Sunday, September 21, 2008

Bebas Kanker dengan Tahajjud

Sholat Tahajud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Salah satu shalat sunnah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker. Tidak percaya ? “Cobalah anda rajin-rajin sholat tahajjud. Jika anda melakukannya secara rutin, benar, khusuk dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker”.

Selama ini sholat tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah sholat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ihlas, secara medis sholat itu menumbuhkan respon ketahanan tubuh (imonologi) khususnya pada imonologibin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggung masalah yang dihadapi (coping).
Sholat tahajjud yang dimaksudkan bukan sekedar menggugurkan status sholat yang muakkad (Sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusukan dan keikhlasan. Selama ini, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormone kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24:00- normalnya antara 69-345 nmol/liter. Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu juga sebaliknya.
Ada satu penelitian terhadap 41 responden SMU. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama dua bulat. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahajjud selama dua bulan. Sholat dimulai pukul 02.00-03.30 sebanyak 11* rakaat, masing-masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormone kortisol mereka diukur di laboratorium. Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajjud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil.
Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi control kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efektif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress. Orang yang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan emiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.

No comments:

Post a Comment