Saturday, September 23, 2006

Apakah Menopause Pria Itu Ada?

MITOS atau fakta? Pertama-tama, bersiaplah untuk mendengar kebenaran bahwa pria juga mengalami menopause. Jadi, bukan hanya para wanita saja yang akan mengalaminya, walaupun memang tidak semua pria harus mengalami hal ini. Menopause pada pria dikenal dengan andropause (andro berarti pria ; pause berarti berhenti). Hal ini tidak melulu berbicara tentang perubahan kemampuan reproduksi seseorang, tetapi melibatkan perubahan-perubahan hormonal dan psikologis yang dialami oleh pria berusia antara 40-55 tahun. Hal ini dapat terlihat secara fisik, tetapi sebenarnya berdimensi sosial bahkan spiritual.

Terdapat perbedaan antara menopause pada wanita dengan andropause. Menopause wanita adalah statis, sedangkan pada andropause, hormon testosterone yang bertanggung jawab terhadap kepriaannya tetap berproduksi tetapi menurun drastis. Inilah sebabnya, seorang pria tiba-tiba menjadi lemah dalam segi seksual atau lainnya. Gejala seorang pria mengalami andropause ialah mudah tersinggung, sering uring-uringan tanpa sebab yang jelas, berkeringat pada malam hari dan gampang menjadi lelah. Ciri-ciri fisiknya ialah kulit tampak lebih kering dan bersisik di bagian tangan dan kaki, serta terdapat bintik merah di bagian siku, kulit kadang terasa panas terbakar, kemudian terdapa tkemunduran fungsi seksualitas. Bila semua itu sedang dirasakan, bisa jadi andropause sedang anda alami.

Hal ini kadang menakutkan bagi pria yang tidak tahudan tidak siap menghadapinya. Inilah saat dimana mereka bisa menjadi makin kacau dan benar-benar menimbulkan krisis dalam posisinya sebagai seorang ayah, kakek atau suami.

Sebenarnya, krisis setangah baya seperti inilah yang harus diantisipasi sejak awal. Kalau memang ini harus terjadi pada seorang pria misalnya, cara pandangnya terhadap masalah itulah yang harus dibereskan. Pria itu harus sadar bahwa memang semua orang akan menjadi tua, dan dia harus mengucap syukur karena itu. Uban adalah mahkota, bukan petaka. Pria yang tahu betul siapa dirinya seharusnya dalam keadaan sadar bahwa hidupnya sedang berada di masa ia benar-benar menjadi panutan, sehingga tidak justru menerima ketuaannya dengan berlaku over akting seperti anak muda.

Dalam usia rawan andropause, seorang pria harus memperhatikan bagaimana ia hidup:

PERTAMA DARI SEGI JASMANI

Makanan harus diperhatikan, karena dalam keadaanseperti ini, penyakit dapat dengan mudah mulai menyerang. Jangan mengkonsumsi obat-obatan berbentukapapun yang katanya dapat mengembalikan semangat muda kembali, karena efek yang berlaku biasanya justru akan menambah benang kusut. Kegiatan olahraga harus terus dijalani dengan tidak menyentuh alkohol apalagi rokok.

KEDUA DARI SEGI SOSIAL

Pria harus mulai bersosialisasi dengan lebih luas dalam lingkungannya. Ikut pelayanan atau bakti sosial akan sangat baik efeknya.

KETIGA DARI SEGI ROHANI

Semua buku yang membahas tentang andropause akan menyarankan pria untuk kembali melihat pada hubungannya dengan Tuhan. Bahwa sejak seseorang dilahirkan sampai masa tuanya, ada panggilan hidup tertinggi dalam kehidupan seseorang. Panggilan yanglebih tinggi dari hanya ‘sekedar’ menjadi pekerja, menjadi ayah atau suami, tetapi menjadi makhluk Tuhan yang Ia ciptakan segambar dan serupa denganNya dan dipanggil untuk menggenapi rencanaNya. Itu adalah arti hidup yang sebenarnya. Dengan berada pada posisi ini, maka andropause sekalipun tidak akan lagi menjadi masalah penting dalam kehidupan seorang pria. Setuju? (elsa)

No comments:

Post a Comment