Friday, July 4, 2008

Jaga Kebersihan Genital

BANYAK beredar mitos yang menghubungkan antara nanas dan timbulnya keputihan. Biasanya dikatakan, wanita jangan terlalu banyak makan nanas, karena akan keputihan. Sebenarnya mitos yang demikian itu tidak benar adanya.

Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG (K) mengungkap, mitos yang hampir banyak dipercaya para wanita itu tidak benar. "Justru nanas mempunyai kandungan vitamin C yang sangat tinggi, sehingga tidak mungkin akan menimbulkan keputihan jika kita memakannya," ungkapnya.

Hal senada disampaikan dr Boy Abidin, SpOG. Dia mengatakan, makanan tidak berpengaruh terhadap timbulnya keputihan. Akan tetapi, disarankan untuk menghindari makanan yang menyebabkan terjadinya obesitas pada seorang wanita.

"Dari adanya obesitas, akan terjadi timbunan-timbunan lemak pada tubuh, sehingga dapat memperbesar penyebab timbulnya keputihan," tuturnya.

Penyakit keputihan sebenarnya dapat dicegah. Disarankan agar menjaga area genital tetap kering dan bersih. Kebanyakan kasus keputihan didiagnosis dan diobati sendiri oleh penderita (self-diagnose and treatment). Sebab, banyak wanita merasa malu mengutarakan penyakitnya atau beranggapan bahwa keputihan merupakan hal yang wajar dan tidak perlu diobati.

"Mereka belum menyadari bahwa keputihan bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang lebih berat. Penyakit perempuan ini tidak hanya terjadi pada mereka yang sudah menikah, tetapi juga pada mereka yang belum menikah, khususnya mereka yang sudah mengalami haid," ujar Dwiana.

Banyak tawaran penyembuhan keputihan dengan obat yang dijual bebas di pasaran. Tetapi beberapa pengobatan tersebut tidak diketahui efek samping dengan pasti. "Hendaknya apabila terjadi keputihan yang tidak normal, segera konsultasikan ke dokter, karena hanya untuk pengobatan keputihan fisiologis saja yang bisa diobati dengan cara sederhana," jelas Dwiana.

Selain konsultasi dengan dokter, penyakit itu perlu dikomunikasikan dengan pasangan terutama jika sudah menikah. "Konseling pada penderita dan pasangan umumnya keberhasilan terapi berkaitan dengan pasangan," terangnya.

Obat yang diresepkan oleh dokter terdiri atas intravaginal yang tidak dapat digunakan untuk wanita yang masih lajang. Sementara itu, salep biasanya menimbulkan lengket dan hanya menghilangkan jamur yang ada di permukaan vagina saja.

Salah satu obat yang praktis dengan efektivitas setara dengan yang intravaginal bisa diperoleh dari kapsul Fluconazole yang diproduksi PT Pfizer Indonesia. Fluconazole terbukti memiliki efektivitas dan keamanan untuk mengatasi kasus keputihan akibat jamur.

Sumber : http://lifestyle.okezone.com

No comments:

Post a Comment