Friday, July 17, 2009

Isoniazid (INH)

Isoniazid (INH) [ Index Informasi Obat ]
Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : Sinonim : INH; Isonicotinic Acid Hydrazid
- Sifat Fisikokimia : Isoniazid merupakan kristal putih, atau serbuk kristalin putih dan mempunyai kelarutan 125 mg/ml dalam air dan 20 mg/ml dalam alkohol pada suhu 25°C. Isoniazid oral dalam perdagangan merupakan sediaan tunggal, kombinasi tetap dengan rifampisin dan kombinasi tetap dengan rifampisin dan pirazinamid
- Keterangan : Isoniazid adalah suatu sintetik, derivat asam isonikotinik

Golongan/Kelas Terapi
Anti Infeksi

Nama Dagang
- Beniazid - Decadoxin - Decadoxin Forte - INH 400 Ciba
- INH Ciba - Inoxin Forte - Pehadoxin - Pehadoxin Forte
- Pulmolin - Pyravit - Pyrifort - Suprazid
- Suprazid Forte - INH (Generik)

Indikasi

Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Oral (bentuk injeksi dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan sedían oral maupun karena masalah absorbsi)

Bayi dan anak-anak :

Pengobatan pada LTBI (latent TB infection) : 10 – 20 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari) atau 20 – 40 mg/kg (maksimal 900 mg/ dosis) dua kali seminggu selama 9 bulan

Pengobatan infeksi TB aktif :

Terapi harian 10 – 15 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari)

Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 20 – 30 mg/kg (maksimal 900 mg)

Dewasa :

Pengobatan pada LTBI (latent TB infection) : 300 mg/hari atau 900 mg dua kali seminggu selama 6-9 bulan pada pasien yang tidak menderita HIV (terapi 9 bulan optimal, terapi 6 bulan berkaitan dengan penurunan biaya terapi) dan 9 bulan pada pasien yang Pengobatan infeksi TB aktif : Terapi harian 5 mg/kg/hari diberikan setiap hari (dosis lazim : 300 mg/hari); 10 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi pada pasien dengan penyakit yang telah menyebar. Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 5 mg/kg (maksimal 900 mg); terapi 3 kali/minggu : 15 mg/kg (maksimal 900 mg)

Farmakologi

Absorpsi : cepat dan lengkap; kecepatan absorpsi dapat berkurang dengan adanya makanan

Distribusi : terdistribusi pada semua jaringan tubuh dan cairan tubuh termasuk cairan serebrospinal; menembus plasenta; masuk ke dalam air susu

Ikatan protein : 10%-50%

Metabolisme : Melalui hati dengan penurunan kecepatan metabolisme tergantung pada tipe asetilator

T½ eliminasi : asetilator cepat : 30-100 menit ; asetilator lambat : 2-5 jam; terjadi perpanjangan pada pasien dengan kerusakan hati dan ginjal yang berat

Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: 1- 2 jam

Ekskresi : urin ( 75% sampai 95%); melalui feses dan saliva

Rentang terapeutik : 1-7 mcg/ml (SI : 7-51 µmol/L); Toxic ; 20-710 mcg/mL (SI: 146-5176 µmol/L).

Stabilitas Penyimpanan

Lindungi sedíaan oral dari cahaya, udara dan panas yang berlebihan . Isoniazid tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,kedap cahaya pada temperatur kurang dari 40°C, lebih baik antara 15 - 30°C

Tablet yang mengandung kombinasi tetap rifampin, isoniazid dan pyrazinamid harus dilindungi dari kelembaban yang berlebihan dan disimpan pada suhu 15 - 30°C

Kontraindikasi

Drug induced liver disease (obat dapat menginduksi timbulnya penyakit hati). Hipersensitivitas terhadap isoniazid atau komponen lain dalam sediaan ; penyakit hati akut, riwayat kerusakan hati selama terapi dengan isoniazid

Efek Samping

Mual, muntah, konstipasi; neuritis perifer dengan dosis tinggi (diperlukan profilaksis piridoksin), neuritis optik, konvulsi,episode psikosis, vertigo; reaksi hipersensitivitas termasuk demam, eritema multiforma, purpura; gangguan darah termasuk agranulositosis, anemia haemolitik, anemia aplastik; hepatitis (terutama umur diatas 35 tahun); syndrom like-systemic lupus erythematosus, pellagra, hyper reflexia, hiperglikemia dan dilaporkan ginekomastia

Interaksi


- Dengan Obat Lain :

Efek sitokrom P450: substrat CYP2E1 (major); Menghambat CYP1A2 (lemah), 2A6 (sedang) , 2C8/9 (sedang) , 2C19 (kuat) , 2 D6 (sedang), 2E1 (sedang), 3A4 (kuat) ; induksi CYP2E1 (sesudah dihentikan)

Meningkatkan efek/toksisitas : penggunaan bersama disulfiram menyebabkan reaksi intoleransi akut. Isoniazid dapat meningkatkan kadar/efek amiodaron, ampfetamin, benzodiazepin, beta-blocker, calcium channel blocker, citalopram, deksmedetomidin, Meningkatkan efek/toksisitas : penggunaan bersama disulfiram menyebabkan reaksi intoleransi akut. Isoniazid dapat meningkatkan kadar/efek amiodaron, ampfetamin, benzodiazepin, beta-blocker, calcium channel blocker, citalopram, deksmedetomidin, antidepresan trisiklik,trimetadon,venlafaxin.Warfarin dan substrat dari CYP2A6,2C8/9,2C19, 2D6,2E1 , atau 3A4. Benzodiazepin tertentu (midazolam dan triazolam), cisaprid, alkaloid ergot, HMG-CoA reduktase inhibitor tertentu (lovastatin dan simvastatin), dan pimozide biasanya kontraindikasi dengan inhibitor CYP3A4 kuat. Mesoridazine dan thioridazine biasanya kontraindikasi dengan inhibitor CYP2D6 kuat. Jika digunakan dengan inhibitor CYP3A4 kuat, diperlukan penyesuaian dosis untuk sildenafil dan inhibitor PDE-5 yang lain.

Menurunkan efek: efek/kadar isoniazid diturunkan oleh garam aluminium atau antasida. Isoniasid dapat menurunkan efek/kadar subsrat prodrug CYP2D6 (seperti kodein, hidrokodone, oksikodon, tramadol)


- Dengan Makanan : Harus digunakan satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan pada keadaan lambung kosong; peningkatan asupan makanan yang mengandung folat, niasin, magnesium. Tidak diperlukan pembatasan makanan yang mengandung tyramin.


Pengaruh


- Terhadap Kehamilan : Tidak diketahui apakah berbahaya bagi janin. Faktor risiko : C. Isoniazid menyebabkan embriosidal pada percobaan dengan hewan; efek teratogenik tidak ditemukan. Isoniasid menembus plasenta manusia. Karena resiko tuberkulosis terhadap fetus, maka pengobatan direkomendasikan bila si ibu menderita penyakit dengan kategori sedang hingga berat.


- Terhadap Ibu Menyusui : Isoniazid terdistribusi ke dalam air susu ibu.


- Terhadap Anak-anak : -


- Terhadap Hasil Laboratorium : Interaksi tes laboratorium dengan isoniazid: terjadi reaksi positif palsu pada pemeriksaan glukosa urin dengan Clinitest®


Parameter Monitoring

Tes fungsi hati, kultur sputum

Bentuk Sediaan

Tablet, Sirup

Peringatan

Kerusakan hati; kerusakan ginjal; status asetilator lambat ( meningkatkan risiko efek samping); epilepsi; riwayat psikosis; ketergantungan alkohol, malnutrisi, diabetes melitus, infeksi HIV (resiko neuritis perifer) ; kehamilan dan menyusui ; porfiria. Gangguan hati : pasien atau keluarganya harus diberitahu bagaimana mengenal tanda-tanda gangguan hati dan disarankan untuk menghentikan pengobatan serta segera memeriksakan diri jika muncul gejala yang menetap seperti mual, muntah, malaise atau jaundice (penyakit kuning).

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

AAP merekomendasikan suplemen piridoksin (1-2 mg/kg/hari) harus diberikan pada pasien malnutrisi, anak-anak dan dewasa yang kurang asupan makanan seperti daging dan susu, bayi yang sedang menyusui untuk mencegah neuropati perifer; pemberian sirup isoniazid dikaitkan dengan timbulnya diare.

Informasi Pasien

Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker.

Gunakan pada saat lambung kosong, sedikitnya 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Jika perlu, gunakan obat ini bersama makanan untuk menurunkan rasa tidak enak pada lambung

Pasien tidak boleh lupa minum obat, jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter

Ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan obat hingga pengobatan selesai akan mengakibatkan kegagalan terapi dan meningkatkan risiko memburuknya kesehatan.

Minimalisasi penggunaan alkohol. Alkohol dapat meningkatkan resiko hepatitis.

Segera memeriksakan diri ke dokter bila timbul lemah yg berkepanjangan,atau demam lebih dari 3 hari, nafsu makan berkurang,mual, muntah, warna kuning pada kulit dan mata, urin berwarna gelap,ruam, mati rasa atau terjadi rasa gatal pada kaki dan tangan.

Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter.

Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini.

Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat.

Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat.

Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan .

Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker

Mekanisme Aksi

Tidak diketahui, namun diperkirakan terjadi penghambatan sintesis asam mikolat yang menyebabkan kerusakan dinding sel bakteri

Monitoring Penggunaan Obat

Tes fungsi hati secara periodik;kultur sputum dilakukan tiap bulan (hingga diperoleh hasil 2 kali kultur negatif) ; monitoring tanda-tanda prodromal hepatitis.

Daftar Pustaka

BNF 50

AHFS Drug Information 2005

MIMS Indonesia 2006/2007

Drug Fact & Comparisons 2003

Drug Information Handboo

No comments:

Post a Comment