Monday, July 20, 2009

OBAT PENCERNAAN

Obat pencernaan atau obat yang bekerja pada sistem gastrointestina dan hepatobiliar terbagi dari 8 kategori besar yaitu :

  1. Obat pencernaan jenis antasida (obat maag) dan antiulserasi
  2. Obat pencernaan jenis regular GIT, antiflatulen (obat kembung) dan anti inflamasi
  3. Obat pencernaan jenis antispasmodik
  4. Obat diare (obat sakit perut)
  5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit)
  6. Obat pencernaan jenis digestan
  7. Obat pencernaan jenis kolagogum, kolelitolitik da hepati protektor
  8. Obat pencernaan untuk hemoroid

Sistem Pencernaan

Untuk mengetahui permasalaham pencernaan dan memilih obat yang tepat kita perlu mengenal juga sistem pencernaan kita. Adapun sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:

  • menerima makanan
  • memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
  • menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
  • membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Jenis-Jenis Obat Pencernaan

  1. Obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi
    Biasanya obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi untuk mengobati ulkus/luka/tukak yang terjadi pada pada saluran cerna seperti :
    • Ulkus duodenalis/ulkus duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat dibawah lambung.

    • Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung. Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.

    • Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus esofagealis. Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.

    • Juga hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam lambung oleh penyakit ( sindroma Zolinger Ellison, mastositosis sistemik).

  2. Obat pencernaan jenis regular GIT , antifatulen dan anti inflamasi
    Regular GIT (gastrointestinal) adalah obat pencernaan ditujukan untuk menghentikan gangguan motilitas/pergerakan dari gastro intestinal. Antiflatulen adalah obat mengatasi gas yang berlebihan pada sistem pencernaan seperti pada meteorisme.Obat pencernaan jenis ini juga biasanya digunakan unutk mengatasi mual atau muntah.

  3. Obat pencernaan jenis antispasmodik
    Obat pencernaan jenis ini digunakan unutk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya.

  4. Obat diare (obat sakit perut)
    Obat pencernaan jenis ini diunakan untuk diare non spesifik artinya diareyang tidak dikethaui penyebabnya. Jika sudah diketahui penyebabnya misalnya bakteri digunakan antibiotik.

  5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit)
    Obat pencernaan jenis ini digunakan pada masalah sembelit atau sulit bang air besar dengan cara melembekkan feses atau merangsang untk melakukan defikasi.

  6. Obat pencernaan jenis digestan
    Obat pencernaan jenis ini biasanya berisi enzim-enzim atau campurannya yang berguna untuk memperbaiki fungsi pencernaan.

  7. Obat pencernaan jenis kolagogum, kolelitolitik dan hepati protektor
    Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.

  8. Obat pencernaan untuk hemoroid
    Obat pencernaan golongan ini untuk permasalahan pada anus yaitu hemoroid/wasir atau luka.

Untuk pemilihan obat pencernaan yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter .

Sumber: Medicastore.com

No comments:

Post a Comment