Tuesday, September 13, 2011

Ca Cervix / Kanker Serviks

Beberapa saat yang lalu ada salah satu kerabat yang meninggal lantaran mengidap kanker serviks tahap lanjut. Menurut info yang didapat, sudah dua tahun yang lalu ketika almarhumah didiagnosa kanker serviks tahap awal. 

Sebegitu mengerikannya kah penyakit ini??

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun di dunia terdapat 500.000 kasus baru kanker serviks. Separuh dari jumlah tersebut, yaitu 250.000 kasus, berakhir dengan kematian dan hampir 80 persen terjadi di negara berpendapatan rendah.
Di Indonesia, lebih dari 70 persen kasus kanker serviks ditemukan saat sudah stadium lanjut (di atas 2B), dengan kejadian setiap satu jam seorang perempuan meninggal.

Menurut www.kankerserviks.com, kanker leher rahim ini merupakan kanker nomor satu di indonesia. Ada sekitar 40-45 wanita yang terdiagnosa setiap harinya dan 20-25 meninggal karenanya dan sekitar 270.000 wanita yang meninggal tiap tahunnya.



Jadi... Apa dan bagaimana Kanker Serviks atau Kanker Mulut Rahim itu?

Definisi




sumber: dari sini
Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim). Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Perubahan ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA) dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.

Etiologi
Human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili 70% penyebab kanker serviks. 


Yang perlu diketahui mengenai virus HPV:

   - HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
   - Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
   - HPV dapat bertahan dalam suhu panas.


Faktor Resiko
  • Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan salah satu gejalanya adalah keputihan terus menerus. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan terutama virus HPV. Berganti-ganti lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV.
  • Berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda (kurang dari 16 tahun). Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun
  • Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. 
  • Wanita berusia lebih dari 40 tahun
  • Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi didapatkan pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah yang banyak)
  • Imunosupresif atau kekebalan tubuh yang rendah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat. Pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas)
  • Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.


Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.


Gejala dan Tanda
Pada fase prakanker 
Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala atau tanda-tanda, namun jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal . 
Kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut : 
  • Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. 
  • Nyeri ketika berhubungan seksual
  • Perdarahan setelah berhubungan seksual yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal. 
  • Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
Pada fase invasif 
  • Dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah. 
  • Anemia bila terjadi perdarahan kronis. 
  • Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
Pada stadium lanjut
  • Badan menjadi kurus kering karena kurang gizi
  • Edema (bengkak) kaki
  • Sakit di otot bagian paha
  • Timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum)
  • Terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal
  • Gejala-gejala akibat metastasis jauh
Penularan
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

Cara mendeteksinya / Screening
Penting dilakukan pada perempuan yang pernah berhubungan seksual
Pap smear
Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai kelebihan: biaya murah, waktu cepat dan hasil akurat. Tes ini dapat dilakukan kapan saja kecuali saat masa haid atau menstruasi; setidaknya satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan di atas meja periksa kandungan oleh dokter/bidan yang sudah terlatih dengan menggunakan spekulum untuk membantu membuka alat kelamin wanita. Setelah vagina terbuka, bagian leher rahim diusap dengan spatula secara melingkar untuk mengambil contoh sel endoserviks. Kemudian hasil usapan tersebut diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui apakah ada sel abnormal, infeksi atau radang. Melakukan pap smear secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker serviks.







IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) 
Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat 3%-5% ke leher rahim, kemudian mengamati apakah ada perubahan warna, misalnya muncul bercak putih. Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi pada serviks dan harus dilakukan pemeriksaaan lanjutan.



Kolposkopi
Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan hasil pap smear yang abnormal.
Pemeriksaan dengan kolposkop, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran untuk melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi meliputi vulva dan vagina.
Prosedurnya sama dengan pap smear, tenaga medis dapat melihat lebih dekat dengan alat kolposkop sehingga dapat memberikan saran pengobatan atau terapi atau tindak lanjut apa yang perlu dilakukan.

Biopsi
Pengambilan contoh jaringan (biopsi) kadang perlu dilakukan untuk diagnosa lebih lanjut, atau kadang serviks yang abnormal justru diterapi saat biopsi.
Apabila Anda merasa khawatir atau membutuhkan informasi lain, konsultasikan kepada Dokter atau pusat pelayanan kesehatan untuk informasi lebih lanjut.

Thin prep 
Merupakan metode berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya mengambil sebagian sel dari leher rahim, sedangkan thin prep memeriksa seluruh bagian serviks. Sampel yang diambil dari leher rahim dimasukkan ke dalam vial / botol yang berisi cairan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Di lab, sampel tersebut dijadikan slide dan diberi pewarna khusus agar lebih jelas. Membran khusus digunakan untuk membuat preparat dengan irisan tipis, yang akan memperlihatkan infeksi atau jaringan abnormal. Tingkat akurasi metode ini hampir mencapai 100%.

Teknologi Hybrid Capture II System (HCII)

Stadium Kanker Serviks
International of Gynecology and Obstetrics (FIGO) staging system digunakan untuk evaluasi dan diagnosis dari kanker leher rahim berdasarkan gejala yang terjadi.

Stadium berdasarkan FIGO :
Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim (serviks)
  • Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik (menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm
  • Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan lebar 7 mm atau kurang
  • Stadim IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan lebar 7 mm atau kurang
  • Stadium IB. Tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan lebar 7 mm
  • Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang
  • Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm
Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai dinding panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.
  • Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina
  • Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping panggul
Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3 vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker yang menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal
  • Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak meluas sampai dinding panggul
  • Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menyebabkan gangguan berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal
Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas melampaui panggul
  • Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung kemih atau rectum
  • Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang jauh
Sumber : dari sini
Sumber : dari sini
Terapi
Penanganan dan pengobatan kanker serviks tergantung pada pemeriksaan klinis oleh dokter. Penentuan stadium dan besarnya kanker, juga gejala-gejala yang menyertai akan menentukan jenis penanganan terbaik terhadap kasus tersebut.
Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium kanker serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas) dalam tata laksana kanker serviks antara lain: (16)
  • Tindakan bedah (surgical treatment).
  • Radioterapi
  • Kemoterapi
  • Terapi paliatif (supportive care) yang lebih difokuskan pada peningkatan kualitas hidup pasien. Contohnya: makan makanan yang mengandung nutrisi, pengontrol sakit (pain control).
Jika Anda sudah dideteksi menderita kanker serviks, jangan khawatir. Sekarang ini sudah ada sejumlah metode untuk mengobati kanker serviks. Pada stadium awal, pengobatan kanker serviks dilakukan dengan cara menyingkirkan bagian yang sudah terkena kanker. Misalnya dengan pembedahan listrik, laser atau cyrosurgery (membekukan dan membuang jaringan abnormal).
Untuk pengobatan kanker serviks stadium lanjut, dilakukan terapi kemoterapi dan radioterapi. Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

Pencegahan
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
1. Menjauhi/mencegah faktor resiko
2. Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
3. Vaksinasi HPV
  • Vaksinasi dapat diberikan mulai remaja putri berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual. 
  • Vaksinasi diberikan sebanyak tiga kali: Bulan 0, 1 atau 2, dan bulan 6.

No comments:

Post a Comment