Saturday, April 15, 2006

Deteksi Dini Kanker Payudara

Nugratih tenang-tenang saja. Payudaranya yang sudah besar sebelah tidak mengganggu aktivitas keseharian ibu tiga anak ini. Maklum, dia tidak merasakan perubahan yang berarti dengan perbedaan kedua payudaranya itu. Tidak ada rasa sakit, kecuali besarnya yang berbeda.

Seiring dengan perjalanan waktu, pembesaran pada salah satu payudaranya kian jauh. Dia kemudian memeriksakanke rumah sakit. Dari situ diketahui, ia menderitakanker payudara.

"Memang sudah lama bengkak, tapi saya tidak menyang kakanker,'' dia berterus terang. Nugratih, boleh jadi, bukan satu-satunya wanita yang tidak menyadari telah terserang kanker payudara. Padahal, kanker payudarat ergolong penyakit yang serius. `'Frekuensinya 20persen dari seluruh penyakit kanker,'' dr Sutjipto, SpB (Onk) menuturkan dalam Lokakarya Kanker Payudara diJakarta, beberapa waktu lalu.

Dokter dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta inilalu mengungkapkan data dari World Health Organization(WHO). Data tahun 2003 itu menyebutkan, di Amerikaterdapat 180.000 kasus baru kanker payudara per tahun. Di Belanda ditemukan 91 kasus baru setiap 100.000 penduduk. Di Indonesia? Penyakit ini menduduki peringkat kedua setelah kanker mulut rahim.

Penderita kanker payudara di Indonesia, kata Sutjipto, umumnya datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut. Jumlahnya cukup besar, sekitar 70 persen. Dia menyebutberbagai faktor menjadi pangkal penyebab. Misalnya, takut operasi, percaya pengobatan tradisional, tidakpercaya bahwa kanker payudara bisa disembuhkan, tidaksadar perlunya check-up payudara secara teratur, disamping faktor sosial dan ekonomi.

Risiko jika tidak menyusui

Sampai saat ini belum diketahui faktor penyebab timbulnya kanker payudara. Namun umumnya penyakit ini menyerang wanita. Kelompok wanita berisiko tinggi, menurut Sutjipto, antara lain usia di atas 30 tahun,salah satu keluarga menderita penyakit kankerpayudara, tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun,atau tidak pernah menyusui anak.

Ada sejumlah hal yang perlu dicurigai kemungkinan adanya kanker payudara pada wanita, terutama kelompok wanita dengan risiko tinggi. Misalnya, ada benjolan di payudara dan ada kista pada payudara disertai keluarcairan dari puting susu. Luka yang sulit sembuh disekitar payudara juga patut dicurigai adanya kankerpayudara.

Bagaimana kanker payudara bisa terjadi? Dalam berbagailitertur dijelaskan, bila pada suatu tempat di badan terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor inidapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganasdisebut kanker. Tumor ganas dapat menyebar luas kebagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjaditumor yang baru. Penyebaran ini disebut metastase.

Tumor ganas ada yang tumbuh cepat, ada yang lambat, seperti kanker payudara. Sel kanker payudara yangpertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dandapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Tidak diketahui waktu penyebarannya, namun sel kankerini dapat bersembunyi di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa diketahui. Sel itu bisa tiba-tibaaktif menjadi tumor ganas atau kanker.

Mencegah, tentu saja, lebih baik dari pada mengobati. Caranya? Dokter Sutjipto menyebut beberapa hal yangperlu diperhatikan untuk mencegah penyakit kanker payudara:

-Hindari kegemukan.
-Kurangi makan lemak.
-Usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandungvitamin A dan C.
-Jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap.
-Olahraga secara teratur.
-Check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur.

Bagaimana pun, wanita dengan faktor risiko tinggi penting melakukan pemeriksaan berkala dengan memeriksakan ke dokter setiap menemukan kelainan padapayudara. Jangan terus dibiarkan hingga berlarut-larut. Pemeriksaan secara berkala itu pentingagar sel-sel kanker yang mulai tumbuh bisa cepat dicegah, sehingga tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Membiarkan kelainan pada payudara bisa berakibatlebih jauh. Nugratih --yang datang memeriksakan payudaranya ke rumah sakit dalam keadaan membengkak--sudah membuktikan. Kanker payudara yang menyerang tubuhnya sudah stadiun lanjut, memaksa ia harusberbaring di rumah sakit untuk pengobatan.

Sementara itu menurut dr. Kunta Setiaji, SpB, SpBOnkdari SMF Bedah RS Dr Sardjito/FKU UGM, insidensi kanker payudara di Indonesia adalah 21 penderita baruper 100 ribu orang, sedangkan di Eropa insiden kanker payudara cukup tinggi yaitu 76 penderita baru per 100 ribu orang. Kanker payudara dibagi menjadi beberapa stadium:
- Stadium nol (ductal carcinoma in situ)
- Stadium I (benjolan/tumor berukuran di bawah 2sentimeter)
- Stadium II A (benjolan di payudara berukuran 2-5sentimeter)
- Stadium II B (selain benjolan di payudara berukuran2-5 sentimeter, di ketiak juga sudah teraba adabenjolan).
- Stadium III A(benjolan berukuran di atas 5centimeter).
- Stadium III B (selain ada benjolan di payudaraberukuran di atas 5 sentimeter, sudah ada borok dipayudara).
- Stadium IV (kanker sudah menyebar ke paru-paru, liver, tulang, kecuali rambut dan kuku).

Ikhtisar:
*Faktor penyebab timbulnya kanker payudara masih belum diketahui.
*Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dan dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
*Sel kanker dapat bersembunyi di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa diketahui.(bur/nri )

No comments:

Post a Comment