Wednesday, April 30, 2008

KENANGA DAN MENGKUDU – Obat Hepatitis

Pencegahan hepatitis yang paling popular adalah dengan vaksinasi. Sedangkan pengobatannya yang paling efektif masih terus diupayakan. Diantaranya dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat, misalnya kenanga, mengkudu, dan meniran seperti diungkapkan Dr. Chairul, Apt. MSc. dari balitbang Botani, Puslitbang Biologi LIPI, Bogor.

Hepatitis dapat menyerang segala lapisan masyarakat, dari konglomerat yang tinggalnya di lingkungan bersih dan nyaman hingga kaum melarat di lingkungan kumuh. Penanggulangan penyakit yang berupa kelainan fungsi organ hati ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu istirahat total disertai diet ketat. Tetapi cara ini tidak menjamin kesembuhan. Cara lain, menggunakan obat-obatan. Namun, sampai saat ini pun belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki nekrosis sel hati dan mempersingkat perjalanan penyakit hati akut.

Memang ada beberapa jenis obat sitetis yang mempunyai aktivitas sebagai antiviral (pembasmi virus), antiploriferatif, dan khasiat immunomodulasi (penyesuaian respons imun hingga tingkatan yang dikehendaki). Sayangnya, setiap kali digunakan akan timbul berbagai dampak negative (toksik) pada si penderita.

Para pakar farmasi, biologi, dan kimia pun mencari obat hepatitis baru, terutama dari tumbuh-tumbuhan (fitohepatoprotektor). Materinya dapat berupa bahan segar, simplisia (bahan yang dikeringkan, baik tunggal maupun campuran), ekstrak (sari) dan senyawa hasil isolasi dari tumbuh-tumbuhan yang sekarang dipakai sebagai obat tradisional untuk penyakit hati.

Memperkuat Sistem Kekebalan
Dalam beberapa dasawarsa belakangan, pengobatan penyakit hati dengan tanaman baru berupa glycyrrhizin, yaitu ekstrak akar manis atau licorice root (Glycyrrhiza glabra). Dalam akar ini terkandung succus lyquiritae, suatu bahan yang mengandung senyawa glikosida. Bahan ini biasanya dipakai dalam sediaan OBH (obat batuk hitam) atau obat asli Cina Syau Cai Fu Tan. Namun sekarang, beberapa obat baru untuk penyakit hati telah beredar dan produk tersebut mengandung tumbuhan Cardnus marianus, jamur Ganoderma applanatum, dan G. lucidum.

Sayangnya C. marianus atau Silymarin marianum tidak dijumpai di Indonesia. Tanaman tersebut banyak terdapat di daerah Mediterania, Inggris dan Korea. Dua jenis dari suku Cardnus ini, berdasarkan penelusuran pustaka diketahui juga terdapat di Indonesia, yaitu C. crispus dan C. Erasmus. Sayangnya lagi, tidak ada informasi lebih lanjut tentang nama daerahnya (lokal).

Jamur Ganoderma applanatum dan G. lucidum yang merupakan bahan obat tradisional Cina dan Jepang ini, termasuk dalam famili Polyporaceae (Basidomycetes). G. applanatum dapat dijumpai menempel pada batang pohon mati di hutan-hutan. Tanaman ini termasuk golongan pengurai lignin. Sosoknya ditandai dengan warna coklat di bagian atas dan putih di bagian bawahnya. Jamur ini cukup keras kalau dipegang, dan berbentuk setengah lingkaran. Pada kondisi yang cocok jamur ini dapat tumbuh sampai diameter 0.1 – 0.5 m atau lebih.

Sedangkan G. lucidum merupakan pengurai selulosa. Jamur berwarna putih agak kemerahan ini mempunyai aroma agak wangi. Bentuknya paying dengan ukuran 2 – 10 cm tinggi 2 – 5 cm. Tumbuhnya di rumpun-rumpun bamboo di sekitar desa maupun di pinggir hutan.

Menurut laporan hasil riset para pakar di Jepang dan Cina, ekstrak atau rebusan kedua jenis jamur bermanfaat untuk system kekebalan tubuh. Laporan lain menyatakan, kedua jamur mengandung senyawa polisakarida beta-D-glucans dengan rantai panjang, sekitar 8 satuan, dan mempunyai khasiat antitumor. Begitu pula hasil penelitian untuk desertasi penulis terhadap G. applanatum dari Pulau Peucang, Ujung Kulon, beberapa senyawa baru dari golongan asam poliosigenasi tetrasiklik triterpen yang dinamakan Asam Apllanoksidat A-H menunjukkan aktivasi terhadap Epstein-Barr Virus Early Antigen (EBV-EA), yakni virus aktif yang terbentuk dari sel ragi yang dirangsang bahan pengaktif sel (tetradekanoilforbol-O-13-asetat).

Kedua jenis jamur dapat memperkuat system imunitas atau kekebalan tubuh seseorang dan mempertinggi kemampuan memerangi kanker, menambah keseimbangan organ-organ dalam tubuh. Karena itu, keduanya sangat baik untuk mengobati alergi, asma, hepatitis, hepatitis B laten, TBC, rasa nyeri, menurunkan panas, memperbaiki pencernaan, mencairkan dahak, dan secara umum baik untuk paru-paru.

Seluruh bagian jamur bisa dijadikan obat hepatitis. Caranya, dengan menjadikannya serbuk seperti puyer. Untuk sekali minum diperlukan 500 mg serbuk jamur ini. Cara meminumnya seperti meminum puyer biasa atau bersamaan dengan makanan dan buah-buahan. Obat ini relative aman dan tanpa dampak sampingan.

Air Rebusan Meniran
Hasil penelitian di laboratorium Eisei di Tsukuba, Jepang, terhadap beberapa tumbuhan obat Indonesia (TOI) menunjukkan indikasi reaksi pengendalian gangguan penyakit hati. Empat diantaranya menunjukkan reaksi pengendalian kuat, yakni meniran (Phyllanthus niruri), kenanga (Canangium odoratum), mengkudu (Morinda citrifolia), dan galuaju (Bixa orellana). Hasil penelitian itu juga menunjukkan, jahe (Zingiber officianalis), tembelekan (Lantana camara), kayu putih (Malaleuca leucodendron) dan sindur (Sindora glabra), yang mengandung minyak atsiri dengan komponen alfa-kariofilena, memperlihatkan aktivitas pengendalian terhadap gangguan hati yang diberikan karbontetraklorida (CCl4).

Menurut Quisumbing dan Ogata, meniran telah lama digunakan dalam pengobatan penyakit kuning. Tanaman ini merupakan terna semusim, yang tumbuh liar. Biasanya tumbuh di hutan, ladang, semak-semak, sepanjang jalan dan tanah berrumput, tanah lembab, serta bebatuan, pada ketinggian kira-kira 1 – 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Penyebarannya di daerah tropis, Cina, Pulau Solomon, dan India.

Hasil pemeriksaan ekstrak alcohol diketahui, tanaman ini antara lain mengandung sekurinin (filantin). Menurut Mulchandani, zat ini merupakan alkaloid pahit yaitu 4-metoksi-norsekurinin. Sedangkan Gupta melaporkan adanya kandungan senyawa glukosida, senyawa yang terdiri atas gugus gula dan bukan gula dan disebut fisetin-4-O-glukosida. Kandungan lainnya berupa nirtetralin, nirantin, hipofilantin, filtetralin, linteralin, biesterasam ftalat (filester) yang terdapat bersama dengan senyawa steroida. Dari isolasi ekstrak heksana yang dilakukan oleh Satyanarayana ditemukan suatu sekolignan yaitu seko-4-hidroksilinteralin dan dua hidrosilignan (seko-isolarisiresinol-trimetrileter dan hidroksi nirantin). Di samping itu meniran juga mengandung saponin, kalium (yang menyebabkan daya diuretis), damar, dan zat samak.

Untuk menggunakan meniran sebagai obat hepatitis, bisa digunakan keseluruhan bagian tumbuhan ini. Caranya, dengan merebus 1 gr meniran kering dalam 1 gelas air. Perebusan dilakukan hingga airnya tinggal setengahnya. Air rebusan diminum sekali habis. Dalam sehari, obat alami ini Cuma boleh diminum maksimal 3 kali.

Perlu diingat, bagi yang menderita gagal ginjal dianjurkan tidak meminum obat tradisional ini. Pemakaian dalam jangka lama akan menyebabkan kerusakan ginjal.

Bunga Kenanga dan Buah Mengkudu
Kenanga yang merupakan tanaman sejawat meniran pengusir hepatitis termasuk tumbuhan berbentuk pohon. Tumbuhnya tidak pernah berkelompok, tetapi sering ditemukan bersama individu-individu lain dalam jumlah agak banyak dalam satu hutan. Bunga merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk obat hepatitis.

Menurut Burkill dan Heyne, bunga kenanga dikenal karena minyak atsirinya yang disebut dengan minyak kenanga atau minyak ylang-ylang. Komponen penyusun minyak atsirinya dilaporkan oleh Perry antara lain, p-kresol, l-lina-lool, geraniol, benzyl alcohol, eugenol, iso-eugenol, metil-eugenol. Tumbuhan ini juga mengandung asam organik seperti, format, asetat, valerat, benzoate, salisilat dan seskui-terpenoida serta alkaloida.

Dalam simposium ke-2 mengenai tumbuhan obat Indonesia di Jepang, Ogata melaporkan, bunga kenanga yang mempunyai kandungan alfa-kariofilena memberikan reaksi pengendalian gangguan hati yang kuat. Untuk menjadikannya obat diperlukan 2 – 3 tangkai bunga. Caranya, bunga-bunga itu dihancurkan dan diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, seduhan ini disaring. Air seduhan inilah yang diminum untuk sekali minum. Dalam sehari, boleh meminum ramuan ini hingga 3 kali. Obat dari bunga kenanga ini tidak mempunyai dampak sampingan dan relative aman.

Tanaman obat hepatitis lainnya adalah mengkudu. Tumbuhan ini berupa pohon kecil, berdaun lonjong mengkilat, dan berdaging. Buahnya berkutil-kutil, berbiji banyak, dan berwarna hijau kekuningan dengan bau tidak sedap. Pohon mengkudu tumbuh di daerah sampai ketinggian 1000 m dpl. Tumbuhan ini tumbuh liar di hutan-hutan dan di halaman.

Kandungan kimia pada tumbuhan ini antara lain, metilasetil ester, asam kapril, morinda diol, soranyidiol, morindin, dan morindon. Beberapa kepustakaan menyatakan adanya morindin dalam kulit akar dan kulit batang. Para pakar juga menyatakan, morindin merupakan suatu glikosida turunan antrakinon dengan struktur formula C26H28O14, senyawa yang mengalami hidrolisi menjadi morindon dan gugus gula. Namun, belum ada kesamaan pendapat antara peneliti satu dan lainnya mengenai morindin.

Bagian yang bisa digunakan untuk obat hepatitis adalah kulit batang dan buahnya. Bila dipilih kulit batang, diperlukan kulit batang kering seberat 1 gr untuk resep sekali minum. Bahan direbus dalam 1 gelas air sampai tinggal separuhnya. Begitu dingin air rebusan disaring dan diminum. Frekuensinya, 3 kali sehari. Sedangkan bila menggunakan buahnya, diperlukan 1 gr buah basah untuk membuat obat sekali minum. Buah tersebut dibuat bubur lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Hasilnya disaring untuk diminum. Dalam sehari bisa meminumnya 3 kali.

Pengobatan dengan kulit batang atau buah mengkudu dilarang bagi orang yang mempunyai kelainan fungsi jantung dan tekanan darah rendah. Dampak sampingan yang bisa ditimbulkan, adalah diare dan denyut jantung meningkat.

Intisari edisi Juli 1997

Saturday, April 26, 2008

KEPUTIHAN – Bisa Menyebabkan Kemandulan

Sudah tiga tahun usia perkawinan pasutri Dono dan Yuli tapi sampai saat ini belum juga lahir bayi yang diidamkan. Ketika menjalani pemeriksaan secara seksama oleh dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan, ternyata pada rongga rahim Yuli ditemukan luka kronis. Yuli mengaku, sejak menikah memang sering menderita keputihan. Selama ini hanya diobati dengan obat tradisional seperti rebusan daun sirih serta jamu antikeputihan. “Sebentar sembuh tapi kemudian kambuh kembali”, katanya. Apakah keputihan ini saja gara-garanya, masih perlu diteliti lebih lanjut.

“Keputihan yang kronis memang bisa merupakan salah satu penyebab kemandulan”, kata dr. Asri dari Pusat Pelayanan Keluarga Pro-Familia, Jakarta. “Sebab itu perlu bagi setiap wanita menikah melakukan ‘kuras’ vagina”, saran dokter dari klinik yang didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) ini. “Kuras” vagina artinya, pengontrolan dan pembersihan vagina sampai ke mulut serta rongga rahim. “Ini ibarat membersihkan bagian belakang rumah yang penuh dengan sarang tikus”, tambahnya.

Menurut dokter umum ini, lebih dari 70% wanita Indonesia mengalami penyakit keputihan yang disebabkan oleh jamur, parasit seperti cacing kremi atau kuman (trikomonas vaginalis). “Kalau tidak diberantas, bisa merembet sampai ke rongga rahim atau saluran telur yang bisa mengakibatkan kemandulan seperti pada kasus Yuli tadi atau bahkan kanker”, katanya. Kanker timbul karena luka atau infeksi yang tidak tersembuhkan secara tuntas itu mengalami iritasi yang kemudian membentuk sel ganas. Pengeluaran lendir berlebihan dari lubang vagina bisa berarti normal atau faali sejauh terjadi hanya pada masa ovulasi (usia 20 – 40 an), menjelang masa haid, saat hamil yang berhubungan dengan faktor hormonal, mengalami stress, kelelahan, celana dalam terlalu ketat atau sehabis melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Yang tidak normal apabila pengeluaran lendir berlebihan ini disertai infeksi. Infeksi bisa lokal di sekitar vagina saja, bisa juga di bagian dalam Selain pengeluaran lendir berlebihan gejalanya dibarengi rasa gatal, pedih, vagina kemerahan serta pada umumnya lendir berubah warna. Kalau disebabkan oleh jamur atau candiasis (infeksi akibat jamur Candida albicans, misalnya), menurut dr. Asri, biasanya warna lendir berubah keruh seperti kapur dan terasa gatal sekali, sama halnya ketombe pada kepala yang juga karena jamur. Perlu diketahui, keputihan karena infeksi Candida albicans ini juga bisa pada pria. Sebab itu bila seorang istri menderita candidiasis, suami pun harus diperksa.

Timbulnya jamur bisa disebabkan oleh hal-hal yang kurang higienis atau kelembaban. Misalnya, kurang memperhatikan kebersihan celana dalam, tinggal atau bekerja dalam ruangan yang lembab, atau karena hubungan seksual dengan penderita lain.

Menurut seorang dokter dari perusahaan obat Bayer AG Jerman, keputihan jamur bisa juga akibat minum dosis tinggi obat antibiotik, obat hormon atau steroid dalam jangka panjang. Di satu sisi penyakit yang diobati dengan obat-obatan tersebut sembuh, di sisi lain tumbuh jamur yang merajalela. Pada penderita kanker yang sedang diobati dengan obat-obatan sitosika (kemoterapi misalnya) yang menurunkan daya kekebalan tubuh pun alat vitalnya atau kulit di bagian lain mudah dutumbuhi jamur. Penderita diabetes juga acap kali dihinggapi keputihan akibat kurang normalnya metabolisme karbohidrat. Dalam tubuh seseorang yang kekurangan zat besi atau seng juga bisa terjadi candidiasis. Wanita yang gemar menggunakan semprot wewangian pada sekitar vagina ada kalanya mengalami alergi dan dapat menimbulkan luka yang rawan jamur.

Pada wanita hamil karena kadar hormon estrogen dan progesteronnya meningkat, maka epithelium vagina (sel yang membentuk lapisan yang menutupi permukaan vagina dan membentuk kelenjar) mudah ditumbuhi jamur.

Keputihan memang tidak pandang bulu, wanita yang belum mendapatkan haid sampai wanita menopause bisa terkena. Wanita menopause walaupun produksi hormonnya turun drastic dan tidak mengalami masa ovulasi lagi, tetap mempunyai refleks mengeluarkan lendir kalau terjadi perangsangan. Ini masih diartikan normal. Namun patut dicurigai terjadi infeksi atau keganasan bila keluarnya lendir pada wanita menopause dibarengi pengeluaran darah dan berbau.

Cacing Nyasar
Cacing kremi pun bisa ikut-ikutan menyumbang terjadinya gangguan alat reproduksi wanita. Pada malam hari cacing kremi yang mendekam di usus penderita, pasti turun ke kawasan dubur untuk bertelur. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia akan masuk kembali ke usus. Celakanya, sering nyasar, bukan kembali masuk ke usus lewat dubur melainkan ke liang vagina yang bertetangga dekat itu. Akibatnya, korban akan mengalami keputihan karena cacing kremi. Gejalanya, selain merasa gatal, juga adanya lendir keruh dan kental berwarna sedikit kekuningan seperti susu, terkadang berbusa.

Keputihan karena cacing kremi ini juga dapat diderita oleh anak-anak perempuan (balita sampai anak besar) akibat spora yang menempel pada makanan atau barang lain yang terkontaminasi. Sebab itu kalau ada anak perempuan mengeluh di daerah vagina terasa gatal dan mengeluarkan lendir kekuningan, segeralah periksakan ke dokter. Mungkin penyebabnya cacing kremi.

Kalau disebabkan oleh kuman atau trikomonas pada umumnya gejalanya selain gatal, lendir berwarna kehijauan.

Selain ketiga penyebab tadi, ada pula keputihan karena penyakit seksual seperti gonorrhea (GO) atau sifilis yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kedua penyakit ini umumnya tidak menampakkannya ada gejala gatal, tetapi warna lendir seperti seperti susu dan berbau. Pada penderita sifilis bahkan disertai luka-luka di sekitar vagina.

Sedangkan kalau di sekitar vagina tumbuh sesuatu mirip jengger ayam, kutil, atau kembang kol biasanya itu disebabkan oleh virus tertentu. Gangguan kelainan ini mudah menular pada pasangan hubungan seksualnya.

Namun dari sekian macam keputihan, ada yang bukan disebabkan oleh kuman, jamur, ataupun virus, melainkan akibat alat kontrasepsi, kelainan letak uterus atau servik yang perlu pembenahan. Atau juga karena tumbuh tumor ganas atau jinak pada mulut rahim atau alat reproduksinya.

Dari Wawancara Sampai Kuras Vagina
“Sebab itu wanita yang menderita keputihan hendaknya tidak menunda pengobatannya”, saran dr. Asri pula. Supaya tidak repot, penderita bisa mendatangi klinik macam Pusat Pelayanan Keluarga tadi yang memberi pelayanan pasien mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta membersihkan vagina sampai ke rongga rahim hingga pengobatannya sampai tuntas.

Pelayanan yang seperti one stop treatment dengan biaya terjangkau ini hanya berlangsung 30 menit. Menurut dr. Asri, sebenarnya dengan wawancara saja sudah dapat diduga jenis penyebab keputihannya. Tapi akan lebih tepat kalau dilakukan pemeriksaan laboratorium (setelah diambil usapan lendirnya) yang memakan waktu beberapa puluh menit saja. Sementara menunggu hasilnya, pasien dipersilahkan menjalani “kuras” vagina. Caranya, dengan bantuan alat speculum, ujung vagina sampai dengan rongga rahim diteropong jelas. Kemudian dengan alat penjepit kain kasa (gaas) yang terlebih dulu direndam dalam betadin, tindakan “kuras” dilakukan. “Mirip membersihkan botol dengan sikat botol saja”, kata dr. Asri. Pasien tidak perlu takut karena tindakan ini sederhana dan tidak menyiksa. Setelah hasil pemeriksaan laboratorium diketahui, dokter akan memberikan obat yang tepat. Obat bisa berupa obat minum atau tablet yang dimasukkan ke lubang vagina. Setelah 3 bulan, pasien diharapkan kembali untuk cek ulang. Para ibu yang menghadapi masalah dengan pasangan sehubungan dengan kasus ini bisa sekaligus berkonsultasi.

Wanita penderita keputihan, menurut dr. Asri, acap kali kambuh penyakitnya karena kurang diobati tuntas. “Mengobati daerah sekitar vagina saja belum cukup, sebaiknya sampai ke bagian dalam”, tambahnya. Produk-produk yang memperkenalkan diri sebagai obat semprot pembersih vagina, katanya, belum menjamin kesembuhan. Begitu juga vagina atau krim vagina yang diberikan oleh dokter secara kurang tepat.

Utamakan Kebersihan
Asri menganjurkan agar setiap wanita menjaga kebersihan sekitar alat kemaluan dan vagina. Kalau sedang haid hendaknya sesering mungkin mengganti kain pembalut karena darah yang keluar bisa menjadi media tumbuhnya kuman. Celana dalam jangan dibiarkan basah atau lembab karena memberikan peluang bagi tumbuhnya jamur.

Membersihkan diri sehabis buang air kecil menurut dr. Asri, sebenarnya paling baik dengan air yang terjamin kebersihannya. Air untuk membersihkan paling baik langsung ditadah dari kran semprot. Air yang terkumpul di ember atau bak mandi bisa saja terkontaminasi air kencing orang lain, spora, jamur, atau kuman. Dengan kertas tissue, menurut Asri, lendir dan air memang terserap, tapi hendaknya diingat bahwa tidak semua tissue menjamin kualitasnya. Tissue yang terbuat dari serbuk kayu ada yang tercemar jamur kalau proses pembuatannya kurang baik.

Kebersihan memang pangkal kesehatan. Namun kuman ataupun jamur di mana pun sulit dihindari. “Yang penting, segeralah ke dokter begitu dirasakan timbul kelainan pada diri kita. Jangan menunggu sampai keadaan lebih parah”, saran dr. Asri pula.

Di negara maju seperti Amerika menurut sebuah seminar internasional di Stresa, Italia, yang banyak membahas soal pengobatan keputihan jamur, banyak wanita sudah menyadari timbulnya gejala keputihan. Mereka tidak langsung mendatangi dokter tapi memeriksakan langsung usapan lendir yang dilakukan sendiri di rumah ke laboratorium. Begitu keluar hasil labnya yang menyatakan penyebabnya jamur, mereka bisa langsung ke apotik untuk mendapatkan obat yang tepat. Dengan demikian pengobatannya praktis dan keputihan jamur akan lebih cepat terobati. Kalau penyebabnya bukan jamur, barulah mereka mendatangi dokter.

Memang tidak mudah menggugah kesadaran untuk secara rutin memeriksakan lendir vagina atau kesehatan alat reproduksi. “Rasa malu dan segan acap kali mengalahkan niat untuk mengobati penyakitnya. Apalagi kalau mereka meragukan kesopanan dan kesungguhan dokter yang memeriksanya. Mereka lebih suka mengobati diri dengan jamu-jamuan tradisional ketimbang ke dokter. Sebab lain, wanita di negara berkembang seperti Indonesia banyak yang belum menyadari atau mengetahui sebab dan akibat penyakit keputihan. Masih perlu waktu untuk menyadarkan mereka betapa pentingnya perawatan seperti ini”, tutur dr. Asri.

Oleh Nanny Selamihardja
Intisari edisi Juli 1997

Sunday, April 20, 2008

UNTUNG-RUGI – Minum Teh Pelangsing

Ada banyak produk “teh pelangsing” dijual bebas di toko-toko obat eceran dan pasar swalayan. “Paling tidak, YLKI sudah menemukan beberapa merek pelangsing tubuh yang dikemas sebagai teh. Ada produk dalam negeri dan ada produk luar negeri/impor”, tutur Dra. Ida Marlinda, Apt., Bidang Penelitian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), di Jakarta. Pada kemasan “teh pelangsing”

itu tercantum daftar komposisi bahan. Umumnya berupa campuran daun teh Theae folium dan bahan tambahan berupa empat macam bahan tradisional. Dengan perbandingan Theae folium 80% dan ekstrak bahan tambahan 20%, meliputi kayu rapat, adas, jati belanda, dan temu giring. Ada lagi yang menambahkan akar wangi, akar alang-alang, dll.

Dengan bahan ramuan ekstrak tumbuh-tumbuhan pilihan berupa akar, daun, kulit pohon, biji, sari bunga, dan lain-lain, produk tersebut mengklaim diri dapat mengurangi berat badan, melarutkan lemak, dan mengencangkan perut. Betulkah begitu?

Gaya Hidup
“Secara klinis sebenarnya tidak ada obat mujarab yang mampu melangsingkan tubuh. Tidak ada obat khusus untuk itu”, tegas Dr. Budiono Santosa M.D., Ph.D., direktur Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada.

“Teh pelangsing”, menurut Budiono Santosa, tidak jauh berbeda dengan produk minuman teh lainnya. Hanya ia diberi bahan aroma yang memang menyedapkan rasa. Kalaupun masyarakat mempercayai kemujaraban “teh pelangsing”, itu karena faktor psikologis saja. Di samping itu, karena konsumen telah termakan iklan atau promosi yang digembar-gemborkan produsen”, tuturnya.

Jika betul produk “teh pelangsing” kini banyak dikonsumsi orang, menurutnya, itu hanya sebagai gaya hidup yang tentu tidak abadi sifatnya. Gaya hidup semacam ini adalah hal yang biasa dan banyak terjadi di negara-negara sedang berkembang. “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, biarkan saja mereka mengkonsumsi. Jangan ditakut-takuti, daripada nanti pindah ke obat-obatan yang belum tentu lebih baik dan menjamin keselamatannya”.

“Sebab”, lanjut Budiono Santosa, “Dari segi gizi dan kesehatan, produk itu tak ada efek sampingan negative atau tidak membahayakan untuk dikonsumsi. Dampak negatifnya paling-paling soal borosnya keuangan, karena harganya lebih mahal dari teh biasa. Tapi saol gaya hidup, prestise, tak bisa diukur dengan nilai uang. Sedangkan dampak positifnya, “Yaah… seperti minum teh biasa, membuat badan segar sesaat”, jelas doctor kesehatan lulusan Inggris itu.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan YLKI, criteria produk yang menyebutkan diri “teh pelangsing” itu dianggap masih kabur. Apakah ia tergolong teh atau bukan teh? Betulkan ia diramu dari bahan-bahan tradisional?

“Kami (YLKI) khawatir kalau-kalau ada senyawa ‘X’ yang ditambahkan ke dalam ramuan itu. Kami ingin meneliti namun masih kesulitan karena susah mencari parameternya. Bukan bermaksud apa-apa, tapi demi melindungi konsumen”, jelas Ida Marlinda.

YLKI juga mengkhawatirkan kemungkinan adanya bahan – entah tradisional atau bukan – yang bisa mempengaruhi metabolisme tubuh. “Kalau terdapat bahan semacam itu sebaliknya ya diperlakukan sama seperti obat. Artinya, daftar kandungan zat kimia, aturan pakai dan efek sampingnya harus jelas. Jadi, jangan hanya mencantumkan daftar khasiatnya”, tegasnya.

Kalau produk “teh pelangsing” terdaftar sebagai obat, lanjut Ida, isinya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan. Ada jaminan jelas; kalau tradisional ya tradisional, kalau obat mederen ya obat moderen. Sedangkan, saat ini klasifikasinya belum jelas!

Menurut Ida Marlinda, pencantuman label untuk produk semacam itu perlu dikontrol ulang. “Sedapat mungkin ada catatan peringatan bagi pemakainya. Misalnya, mengenai efek sampingan bila dikonsumsi berlebihan. Jadi, selain mencantumkan aturan pakai dan khasiatnya saja, juga dilengkapi informasi yang benar dan tidak sumir”.

Pelancar Air Seni
“Teh pelangsing” memang sering disebut-sebut bisa mengurangi lemak dalam tubuh. Sayang sekali semua itu hanya berdasarkan data empiris. “Secara laboratories “teh pelangsing” memang belum diketahui kandungan unsur-unsur di dalamnya”, ujar Dr. Budiono Santosa, M.D., Ph.D.

Meski tidak jelas kandungan zatnya, tapi sejumlah literature dan pengalaman orang menunjukkan adanya khasiat dari masing-masing bahan ramuan yang berkaitan dengan urusan pelangsingan tubuh.

Sebagai bahan dasar “teh pelangsing”, tunas dan daun muda teh Camellia sinensis dari keluarga Camellia (Theaceae) diketahui memiliki beberapa khasiat. Minum teh biasa dapat menyegarkan tubuh dan pikiran, karena mengandung kafein 3 – 5%. Zat ini mendorong aktivitas mental dan memperbaiki pencernaan makanan dalam lambung. Pencernaan makanan yang baik akan membakar lemak dalam tubuh lebih efisien. Bagi yang berdiet, proses ini membantu upaya mengurangi bobot badan kalau diminum pada saat perut masih kosong.

Selain mengandung kafein (sebagai perangsang susunan saraf), teh juga mengandung teofilin. Zat ini mempunyai daya pelancar air seni (diuretic). Bila diminum akan memicu produksi keringat dan air seni, sehingga peminumnya sebentar-sebentar kencing.

Demikian pula dengan bahan tambahan lainnya, mempunyai khasiat tersendiri. Kulit tumbuhan merambat Parameria barbata, yang sering dikenal sebagai kayu rapat atau pegat asih, menurut K. Heyne dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia, disebut-sebut bisa dibuat saru minuman oleh para wanita, terutama pada saat menjelang pernikahan. Air rebusan kayu rapat, konon, juga bisa untuk mengerutkan rahim yang membesar dan mencegah rahim melorot, serta menyembuhkan organ dalam yang sakit. Tapi berdasarkan penelitian, seperti ditulis K. Heyne, tidak terungkap adanya daya penyembuhan. Sementara itu ada Feoniculum vulgare dikenal sebagai obat pembuang gas, dan buahnya dapat untuk obat. Air rebusan biji adas ditambah pulasari Alixya stellata dan biji kayu anyang, menurut J. Koppenburg dalam buku Petunjuk Lengkap Mengenai Tanam-tanaman di Indonesia dan Khasiatnya sebagai Obat Tradisional bisa untuk melancarkan air seni.

Lain lagi khasiat temu giring Curcuma heyneana. Menurut J. Kloppenburg, sepotong rimpang temu giring, segenggam daun kemuning, dan segenggam daun mengkudu dihaluskan, kemudian ditambah secangkir air, lalu perasannya bisa untuk pelangsing (mengurangi lemak tubuh) bila diminum tiap pagi selagi perut kosong.

Seduhan daun jati belanda Guazuma ulmifolia, tulis K. Heyne, kalau diminum dua kali sehari selama sebulan bisa sebagai obat pelangsing tubuh. J. Kloppenburg juga menulis senada, teh dan daun jatu belanda merupakan “obat” yang baik untuk menguruskan badan dan mencegah timbulnya lemak dalam tubuh. Merasa hasilnya baik, orang lantas cenderung menggunakannya secara berlebihan. Berdasarkan pengalaman, pemakaian yang terlalu banyak ternyata bisa merugikan, terutama terhadap daya kerja jeroan (organ dalam perut, seperti usus, limpa, dsb.). Kecuali kalau diminum secara teratur, teh daun jati belanda, katanya, bisa mencegah melemaknya organ-organ dalam tubuh.

Akar wangi Andropogon zizanioides, seperti ditulis K. Heyne dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia, merupakan rempah-rempah dan bisa digunakan untuk pembuatan arak obat (arak yang diminum untuk obat penat), dan rebusannya untuk penangas peluh.

Sementara seduhan akar dan tunas alang-alang Imperata spec. dilaporkan memiliki khasiat diuretic. Demikian pula J. Kloppenburg menyebutkan bahwa akar alang-alang bisa untuk obat-obatan, dan air rebusannya untuk melancarkan air seni.

Langsing Karena Sel Mengecil
Baik teh biasa maupun “teh pelangsing” yang menonjol adalah sifat diuretiknya. Orang yang mengkonsumsi produk tersebut, menurut dr. Leane, MSc., seorang ahli gizi, akan sering buang air kecil sehingga sel ikut mengecil karena cairan sel berkurang.

Berkurangnya air dari dalam tubuh memang dapat menyusutkan bobot badan. Badan pun jadi langsing. “Langsingnya bukan karena kurus, tapi karean cairan tubuh berkurang dan sel mengecil. Itu pun bersifat sementara. Kalau tidak mengkonsumsi lagi, bisa jadi bobot badan naik lagi”, tuturnya. “Kalau tidak terkontrol bisa-bisa terjadi dehidrasi. Apalagi bagi yang ginjalnya tidak kuat bisa terjadi sakit ginjal”.

Selain “teh pelangsing” tadi, di pasaran bebas sering pula beredar obat-obatan lain yang diiklankan sebagai obat pelangsing tubuh. Misal, obat diuretic. “Obat-obatan jenis ini memang memacu peningkatan pengeluaran urine. Orang yang minum obat itu akan lebih sering kencing”, tutur Budiono Santosa.

Obat-obatan diuretic, lanjut Budiono, tidak memiliki dampak pada kelangsingan tubuh. Sebab terjadinya penurunan berat badan bukan karena lemaknya yang berkurang, melainkan karena banyaknya cairan yang keluar tadi. Bila cairan keluar secara berlebihan, pasti membahayakan tubuh manusia. Obat jenis ini jika dikonsumsi secara berlebihan sangat berbahaya, bisa menyerang ginjal. “Bagi yang menderita sakit ginjal sebaiknya jangan minum obat tersebut”, sarannya.

Tentang obat diuretic, Leane mengingatkan, sebaiknya tidak digunakan karena berbahaya, bisa menyebabkan dehidrasi. Bahkan kalau tidak terkontrol dan orang sensitive terhadap obat ini, bisa berakibat fatal. Obat-obatan yang diklaim sebagai pelangsing tubuh, menurut Budiono Santosa, biasanya bersifat menekan nafsu makan. Itu pun hanya sementara dan celakanya bisa membuat ketergantungan bagi pasien. Jika tidak minum obat tersebut, pasien kembali merasakan lapar – ingin makan. Kalau makannya tidak terkontrol, jelas akan gemuk lagi.

Tidak sedikit produk yang beredar di pasaran ditawarkan oleh produsen sebagai makanan dan minuman atau obat-obatan pelangsing tubuh. “Di sini masyarakat perlu hati-hati, jangan sampai tersesat oleh iklan atau promosi yang dijanjikan itu. Sebab manfaat suatu produk belum tentu sesuai dengan promosi yang diiklankan”, saran dr. Budiono Santosa, M.D., Ph.D.

Ikuti Cara Alami
Kegemukan, menurut dr. Leana, M.Sc., terjadi karena penumpukkan lemak dan atau kelebihan cairan dalam sel. Pada proses menjadi gemuk, jumlah sel tubuh akan terus bertambah. Ketika penambahan jumlah sel berhenti, ukuran selnya bertambah.

Penimbunan lemak terjadi karena makanan (sumber karbohidrat) yang masuk berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan tubuh. Makanan dirombak menjadi energi (tenaga), tapi tubuh tak memanfaatkannya. Akibatnya, surplus energi itu disimpan tubuh dalam bentuk lemak sebagai energi cadangan.

Oleh karena itu, menurut Budiono Santosa, secara alami berat badan menusia hanya dapat diturunkan dengan cara membatasi masukan energi melalui makanan ke dalam tubuh atau diet, dan meningkatkan keluaran energi dalam tubuh melalui aktivitas fisik. “Kedua cara ini nampaknya sangat sederhana, tetapi dalam kenyataannya butuh motivasi serta pengendalian diri”, katanya.

Senada dengan Budiono, untuk mengembalikan bobot badan ke kondisi normal, Leana lebih mengutamakan pengaturan makanan. “Metode saya sebenarnya alamiah. Saya biasanya memakai pola makan, apa yang boleh dan tidak boleh”, jelas dokter ahli gizi yang berpraktek di Jakarta ini.

Untuk gemuk karena ukuran selnya yang bertambah, menurutnya, gampang menguruskannya, yakni dengan menghentikan kebiasaan ngemil – terutama makanan kecil bertepung atau bergula tinggi. Perlunya menjaga keseimbangan input dan output. Minuman ringan berkalori tinggi juga perlu dihindari. Cara praktis mengatur diet bisa dengan membatasi makanan berkarbohidrat tinggi, seperti nasi, makanan dari tepung terigu (roti atau mi), juga bubur.

Menurut Leane, proses penurunan bobot badan mestinya secara bertahap, yang baik adalah 1 – 1,5 kg per minggu. Kalau disertai dengan olah raga bisa 2 kg per minggu. “Lebih dari itu tidak bagus. Ia bakal lemas, dan efek sampingnya besar”, jelasnya. Makanya, mesti hati-hati untuk urusan yang satu ini.

Oleh Rye/BS
Intisari edisi Juli 1997

Thursday, April 10, 2008

TERTAWA & MENANGIS – Sama Manfaatnya

Tertawa, juga menangis, itu bagian dari spektrum emosi yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hanya saja ada yang pelit, ada yang boros tertawa. Tetapi jangan pelit-pelit, karena tertawa dan menangis bermanfaat bagi kesehatan.

Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Salah satu bukti manfaat nyata dari tertawa yaitu membuat kita menjadi lebih santai dan rileks sehingga kita bisa berpikir secara jernih dengan menggunakan akal sehat.

Tertawa, juga menangis, menurut dr. W.M. Roan, seorang psikiater senior di Jakarta, itu pencerminan emosi manusia, yang merupakan bagian dari spektrum emosi yang meliputi kesedihan, kegembiraan, kekagetan ketakutan, cinta kasih, kebencian, dan kemarahan. Ekspresi diri tidak hanya berwujud gerakan, tetapi juga berupa berbagai reaksi emosional yang bermacam-macam itu.

“Tidak hanya manusia, hewan pun bisa menunjukkan perasaan gembira dan sedih dengan berbagai kegiatan dari gerakan. Anjing, misalnya, jika gembira, buntutnya ke atas dan bergoyang-goyang atau kegiatan otot-ototnya meningkat”, tutur Roan. “Tetapi hewan ngga bisa tertawa dan menangis. Meskipun anjing bisa berkaing-kaing, saya kira itu bukan menangis”.

Dampak tertawa ini bahkan pernah bikin geger dunia kedokteran. Norman Causins, seorang redaktur Saturday Review di AS, menderita penyakit aneh dan langka. Penderita penyakit ini bakal tersiksa dan merasakan sakit yang luar biasa, meskipun hanya menggerakkan sedikit bagian tubuhnya. Menurut dokter, kesembuhan bagi Norman sangat kecil, 1 : 500. Berbagai obat sudah dicoba, tetapi kesehatannya tak kunjung membaik.

Suatu ketika Norman terilhami sebuah kalimat yang dulu ditulis oleh seorang raja yang hidup sekitar 2000 tahun lalu, “Hati yang puas, obat yang sangat ampuh”.

Atas persetujuan dr. William Hitzig yang merawatnya, Norman menggantikan semua obat yang diminumnya dengan banyak tertawa plus mengkonsumsi vitamin C. Berbagai film komedi dia tonton, sehingga ia bisa tertawa terbahak-bahak. Pada hari kedelapan setelah menjalani terapi tersebut ia sudah bisa menggerakkan jempolnya tanpa rasa sakit. Juga tertawa selama 10 menit bisa membuat dia tidur pulas selama 2 jam. Akhirnya, penyakitnya berangsur sembuh, kemudian hilang sama sekali. Pengalamannya itu kemudian dibukukan dan An Anatomy of Illness.

Dr. Lee Berk, seorang imunolog dari Loma Linda University di California, AS, pernah bilang, tertawa bisa mengurangi peredaran dua hormon dalam tubuh, yaitu efinefrin dan kortisol, yang bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit. Dalam riset lain dr. Rosemary Cogan dari Texas Tech University menemukan bukti bahwa rasa nyeri atau sakit akan berkurang setelah tertawa. Tidak itu saja, kekebalan tubuh pun bisa meningkat.

Mengapa Kita Tertawa
Tertawa itu pada dasarnya sehat kalau dilakukan oleh orang-orang yang normal. Tetapi kalau tawa itu dicetuskan oleh seseorang yang mengalami gangguan jiwa, dengan sendirinya tidak sehat, karena tawa itu untuk bereaksi terhadap halusinasi akan perasaan yang tidak-tidak”, kata Roan. Misalnya, pada pasien jiwa remaja putri, pemikiran pertama yang timbul pasti soal seksual, sehingga hal ini kadang-kadang menggelitik dan membuat dia tertawa terpingkal-pingkal. Tetapi sendiri. Ini sesuatu yang ngga beres”.

Pada orang normal, menurut Roan, tertawa itu sebetulnya suatu reaksi terhadap keadaan krisis, berupa suatu perubahan yang tidak terduga. Kondisi itu bisa tercetus dalam keadaan yang mengagetkan, menyenangkan, atau menyedihkan. Krisis itulah yang membuat orang bisa tertawa. Kongkretnya, kalau Anda sedang serius mendengarkan sesuatu, tahu-tahu hasilnya tidak sesuai dengan apa yang Anda duga, Anda bisa tertawa terbahak-bahak. Kalau Anda merencanakan sesuatu yang baik, tapi suatu saat gagal, Anda bisa menangis.

Aspek-aspek emosi, termasuk tertawa, diatur oleh pusat emosi di dalam struktur otak yang dinamakan system limbic (limbic system). Sistem yang berhubungan dengan aspek-aspek tingkah laku tertentu ini bentuknya seperti lingkaran sehingga oleh seorang ahli bernama Papez dinamai lingkaran bergema.

Papez menemukan hal ini karena ketika intinya dirusak, orang yang bersangkutan menunjukkan suatu emosi yang tidak tepat atau kacau. Artinya, secara tidak sengaja orang ini bisa mudah marah, tetapi gampang pula tertawa terbahak-bahak meski tidak ada yang lucu. “Itu karena lingkaran yang juga merupakan pusat emosi manusia itu terputus. Kalau salah satu bagian dari lingkaran ini rusak, memori orang itu juga akan hilang. Itu juga yang terjadi pada orang pikun, karena salah satu bagian lingkaran ini rusak”, jelas dosen luar biasa FKUI ini. Dalam keseharian ada orang yang mudah tertawa namun ada juga yang tidak. Misalnya, dalam menonton lawakan. Menurut Roan, ada dua hal penyebabnya. Pertama, mungkin orang sudah mengetahui materi gurauannya sehingga dia tidak menghadapi keadaan krisis yang bisa mencetuskan tawa. Kedua, orang melihatnya tidak dari sudut kejenakaan, tetapi dari sesuatu yang diinterpretasikannya sebagai hal yang tidak lucu atau biasa saja.

Bukan berarti kelompok yang tidak gampang tergelitik “urat tawanya” itu tidak memiliki sense of humor. Sense of humor itu ‘kan berbeda-beda bagi beberapa orang. Contohnya, di Indonesia seorang pelawak harus berpakaian lucu, yang mukanya aneh, yang semuanya harus lucu, sehingga orang sudah tertawa dulu sebelum dia melucu. Tetapi pelawak di negara lain, pakaiannya tidak aneh-aneh, tapi ngomongnya sangat witty (cerdas dan menggelitik). Kadang-kadang kita pun tidak mengerti apa lucunya, karena tidak tahu sense of humor mereka kaya’ apa. Mungkin juga karena perbedaan kultur.

Melatih Organ-Organ Tubuh
Untuk mencari bukti yang lebih kuat dan akurat tentang manfaat tertawa bagi kesehatan, dr. Cogan melakukan studi eksperimental terhadap dua kelompok mahasiswa. Kelompok pertama mendengarkan kaset lawak dan kelompok kedua mendengarkan kaset kuliah matematika, atau kelompok yang sama sekali tidak mendengarkan apa-apa. Terhadap para “kelinci percobaan” itu sebelum dan sesudahnya dilakukan uji kepekaan terhadap rasa sakit. Ternyata mereka yang mendengarkan kaset lawak memperlihatkan peningkatan kemampuan dalam menahan rasa sakit.

Sementara itu, dr. William Fay dari Stanford University mengatakan, tertawa terbahak-bahak amat bermanfaat bagi orang sehat. Hasil penelitiannya menunjukkan, tertawa terpingkal-pingkal akan menggoyang-goyangkan otot perut, dada, bahu, serta pernafasan, sehingga membuat tubuh seakan-akan sedang jogging di tempat. Sesudah tertawa demikian tubuh terasa rileks dan tenang, sama seperti orang habis berolahraga. Tertawa juga akan melatih diafragma torak, jantung, paru-paru, perut, dan membantu mengusir zat-zat asing dari saluran pernafasan. Disamping itu tertawa sangat ampuh untuk meringankan sakit kepala, sakit pinggang, dan depresi.

Ihwal dampak tertawa dalam penyembuhan suatu penyakit, dr. William Frey, seorang pakar biokimia dan direktur Dry Eyes and Tears Research Center di Mineapolis, AS, menyatakan tertawa akan menggerakkan bagian dalam tubuh, mengaktifkan system endokrin sehingga mendorong penyembuhan suatu penyakit. Menurut hipotesisnya, tertawa akan merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentu yang pada akhirnya akan memicu pelepasan endokrin (zat pembunuh rasa sakit) yang diproduksi oleh tubuh. Penelitian Prof. Dr. Lucille Namehow, seorang pakar yang menangani proses penuaan dari Connecticut, AS, menyodorkan fakta bahwa tertawa bisa membantu mereka yang sudah tua renta untuk tetap awet tua, sementara yang muda tetap awet muda, serta mempererat hubungan antara anggota keluarga.

Karena dianggap memberikan dampak positif, maka di AS kini banyak dokter yang menerapkan terapi tertawa dalam proses penyembuhan para pasien mereka.

Sembuh Berkat Menangis
Sementara itu dr. William Frey pernah mencoba melakukan penelitian terhadap “tetesan air mata”. Penelitian yang dilakukan Frey daru jurusan psikiatri di Minnesota University berlangsung 10 tahun lalu. Ia memasang iklan di koran kampus untuk menarik kalangan mahasiswa. Frey menawarkan US $10 untuk mereka yang bersedia meneteskan air mata untuknya dengan cara memutarkan film-film sedih yang sangat sentimental.

“Ternyata dari sekian banyak film, hanya dua film berdasarkan kisah sejati yang sanggup menguras air mata kebanyakan penonton karena tersentuh perasaannya”, katanya.

Frey juga mengakui, terapi sebagian pasiennya dilakukan melalui tontonan film sedih. “Sebagian pasien saya sembuh setelah meneteskan air mata sepuas-puasnya”.

Hasil penelitian Frey yang menarik adalah, pria sengaja menahan air matanya agar tampak perkasa dan jantan. “Sebenarnya, pria dan wanita tidak berbeda dalam pengalaman emosinya. Jadi, pria juga bebas untuk menangis agar jiwanya tidak tertekan”, katanya.

Hal senada diungkapkan dr. W.M. Roan, “Itu hanya suatu social acceptability. Lelaki diajari tidak boleh menangis, dia harus tahan. Kalau perempuan menangis itu biasa. Jadi itu ‘kan kultur saja. Padahal tidak begitu juga. Pria, karena sesuatu yang sulit, juga bisa menangis. Dalam kondisi tertentu Ia bisa menangis tersedu-sedu seperti anak kecil”.

Meskipun dianggap baik, tertawa sebenarnya masih bisa digolong-golongkan. Ada tertawa yang genuine (asli atau tulus), ada yang palsu, ada juga yang sekedar untuk basa-basi. “Jadi dalam hal ini menangis dan tertawa itu masing-masing bisa dibedakan secara nuansa: yang asli, naluriah, spontan, dibuat-buat, sampai yang palsu. Jika dibuat gradasi, antara ujung yang satu dengan ujung yang lain itu berbeda banyak. Tapi yang di tengah-tengah itu susah membedakannya, sehingga kita bisa salah duga”, jelas Roan.

Namun ia mengingatkan, “Kalau seseorang tertawa pada proporsi yang benar, itu artinya sehat, tapi kalau terlalu banyak tertawa, justru sebaliknya”.

Maka sering-seringlah tertawa demi kesehatan jiwa dan raga.

Oleh A. Suryana/Sarnapi/L.R. Supriyapto Yahya
Intisari edisi Juli 1997

AWET MUDA – Dengan Sari Kedelai

Lesitin yang antara lain terkandung dalam sari kedelai sudah dijadikan obat oral sejak sekitar 50 tahun lalu. Fungsinya sebagai penggempur lemak dan bikin awet muda. Kini sudah ada yang berbentuk cairan infus. Kabarnya, lebih cepat dan mujarab mengatasi penyakit jantung koroner.

Philips (72) divonis menderita penyakit jantung koroner (PJK). Balonisasi dinilai kurang tepat untuk mengatasi tiga sumbatan pada pembuluh jantungnya. Aspirin pengencer darah malah mengundang luka lambung dan berak darah. Chelasy EDTA (infus dengan larutan asam amino buatan) pun tak dianjurkan dokter karena membahayakan ginjalnya.

Bagaiman dengan by pass? Ia takut.

Akhirnya, Philips mengubah gaya hidupnya. Namun, menyantap makanan rebusan terus-menerus bikin hidup tak nyaman. Tubuhnya pun makin kurus. Sampai akhirnya datang tawaran menjalani pengobatan dengan infus lesitin kedelai, yang dikenal dengan Plaquex Therapy (Plaquex adalah merek dagang salah satu produk caian infus lesitin).

Setelah diinfus 40 kali, kondisi tubuhnya membaik. Ia pun tak perlu menjalani operasi by pass. Bahkan, merasa lebih bugar. Di mata orang lain, “Ia tampak lebih muda”, tutur dr. Rosa, yang mengujicobakan terapi ini pada ayahnya sendiri, Philips, sebelum menerapkannya pada pasien lain.

Pengobatan Pendukung
Lesitin (lecithin) sebenarnya senyawa phophatidyl choline (PC) yang terdapat dalam sari kedelai. Ia punya banyak sebutan, antara lain phosphatidyl, phosphatidylinositol, PC-55, ethanolamine, serine, choline, kelecin, lecithol, soy lecithin, vegilecithin atau vitrellin.

Senyawa PC umumnya ditemukan dalam selaput sel tumbuhan dan hewan, termasuk dalam jaringan urat saraf dan otak kita. Choline – bagian terbesar dari PC – ditemukan dalam hati, oatmeal, kubis dan kembang kol.

Tanaman utama sumber lesitin komersial, yang dianggap GRAS (generally regarded as safe), meliputi bunga matahari, lobak, dan kedelai. Namun, kedelai menjadi sumber paling umum, karena kandungan lesitinnya cukup tinggi, 20 – 22%.

Istimewanya lesitin karena sifatnya yang lipotropik, yaitu mendorong pengangkutan asam lemak dari hati ke jaringan-jaringan tubuh atau meningkatkan pembakaran lemak di hati. Dengan begitu ia mencegah tertimbunnya lemak secara berlebihan. Kemampuan inilah yang kemudian membawa lesitin menjadi bahan terapi.

Di dalam tubuh, senyawa yang terkandung dalam sari kedelai itu bekerja mengikis timbunan lemak (plak) pada dinding pembuluh nadi, yang kemudian larut dalam darah. Ia pun menurunkan kadar kolesterol. Lesitin juga memasok choline pada tubuh dan meningkatkan pembentukan acethylcholine, zat untuk kepentingan neurotransmitter pada otak. Karena itu, dalam hal tertentu lesitin bisa membantu anak meningkatkan kemampuan belajar.

Kemampuannya mengurangi lemak itu berkat banyaknya kandungan asam lemak tak jenuh linoleat omega 6 (hingga 55%), oleat (9.8%) dan arakhidonat (5.5%). Molekul lemak-lemak tak jenuh ini berikatan rangkap dan suka mengikat molekul lemak lain dengan ikatannya yang masih kosong. Sesudah menggaet lemak lain, ia lalu membawanya pergi untuk dibakar di tempat-tempat yang memerlukannya dalam tubuh sebagai energi.

Yang perlu diingat, “Bagi penderita PJK, terapi ini bukan pengobatan utama. Hanya pendukung. Penderita harus tetap berkonsultasi dengan dokter jantungnya”, jelas dr. Rosa. Menurut hasil penelitian, infus lesitin tidak mengganggu kinerja obat lain.

Dengan berbagai keistimewaannya itu lesitin bisa mencegah terjadinya PJK, stroke, dan dementia (penurunan daya ingat karena terhambatnya pasokan oksigen ke otak akibat pembuluh darah tersumbat) pada penderita dengan lemak darah tinggi dan perderita diabetes mellitus.

Sementara bagi penderita pasca-stroke, pasca-by pass dan perlemakan hati, lesitin akan membantu menjaga kondisi agar pembuluh darah tak lagi tersumbat.

Tak kurang istimewa, lesitin sering dipuja-puji sebagai “obat” awet muda. Mengapa? Pada orang yang hatinya banyak mengandung lemak, biasanya pertukaran zat dalam tubuh tak beres. Itu karena hati – yang mestinya memecah lemak dan menetralkan racun – tak bertugas sebagaimana mestinya. Tubuh menjadi payah dan wajah tampak tua. Dengan adanya lesitin, kelebihan lemak pada hati bisa dikurangi. Kerjanya pun normal kembali. Maka, tubuh kembali segar, sehingga ditafsirkan orang sebagai awet muda.

Hal itu memang sejalan dengan fungsi lain lesitin, yaitu mendorong regenerasi sel agar badan menjadi bugar. Percobaan pada hewan terbukti meningkatkan umur harapan hidupnya sampai 36%.

Tak Lagi Ngos-ngosan
Untuk menguji kemampuannya, sekitar 30 tahun lalu, sejumlah dokter mengujicobakan senyawa dari kedelai, yang telah 20 tahun teruju secara klinis, itu untuk pengobatan PJK. Ada 20 pasien angina pectoris (nyeri dada) dan penyumbatan pembuluh darah yang mendapat infus selama 50 – 60 menit, dengan frekuensi 3 – 5 kali seminggu. Total pengobatannya sebanyak 30 kali. Seorang pasien mengundurkan diri di awal program, tetapi sisanya setia menyelesaikannya. Hasilnya, 19 pasien terbebas dari gangguan yang diderita dan tak perlu lagi menjalani pengobatan.

Hasil itu mendorong tim peneliti di Baxamed Medical Center, Swiss, (tahun berapa?) untuk menjalani uji klinis pada sekelompok kecil (4) pasien. Dua diantaranya sudah menjalani operasi by pass jantung dan dupulangkan karena dianggap sudah kehilangan harapan hidup, satu pasien sudah dua kali menjalani angioplastys dan masih menderita nyeri dada, sedangkan satu lagi telah menjalani uji tekanan thallium (sejenis logam berat putih kebiruan) untuk gangguan perfusi di jantung.

Setelah 30 kali diinfus, pasien by pass jantung ternyata secara mental menjadi lebih baik, gairah seksualnya meningkat, terbebas dari gangguan sebelumnya, dan tak perlu lagi menjalani pengobatan. Pasien wanita dengan dua angioplasty (istri Dr. Sam Baxas, pemimpin Pusat Medis Baxamed) juga terbebas dari gangguan dan perlu lagi menjalani pengobatan.

Plaquex Therapy” sebenarnya bukan cara pengobatan baru”, tutur dr. Rosa, dokter dari klinik Prorevital, Jakarta. “Caranya saja yang baru”, diinfus, bukan diminum. Jadi, langsung ke sasaran utama, ke sumbatan pembuluh darah, sehingga bisa langsung bekerja. Bandingkan dengan cara oral, yang harus melalui proses dicerna dulu. Selain lebih lama, cara itu memungkinkan sebagian zat hilang”.

Prinsip pengobatan dengan infus lesitin sebenarnya pemberian fosfolipid penting dalam bentuk PC alias lesitin lewat infus intravena (pembuluh vena) pada pasien. Tujuannya, “mengembalikan usia muda” sel dalam susunan lemak di organ dan jaringan, seperti sel pembuluh jantung dan sel darah merah dan nadi. Sebab, proses penuaan dalam pembuluh jantung biasanya ditandai dengan penurunan jumlah alami PC dalam sel-sel itu, seiring dengan peningkatan kolesterol. Jadi, pengobatan dirancang untuk meningkatkan perubahan PC bagi selaput sel jantung dan perubahan kolesterol dari organ dan jaringan, seperti sel pembuluh jantung, sel darah merah dan pembuluh nadi.

Infus diberikan 20 – 40 kali sampai perubahan yang diinginkan dalam susunan lemak pada sel pembuluh jantung dan pembuluh koroner itu terjadi. Proses pengobatannya diatur secara nyaman sesuai kebutuhan, dan diberikan sedikitnya selama beberapa minggu. Lalu diteruskan selama beberapa bulan dalam jangka waktu pengobatan yang disesuaikan bagi tiap orang.

Sebagai terapi alternatif, “Calon pasien harus membawa hasil general check up”, ujar dr. Rosa, “Ini penting untuk menentukan berapa kali infus harus diberikan dan berapa dosisnya”. Infus biasanya dilakukan 2 – 3 kali seminggu tergantung derajat keparahan penyakit dan bobot badan penderita. Karena hanya butuh waktu 60 – 80 menit, penderita tak perlu dirawat inap. Selesai tindakan, langsung pulang.

Setelah menjalani 20 kali infus, akan dilakukan pemantauan dan penilaian. Apakah telah terjadi perubahan yang diinginkan. Sudah cukup ataukah masih perlu beberapa kali infus lagi untuk mencapai target.

Kemajuan pengobatan juga dipantau dari keluhan atau bahkan derajat hidup keseharian pasien. Sebab, pascainfus pasien biasanya akan merasa lebih segar, fungsi pendengaran dan saraf meningkat. “Yang punya kebiasaan olahraga jalan kaki atau berenang biasanya bisa menempuh jarak lebih jauh. Naik tangga pun tak ngos-ngosan lagi. Ini tanda lancarnya pasokan oksigen dalam darah”.

Dibuang Lewat Tinja
Bagaimanapun, pasien Plaquex Therapy harus tetap berkonsultasi dengan dokter yang menangani penyakit “bawaannya”, apakah jantung, diabetes mellitus, atau lainnya. Ini untuk memantau apakah pengobatan alternatif ini bisa menunjang kesembuhan penyakit utamanya tadi.

Bila menelusuri internet, terapi infus lesitin memiliki efek sampingan. Antara lain mual, sakit perut, diare dan muntah. Sementara di Klinik Prorevital selama dua tahun terakhir ini, keluhan yang muncul adalah diare. “Itu akibat pengaruh peluruhan lemak pembuluh darah, dibawa ke hati, dan dikeluarkan lewat tinja”, unkap dr. Rosa.

Diare yang dimaksud bukan mencret terus-menerus, tapi lebih sering buang air besar. Kalau biasanya hanya sekali, setelah mendapat terapi bisa 2 – 3 kali sehari. Reaksi itu biasa timbul setelah empat atau lima kali mendapat infus. Cara mengatasinya dengan memperpanjang tenggang waktu antarinfus. Dari yang tiga kali seminggu menjadi cukup dua kali seminggu.

Karena efek sampingan dan keperluan proses pemantauan inilah, “Plaquex Therapy tak bisa dilakukan sendiri di rumah, walau tata caranya kelihatan mudah”.

Setelah mendapat 40 kali infus dan pembuluh darahnya sudah seperti jalan tol yang bebas hambatan, penderita bisa tetap meneruskan terapi tiap dua minggu atau sebulan sekali. Yang terpenting, selain mendapat infus, penderita juga diminta mengubah gaya hidup agar lebih sehat. Kalau tidak, pembuluh darahnya bisa mampet lagi!

Oleh Christantiowati
Intisari edisi Nov 2003

MATI RASA, KESEMUTAN DAN KRAM - Akibat Kurang Vitamin Neurotropik

Tubuh manusia terdiri dari jaringan saraf yang rumit. Masing-masing saraf mempunyai fungsi berbeda-beda. Saraf pengatur indera perasa adalah salah satunya. Saraf ini perlu dijaga sedemikian rupa, agar tetap menjalankan fungsinya. Sedikit gangguan saja, akan memunculkan masalah kesehatan yang lain.

Sayangnya, gangguan saraf yang umumnya diderita oleh orang-orang berusia 35 tahun ke atas ini sering diremehkan. “Ah, nggak apa-apa kok, nanti juga sembuh sendiri. Itu kan gara-gara tertindih lama”. Begitulah sebagian besar dari kita jika kesemutan sebagai hal biasa. Keluhan seperti ini hampir pernah dirasakan setiap orang, seperti halnya kebas (mati rasa, kebal atau baal), dan kram otot. Itu sebabnya, ketiga gangguan itu sering disebut pula dengan “3K” (Kebas, Kesemutan dan Kram). Bahkan gangguan ini sering kali disertai dengan rasa nyeri.

Penyebab
Penyebab ketiga gangguan itu adalah terganggunya bagian saraf tepi. Misalnya, gangguan pada fungsi pengatur indera perasa, akibat saraf mengalami tekanan (misalnya duduk terlalu lama). Bisa juga karena saraf terjepit (karena pengapuran pada tulang belakang). Atau saraf robek/putus akibat kecelakaan. Sering pula terjadi rusaknya saraf tersebut karena gangguan pada pembuluh darah (misalnya pada penderita diabetes), konsumsi minuman beralkohol, merokok. Selain itu kekurangan nutrisi, khususnya vitamin-vitamin neurotropik juga mengambil peran cukup penting yang tak boleh diabaikan.

Apalagi, 3K ini juga dapat menjadi gejala penyakit lain yang lebih serius, seperti kolesterol tinggi dan kencing manis (diabetes mellitus). Jenis penyakit lain yang menyerang fungsi saraf adalah bell’s palsy, tortikolis, frozen shoulder, dan carpal tunnel syndrome.

Solusi
Bagaimana solusi untuk Anda yang sering didatangi “tamu tak diundang” si 3K? Untuk mencukupi kebutuhan vitamin-vitamin neurotropik, konsumsilah vitamin B1, B6 dan B12. Vitamin ini penting untuk menjaga kesehatan jaringan saraf. Vitamin B1 misalnya, penting untuk metabolisme karbohidrat, serta penyediaan energi untuk saraf. Sedangkan vitamin B6 untuk metabolisme protein dan memelihara fungsi normal saraf. Sementara vitamin B12 penting untuk sintesa asam nukleat dan menjaga integritas jaringan saraf. Untuk mengatasi nyeri, kombinasikan dengan analgesik yang berfungsi sebagai anti radang.

Yang perlu Anda perhatikan, sekecil apapun, gangguan kesehatan harus diatasi dengan segera!

Intisari edisi Nov 2003

Monday, April 7, 2008

Peluang sembuh penderita autis pada anak sudah terbuka

Jangan mematok gejala autisme hanya pada kontak mata. banyak orangtua terkecoh dan akhirnya menyesal karena mengabaikan gejala-gejala lain. Kini autisme menyeruak satu di setiap 150 batita. Istilah autisme berasal dari kata "auto" yang berarti berdiri sendiri. Istilah ini diperkenalkan oleh Leo Kramer pada tahun 1943 karena melihat anak autisme memiliki prilaku aneh, terlihat acuh dengan lingkungan dan cenderung menyendiri seakan-akan hidup dalam dunia yang berbeda. Perilaku aneh yang tergolong gangguan perkembangan berat ini terjadi karena adanya kerusakan saraf dibeberapa bagian otak.Menurut Dr. Rudy sutadi, SpA, spesialis anak dari Pusat Terapi Kid Autis, kerusakan saraf otak ini muncul karena banyak faktor, termasuk masalah genetik dan faktor lingkungan. Autisme terbagi dua. Disebut autisme klasik manakala kerusakan saraf sudah terdapat sejak lahir, karena sewaktu mengandung, ibu terinfeksi virus, seperti rubella, atau terpapar logam berat berbahaya seperti merkuri dan timbal yang berdampak menagacaukan proses pembentukan sel-sel saraf di otak janin. Jenis kedua disebut autisme regresif. Muncul saat anak berusia antara 12 sampai 24 bulan. Sebelumnya perkembangan anak relatif normal, namun tiba-tiba saat usia anak meninjak 2 tahun kemampuan anak merosot. Yang tadinya sudah bisa membuat kalimat 2 sampai 3 kata berubah diam dan tidak lagi berbicara. Anak terlihat acuh dan tidak mau melakukan kontak mata. Kesimpulan yang beredar di klangan ahli menyebutkan autisme regresif muncul karena anak terkontaminasi langsung oleh faktir pemicu. Yang paling disorot adalah paparan logam berat terutama merkuri dan timbal dari lingkungan. Sebuah harapanDulu penyandang autisme dianggap tidak punya masa depan, sekarang peluang sembuh terbuka lebar. Anak autisme dikatakan sembuh bila mampu mengikuti sekolah reguler, berkembang dan hidup mandiri di tengah masyarakat dengan tidak menunjukkan gejala sisa. kini di luar negeri sudah ada anak autisme yang bersekolah samapi S3, menikah, dan memiliki anak bahkan menjadi pejabat. Kunci kesembuhan anak autisme ada dua, yaitu intervensi terapi perilaku dengan metode ABA dan intervensi biomedis. ABA merupakan singkatan dari Applied Behaviour analysis(ABA). Dipergunakan pertama kali dalam penanganan autisme oleh Lovaas, sehingga disebut dengan metode Lovaas. Metode ini melatih anak berkemampuan bahasa, sosial, akademis, dan kemampuan membantu diri sendiri. Pada tahun 1967, Lovaas sudah membuktikan ABA bisa memperbaiki ketidaknormalan anak autisme dnan tingkat keberhasilan sampai 89 persen. Sedangkan Intervensi biomedis diperlukan untuk membenahi kerusakan sel-sel tubuh akibat keracunan logam berat dan mengusir kendala-kendala yang menghalangi masuknya nutrisi ke otak. Intervensi biomedis menuntut anak untuk menjalani diet tertentu. Jenis makanan yang dipantang bergantung kondisi seberapa parah keracunan yang terjadi. Umumnya anak autisme dilarang mengkonsumsi susu sapi dan makanan mengandung tepung terigu. Diet Susu Sapi dan TeriguSusu sapi mengandung protein kasein sedangkan terigu mengandung protein gluten. Menurut Rudy, tubuh anak-anak autis tidak bisa mencerna kasein dan gluten secara sempurna. Uraian senyawa yang tidak sempurna masuk ke pembuluh darah dan sampai ke otak sebagai morfin. Ini terbukti dengan ditemukannya kandungan morfin yang bercirikan kasein dan gluten pada tes urine anak-anak autisme. Keberadaan morfin jelas mempengaruhi kerja otak dan pusat-pusat saraf sehingga anak berprilaku aneh dan sulit berinteraksi dengan lingkungannya. "Makanya anak autisme berprilaku seperti anak morfinis. kadang-kadang saja bisa berinteraksi dengan lingkungannya tapi hanya sementara kemudian ngawur lagi" kata Rudy. Dengan diet kasein dan gluten dapat meminimalkan gangguan morfin dan merangsang kemampuan anak menerima terapi ABA. Deteksi autismeAmati gerak balita Anda, sebab gejala autisme muncul pada fase usia 0-3 tahun ada banyak gejala autisme. sekalipun ada kontak mata, jika anak menunjukkan gejala autisme lain, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter saraf anak atau ahli kejiwaan anak untuk memastikan diagnosa autisme. Diagnosa bisa dipercaya bila dokter melakukan test dengan kriteria DSM IV atau ICD-10.Indikator perilaku autistik pada anak-anak
- Bahasa dan Komunikasia.. Ekspresi wajah datarb.. Tidak menggunakan bahasa atau isyarat tubuhc.. Jarang memulai komunikasid.. Tidak meniru aksi dan suara.. Bicara sedikit atau tidak adaf.. Mengulangi atau membeo kata-kata, kalimat-kalimat, atau nyanyiang.. Mengucapkan intonasi atau ritme vokal yang anehh.. Tampak tidak mengerti arti kata. Kalau mengerti dan menggunakan kata secara terbatas
- Hubungan dengan oranga.. Tidak responsifb.. Tidak ada senyum sosialc.. Tidak berkomunikasi dengan matad.. Kontak mata terbatase.. Tampak asyik bila dibiarkan sendirianf.. Tidak melakukan permainan gilirang.. Menggunakan tangan orang dewasa sebagai alat untuk melakukan sesuatu
- Hubungan dengan lingkungana.. Bermain repetitif atau diulang-ulang.. Marah dan tidak menghendaki perubahanc.. Berkembangnya rutinitas yang kakud.. Memperlihatkan ketertarikan yang sangat pada sesuatu dan tidak fleksibel
- Respon terhadap rangsangana.. Panik terhadap suara-suara tertentu.. Sangat sensitif terhadap suarac.. Bermain dengan cahaya dan pantuland.. Memainkan jari-jari di depan matae.. Menarik diri ketika disentuhf.. Sangat tidak suka dengan pakaian, makanan, atau hal-hal tertentug.. Tertarik pada pola, tekstur, atau bau tertentuh.. Sangat inaktif atau hiperaktifi.. Mungkin suka memutar-mutar sesuatu, bermain berputar-putar, membentur-benturkan kepala, atau menggigit pergelanganj.. Melompat-lompat atau mengepak-ngepakan tangank.. Tahan atau berespon aneh terhadap nyeri
- Kesenjangan perkembangan perilakua.. Kemampuan akan sesuatu mungkin sangat baik atau sangat terlambatb.. Mempelajari keterampilan di luar urutan normal.Misal : membaca tapi tidak mengerti artic.. Menggambar secara rinci tapi tidak bisa mengancingkan bajud.. Pintar memainkan puzzle tapi amat sukar mengikuti perintah.. Berjalan pada usia normal, tapi tidak bisa berkomunikasif.. Lancar membeo bicara, tapi sulit memulai bicara dari diri sendiri (inisiatif komunikasi)g.. Suatu waktu dapat melakukan sesuatu, tapi di lain waktu tidak
- Vaksinasi: Manfaat dan BahayaDalam tubuh sekelompok anak autisme di AS yang sebelumnya berkali-kali menjalani imunisasi ditentukan kandungan merkuri di atas kadar normal. Bagaimana merkuri bisamasuk ke dalam tubuh anak? ternyata, beberapa jenis vaksin mengandung pengawet thimerosal. Hampir 50 persen senyawa ini terdiri dari etilmerkuri. Fakta lain tentang kaitan vaksin dan autismen diungkapkan Andrew Wakefield sekitar tahun 1998. Dokter asal Inggris ini memaparkan pemberian vaksin kombinasi MMR (Measles,Mumps,dan Rubella) untuk mencegah penyakit campak, gondong dan rubella (campak jerman) sekalipun vaksin tersebut tidak mengandung merkuri. Rudy menjelaskan MMR berisikan tiga viurs, diberikan pada anak dengan harapan anak dapat langsung memiliki tiga natibodi. Pada anak-anak tertentu, kedatangan tiga virus sekaligus menimbulkan reaksi autoimun dimana zat yang seharusnya melindungi malah menyerang tubuh, tepatnya yang serang bagian selubung serabut saraf otak. Saat ini belum satu pun negara melarang penggunaan vaksin-vaksin tersebut, mengingat keberadaannya diperlukan untuk mencegah wabah penyakit berbahaya di masyarakat luas. Negara maju seperti AS pun baru tahap memerintahkan produsen untuk emnghentikan pembuatan vaksin ber-thoimerosal dan segera memproduksi vaksin bebas merkuri. Stok vaksin bermerkuri masih digunakan. Bila produksi vaksin baru telah mencukupi kebutuhan negaranya, barulah vaksin "bermasalah" ditarik dari peredaran. karenanya Rudy menyarankan dalam melakukan vaksinasi sebaiknya para orangtua lebih mengutamakan kondisi individu anak. Bila di lingkungan keluarga besar ada yang mengidap autisme, kelainan genetik seperti down syndrown, atau penyakit autoimun seperti lupus dan jantung rematik, anak beresiko mengidap autisme. Tetap berikan imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit menular, tetapi lakukan dengan yang cara lebih teliti. Mintalah dokter memberikan vaksinasi measles,mumps,dan rubella dengan jadwal terpisah berjarak sekitar 3 bulan antara satu dengan yang lainnya.


The opportunity recovered the sufferer autis to the child has been open.
Don't defined the sign autisme only in contact mata. many parents were deceived and finally regretted because of ignoring other signs.
Currently autisme menyeruak one in every time 150 batita.
The term autisme came from significant "car" words independent.
This term was introduced by Leo Kramer during 1943 because of seeing the child autisme had prila I was strange, was seen cared with the environment and tended to be isolate as though living in the different world.
The strange behaviour that was classified as the disturbance of this difficult development happened because of the existence of nerves damage dibeberapa the part of otak.Menurut Dr. Rudy sutadi, SpA, the child's specialist from the Centre of Kid Autis Therapy, nerves damage of this brain emerged because of many factors, including the genetic problem and the environmental factor.
Autisme was divided two.
Mentioned autisme classic whenever nerves damage has been received since being born, because when contained, the mother was infected by the virus, like rubella, or flattest heavy metal was dangerous like mercury and timbal that had an impact menagacaukan the process of the formation of nerve cells on the embryo's brain.
The second kind was mentioned autisme regressive.
Emerge during the child aged between 12 to 24 months.
Beforehand the development of the child relatively normal, but suddenly during the age of the child meninjak 2 years of the child's capacity declined.
That earlier could make the sentence 2 to 3 words changed quiet and no longer spoke.
The child was seen did not care and want to carry out eyes contact.
The conclusion that circulated in klangan the expert mentioned autisme regressive emerged because the child was contaminated direct by faktir the trigger.
That most was highlighted was the explanation of heavy metal especially mercury and timbal from the environment.
One harapanDulu the sling autisme it was considered does not have the future, now the opportunity of recovering was open wide.
The child autisme was said recovered when could follow the regular school, developed and lived independent in the middle of the community by not showing the sign of the remnants.
Currently overseas has had the child autisme that went to school samapi S3, married, and had the child in fact to the official.
The key to the child's recovery autisme was two, that is the intervention in behaviour therapy with the ABA method and the biomedical intervention.
ABA was the abbreviation from Applied Behaviour analysis (ABA).
Utilised the first time in the handling autisme by Lovaas, so as to be mentioned with the Lovaas method.
This method trained the child have the ability the language, social, academic, and the capacity helped itself.
During 1967, Lovaas has proven ABA could improve ketidaknormalan the child autisme dnan the level of the success until 89 percent.
Whereas the biomedical Intervention was needed to straighten out damage of body cells resulting from heavy metal poisoning and expel hindrances that obstructed the entry of nutrition to the brain.
The biomedical intervention prosecuted the child to undergo the certain diet.
The food kind that was abstained from depended the condition was as serious poisoning that happened.
Generally the child autisme was forbidden to consume cattle milk and food contained wheat flour.
The Susu Sapi diet and TeriguSusu cattle contained protein kasein whereas wheat contained gluten protein.
According to Rudy, children's body autis could not dissolve kasein and gluten completely.
The analysis of the imperfect compound entered blood vessels and down to the brain as morphine.
This was proven with the discovery of the content of morphine that characterised kasein and gluten in the test of children's urine autisme.
The existence of clear morphine influenced the work of the brain and the centres of nerves so as the child berprila I was strange and had difficulty interacting with his environment.
"Therefore the child autisme berprila I like the child morfinis. sometimes could interact with his environment but only was temporary afterwards incorrectly still" Rudy's words.
With the diet kasein and gluten could minimise the disturbance of morphine and stimulated the child's capacity to accept therapy ABA. the Detection autismeAmati the movement of pre-schoolers you, because of the sign autisme emerged in the age phase 0-3 years had many signs autisme. although having eyes contact, if the child showed the sign autisme other, better immediately consulted with the nerves doctor of the child or the psychological expert the child to ascertain the diagnosis autisme.
The diagnosis could be believed when the doctor did test with the DSM IV criterion or ICD-10.Indikator the autistic behaviour in child-anak
- the Language and Komunikasia..
The face expression datarb..
Did not use the language or the sign tubuhc..
Rarely began komunikasid..
Did not copy the action and suarae..
Spoke about a little or not adaf..
Repeated or imitated words, sentences, or nyanyiang..
Said the intonation or the rhythm of the vowel that anehh..
Apparently did not understand the meaning said.
If understood and used said in a terbatas
manner - relations with oranga..
Not responsifb..
There was no smile sosialc..
Did not communicate with matad..
Eyes contact terbatase..
Apparently greated when being left alone sendirianf..
Did not carry out the game gilirang..
Used the hands of the adult as the implement to do sesuatu
- relations with lingkungana..
Playing repetitive or was repeated-ulangb..
Angry and did not want perubahanc..
The routine expansion that kakud..
Showed ketertarikan that really in something and not fleksibel
- the response to rangsangana..
Panic towards certain voices
Really was sensitive to suarac..
Played with the light and pantuland..
Played fingers in front matae..
Withdrew when disentuhf..
Really did not like clothes, food, or matters tertentug..
Was interested to the pattern, the texture, or the smell tertentuh..
Really inaktif or hiperaktifi..
Possibly liked turned-mutar something, playing went around in circles, bent-benturkan the head, or biting pergelanganj..
Jumped up and down or mengepak-ngepakan tangank..
Kept or berespon strange against nyeri
- the development Gap perilakua..
The capacity would something possibly very good or really terlambatb..
Studied skills apart from the place normal.Misal: read but did not understand artic..
Drew in detail but could not button bajud..
Clever played puzzle but very much was difficult to follow the order..
Went in the normal age, but could not berkomunikasif..
Smooth imitated spoke, but was difficult began spoke from himself (the communication initiative) g..
A time could do something, but in other time is not.
- the Vaccination: the Benefit and BahayaDalam the body of a group of child autisme in the USA that beforehand repeatedly underwent the immunisation was determined the content of mercury above the level of normal.
How mercury bisamasuk in the child's body?
Evidently, several vaccine kinds contained the preservative thimerosal.
Almost 50 percent compound consist of etilmerkuri.
The other fact about the vaccine connection and autismen was revealed by Andrew Wakefield around 1998.
The doctor from England this explained giving of the MMR combination vaccine (Measles, Mumps, and Rubella) to prevent the measles illness, gondong and rubella (the German measles) although this vaccine did not contain mercury.
Rudy explained MMR contained three viurs, was given to the child in the hope that the foundling at once has three natibodi.
To certain children, the arrival of three viruses at the same time provoked the reaction autoimun where the substance that ought to protect even attacked the body, to be precise that attacked the part of nerves of the brain of the cover of fibre.
At this time not yet even one countries forbade the use of these vaccines, considering his existence to be needed to prevent the plague of the dangerous illness in the wider community.
Developed countries like the USA then just the stage ordered the producer to emnghentikan the production of the vaccine had thoimerosal and immediately produced the free vaccine mercury.
Stock of the vaccine bermerkuri still was used.
When the production of the vaccine just fulfilled the requirement for his country, just the "problematic" vaccine was pulled from peredaran. consequently Rudy suggested in carrying out the vaccination better the parents more gave priority to the condition for the child's individual.
When in the big family circle there are those that was ill autisme, the genetic deviation like down syndrown, or the illness autoimun like lupus and the heart of rheumatism, the risky child was ill autisme.
Continue to give the immunisation to protect the child from infectious diseases, but did with that the method was more thorough.
Ask the doctor to give the vaccination measles, mumps, and rubella with the schedule was separated be at a distance around 3 months between one and that was other.