali lagi terima kasih kepada sobat Nur Rahmat.

Ini dia Award yang ku terima

Dapat Award Tanpa PR, Asyik....

Award lagi yah postingannya....soalnya masih banyak PR yang menumpuk nih. Dikerjakan satu persatu biar selesai juga. Award kali ini datang dari sobat Nur Rahmat. Untuk membaca tentang pambagian Award kali ini selengkapnya bisa baca disini.

Yihaa....Award kali ini tanpa PR. Asyik.....
Inilah Award yang ku terima, lumayan ada 4 buah tanpa PR. (murid bandel nih....seneng kalau gak ada PR. Jangan

Sunday, April 5, 2009

Uber Amazing Blog!

Award ini diterima tgl 23 Maret, tapi belum diambil, jadi baru bisa posting sekarang. Award ini aku terima dari mbak Loly (Bundo Shop). Maaf mbak Loly baru aku ambil sekarang, maaf kelamaan di posting. Terima kasih banyak buat mbak Loly yang sudah memberikan Award ini, biar tambah semangat ngeblognya.



Berdasarkan kriteria pemilihan dari mbak loly, blog ini masuk kategori yang mana mbak?

1.

Wednesday, April 1, 2009

Saat Anak Merekam Pembicaraan Anda




Selama ini, kita sering menjaga kata-kata yang terucap ketika berhadapan dengan anak, atau saat kita sadar mereka ada di sekitar. Tetapi, tahukah Anda bahwa saat sedang menonton televisi atau membuat PR, anak-anak bisa mendengar obrolan ayah-ibunya (termasuk pertengkaran yang dilakukan sambil berbisik). Dan itu besar maknanya buat anak-anak. Rangkaian kata diserap oleh anak, dan kemudian bisa