Saturday, June 6, 2009

Masalah Ngompol Pada Anak

Ngompol/ Bedwetting biasa terjadi pada anak-anak, tapi jangan terus menjadi kebiasaan.
Pada umumnya anak mulai berhenti ngompol pada usia 2,5 tahun. Awalnya berhenti ngompol disiang hari, kemudian berangsur berhenti di malam hari.
Pada usia 5 tahun, sekitar 10-15% anak ngompol paling tidak satu kali dalam seminggu. Usia 6-7 tahun diperkirakan ada 5-10%, dan masih ada yang ngompol hingga usia 15 tahun.
Fakta lain anak laki-laki lebih lama berhenti ngompol dari pada anak perempuan. Dan kebanyakan anak ngompol di malam hari (Enuresis Nokturnal), hanya sedikit yang siang hari atau siang dan malam.


Kok Bisa Ngompol ?

Selain karena tidak “pipis” sebelum tidur, berikut ini alas an si kecil ngompol :

Keturunan
Kalau salah satu orang tua ngompol di masa kecilnya, maka 44% anak berisiko ngompol. Bila kedua orang tua ngompol risiko meningkat 77%. Kalau kedua orang tuany tidak memiliki riwayat ngompol risikonya hanya 15%.

Hormon Vasopresin
Produksi Hormon Vasopresin atau Antidiuretic Hormon (ADH) pada anak di bawah 10 tahun secara normal memang tidak sebanyak mereka yang di atas 10 tahun. Karena itu balita sudah sewajarnya lebih sering ngompol. Ginjal tidak memperoleh sinyal untuk memproduksi urin dalam jumlah sedikit (fungsi Hormon ADH). Ketika urin yang diproduksi banyak dan si kecil tidak terbangun, maka dia akan ngompol.

Tidur Lelap
Anak yang tidur amat lelap juga lebih mungkin ngompol dibanding anak yang mudah terjaga. Terlebih lagi pada anak laki-laki. (Aktivitas anak laki-laki biasanya lebih banyak, sehingga tidurnya lebih lelap karena rasa lelah).

Gangguan Anatomi
Gangguan anatomi hanya 1% sebagai penyebab terjadinya ngompol. Memang kenyataannya kandung kemih pada anak yang ngompol lebih kecil daripada anak-anak yang normal.

Perkembangan Sistem Syaraf Terhambat
Kemampuan mengontrol buang air kecil adalah salah satu perkembangan system saraf. Pada anak yang masih mengompol, ada gangguan perkembangan saraf tertentu sehingga saat anak terlelap, ada ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirim kandung kencing yang sudah penuh.
Tapi jangan khawatir, pada anak ngompol, proses perkembangan ini normal. Hanya saja sedikit terlambat. Teori in dikemukakan karena ‘anak ngompol’ sering disertai juga dengan kelakuan gerakan motorik kasar atau halus, gangguan persepsidan bicara dibanding anak normal.

Agar Berhenti Ngompol
Memasang perlak atau popok sekali pakai memang cara mudah mengatasi ngompol. Tapi, dengan cara ini anak jadi merasa kalau dia tidak perlu berlatih mengatur buang air kecil.
Malah merepotkan jadinya kan ? Cobalah beberapa tips berikut ini untuk mengatasi kebiasaan ngompol si kecil…

Merangsang Dengan Hadiah
Memberitahu terus menerus dan memarahi bukan pemecahan masalah yangbaik. Anak justru bias stress dan malah ngompol.
Salah satu solusinya rangsang dengan hadiah. Misalnya, jika 1 hari tidak ngompol beri stiker kecil, tiga hari berturut-turut tidak ngompol, bonus stiker yang lebih menarik, begitu seterusnya ditingkatkan sampai anak tidak ngompol.

Minum Dan Buang Air Kecil Teratur
Anak usia sekolah sering menunda makan-minum hingga sekolah usai. Akibatnya anak tidak buang air kecil dari pagi hingga siang, risiko ngompol meningkat pada malam harinya.
Cukup banyak kasus sembuh dan membaik hanya dengan pola minum teratur dan buang air kecil berkala di siang hari.

Membangunkan Di Malam Hari
Menjelang waktu ngompol (biasanya anak tampak gelisah tidurnya), coba angkat anak ke toilet dan ajak buang air kecil. Awalnya mungkin sulit, dan anak tidak akan terjaga sepenuhnya. Tapi beberapa hari/minggu kemudian dia akan mudah terjaga saat dibangunkan. Ini bermanfaat untuk mengurangi frekuensi ngompol.

Membersihkan Tempat Tidur Sendiri
Membersihkan tempat tidur sendiri bisa membantu anak menghentikan kebiasaan ngompol. Latihan ini juga termasuk memakai alarm untuk bangun pagi, latihan bangun berkala di waktu malam, dan memasang alarm lagi. Meski tampak repot, namun jika disertai motivasi dan sikap saying, konon keberhasilannya 80%.

Hipnoterapi
Anak disugesti untuk bangun bila ingin buang air kecil, tempat tidurnya akan kering di pagi hari, dan kandung kemihnya akan mampu menahan kencing. Terapi ini tingkat keberhasilannya 60-70%.

Akupuntur
Beberapa penelitian terutama dari negeri Cina menyarankan akupuntur dengan keberhasilan sampai 73% dengan 10-49 sesi.

Enuresis Alarm
Enuresis Alarm merupakan system alarm dengan lonceng dan sensor yang dipasang pada pakaian tidur atau celana dalam anak. Bila anak ngompol dan urin membasahi sensor maka alarm akan berbunyi.
Alarm berguna meningkatkan refleks menahan buang air kecil dan meningkatkan kapasitas kandung kemih. Metode ini sangat efektif dengan respon bebas ngompol 14-21 hari sebesar 60-80%.
Dibutuhkan waktu sekitar 6-8 minggu untuk menilai efektivitasnya. Kekurangannya, anak terkadang tidak bangun meski alarm sudah berbunyi dan membangunkan orang seisi rumah. Alaram bisa tidak bunyi bila anak lupa menyalaknnya kembali atau alarm berbunyi hanya karena anak berkeringat.
Selain itu keberhasilannya akan menurun bila orang tua kurang toleran, anak tidak punya motivasi, dan bila kapasitas kandung kemih kecil. Seringkali metode ini dikombinasikan dengan terapi perilaku lainnya.


Ngompol Pengaruhi Kecerdasan Anak

Dalam sebuah studi ditemukan bahwa anak yang sering ngompol saat tidur malam meraih nilai rendah dalam beberapa pengukuran kinerja kognitif, dibandingkan anak yang tidak ngompol. Fungsi kognitif mencakup kemampuan berfikir seperti kecerdasan, memori jangka pendek dan rentang perhatian.
Dr. Chung Kwong Yeung, pimpinan bagian Bedah dan Urologi anak di Chinese University, Hongkong serta rekan-rekannyamencatat perubahan fungsi kognitif pada 95 anak yang punya masalah ngompol malam.
Peneliti juga menguji 46 anak sebaya tanpa kondisi ngompol. Hampir semua anak dievaluasi selama 2 tahun, menggunakan tes kognitif selama 2 tahun.
Dr. Yeung mengatakan sejumlah studi menunjukkan anak yang ngompol memiliki kualitas tidur yang buruk, tidur mereka cengerung terganggu dan tidak dapat tidur nyenyak. Anak-anak ini juga sulit bangun.
Kehilangan waktu tidur diketahui memiliki dampak negative pada fungsi kognitif di siang hari. Namun selama ini belum ada studi yang membandingkan kemampuan kognitif anak yang ngompol dan tidak ngompol.
Dalam penelitian, anak yang ngompol lima kali seminggu tampak memiliki kecerdasan yang rendah dalam tes kecerdasan, rentang perhatian dan memori pendek. Anank-anak yang memiliki masalah ngompol kronis juga memiliki daya ingat dan memori jangka panjang yang lebih buruk, serta kecepatan belajar dan reaksi yang lebih lambat.
Namun selalu ada harapan baru untuk orang tua. Setelah menjalani pelatihan kandung kemih dan perawatn selama 6 bulan diserta obat, semua fungsi kognitif anak yang diteliti meningkat secara signifikan.

Kapan Harus Dibawa ke Dokter ?
Menurut Dr. John Pillinger MB Chc DRCOG, spesialis kesehatan pria, urologi, dan obat pernapasan, dalam kondisi ngompol yang berikut ini sebaiknya anak di bawa ke dokter :
  • Kalau usia anak lebih dari enam tahun ia masih ngompol dengan rutin, frekuensinya tidak berkurang sejak saat dia masih kecil.
  • Kalau si kecil tiba-tiba ngompol di kasur padahal sebelumnya ia tidak pernah ngompol.
  • Kalau bau pipis si kecil sangat menyengat, apalagi diserta keluhan rasa sakit usai ngompol atau bangun tidur.
  • Kalau anak sengaja ngompol, pipis di celana sepanjang hari.
  • Kalau frekuensi ngompolnya lebih sering dari biasanya pada siang maupun malam hari.
  • Kalau si kecil mengalami konstipasi (sembelit) atau malah buang air besar di celana.(diadaptasi dari tabloid Nyata)

No comments:

Post a Comment